Nyatanya sudah hampir setahun lebih, Anak kocak itu tak sepenuhnya lagi menjahiliku, tidak ada kata kata manis dan gombalan lagi, dia juga mulai jarang memegang twitternya. Aku kira dia akan menutup akunnya lagi, ternyata tidak. Faktanya seorang Harry Styles tetap berda di sudut hati.
"Goldie!" seru seseorang.
Aku berbalik, mendapat salah satu temanku sedang menyimpan tasnya di samping mejaku. Perempuan itu memperbaiki ritme bernafasnya beberapa detik, Hana anak perempuan yang sering masuk set delapan itu mulai menatapku dengan sebal.
"Absen setelah kamu nulis nama sendiri di daftar anak yang ikut upacara mewakili sekolah?" cerca Hana.
Cengiran andalanku mulai ku perlihatkan, "Kasur menolak untuk ditinggalkan, Han." ucapku.
Hana mulai membenamkan dirinya di meja miliknya, "Kamu bener bener rugi tau gak!" Perempuan itu kemudian menatapku bahwa aku melewatkan sesuatu yang berharga.
"Banyak yang gak sekolah juga kan? Aku juga gak butuh makanan cuma cuma kok di rumah udah dimasakin yang enak enaaakk." ungkapku.
"Bukan makanan gratis! ini lebih dari makanan gratis!"
Aku mulai merasa Hana hanya akan mempermainkanku saja, jadi dengan malas malasan aku juga mulai meletakkan kepalaku di meja dan membungkusnya dengan kedua lengan.
"Apa?" Tanyaku.
Hana tertawa, "Kamu bakalan tercengang, Goldie!"
"Hm"
"Harry mencarimu di upacara hari sabtu."
Jantungku, berdegup terlalu cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direct Message ⇢ styles
FanfictionHarry Styles, anak laki laki yang sama sekali tidak dimengerti jalan pikirnya dan juga hati yang entah disembunyikan di mana. Mendobrak pintu menuju Goldie dengan semaunya, dengan kekacawan yang ia perbuat melalui akun twitternya, tanpa ada yang tah...