00.01. Niskala

83 33 254
                                    

"Selamat pagi dunia!"

"Tetap tersenyum Cherly, walau masalah terus dateng!" Senyuman lebar melengkung di bibirnya.

Kaki mungilnya melangkah keluar dari kamar, dengan segara ia menuju sang ibunda kemudian memeluknya dari belakang.

"Pagi, Ma."

"Pagi juga, Cherly."

Cherly Azalea Padma, perempuan cantik dengan lesung pipit di wajahnya membuat ia semakin mempesona.

"Sayang, kamu mandi abis itu makan terus berangkat sekolah," ujar mama Cherly yang diketahui bernama Malaka Padma.

Cherly mengangguk patuh seraya memberi hormat pada mamanya. "Siap Mama, ku, sayang!"

"Aku gak lihat Papa, Ma. Papa di mana?" tanya Cherly seketika membuat senyum Mala pudar.

"Papa ada tugas di luar kota, sayang." Mala menjawab lembut.

"Again?" Cherly terdiam. "Papa gak pernah bilang mau ke luar kota, tiba-tiba pergi aja. Kita juga jarang ngabisin waktu sama Papa, Ma."

Mala terdiam lama, "kamu siap-siap, nanti Mama yang antar."

***

"Sebelum ke sekolah kamu, antar Reta dulu."

"Gak," laki-laki ini menolak jelas.

"Berani ngebantah kamu?"

"Ma, udah! Reta bisa pergi ke sekolah sendiri, biasanya juga Reta naik mobil jemputan. Lagian arah sekolah Reta sama Bang Kala beda." Amreta Tisna-perempuan ini angkat bicara.

"Ini udah jam 7, nanti kamu bisa telat, Reta." Rani Grahita-ibu dari dua anak berbeda jenis kelamin ini berujar kembali.

Niskala Harsa-laki-laki itu tampak tidak suka jika ia harus mengantarkan Reta, sang adik terlebih dahulu.

"Reta juga gak mau, gak usah dipaksa gitu," ketus Niskala.

"Gak usah ketus sama adik kamu, Niskala!" Angkara Wisnu Ganesha selaku kepala keluarga membentak sang putra.

"Pulang sekolah langsung ke rumah, gak usah keluyuran gak jelas. Kalau mau keluar ajak Reta sesekali," ujar Rani pada Niskala.

"Dih?" Niskala bergumam pelan.

Tidak memerlukan banyak waktu, laki-laki ini beranjak dari duduknya. "Berangkat."

"Tunggu, Reta masih makan," balas Angkara.

"Gue bilang nggak ya nggak!" sentak Niskala emosi.

"Niskala Harsa!" Angkara membentak Niskala kembali.

Plak!

"Berani kamu ngomong gitu sama orang tua kamu sendiri, hah? Etika dan sopan santun mu mana?!" murka Rani.

"Mama udah!" teriak Reta ketakutan.

"Jangan kayak anak kecil, Reta sama kita udah dari lama-"

"Dia cuma anak pungut," ujar Niskala penuh penekanan.

Bugh

Satu bogeman telah Niskala terima dari sang ayah kandung.

"Kami menyekolahkan kamu agar punya sopan santun, bicara dengan baik dan benar bukan malah seperti ini!" hardik Angkara.

"Pulang sekolah Papa kasih hukuman kamu biar jera," tukasnya.

"Ya, duluan Tuan saya akan telat jika terus meladeni anda." Niskala pamit, lalu ia berlari menuju garasi kemudian mengeluarkan motor kawasaki ninja miliknya yang diberi nama Moi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cherly NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang