03. Dunia Harsa

584 97 34
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

---
Bunda aja capek berurusan sama Harsa, apalagi kamu.
---

“A, jangan main game dulu atuh, bantuin Bunda angkatin jemuran. Udah mau hujan ini,” pinta bunda pada Harsa yang tengah asik dengan game di ponselnya. Bahkan ia belum mengganti baju seragamnya.

Sepulang sekolah tadi, untung saja belum hujan. Jadi, Beti masih aman dan kinclong.

“Iya, bun,” jawab Harsa segera bangkit dari tempat duduknya.

“Abis itu seragam langsung ganti, besok mau dipakai lagi. Nanti kotor!”

“Iya bundaku yang cantik jelitaaaa.”

Harsa nyengir sebelum mengambil keranjang untuk tempat baju-baju yang sudah dijemur. Lalu ia pergi ke halaman belakang, tempat di mana bunda menjemur semua pakaian.

Baru saja Harsa melepas jepitan baju yang masih menempel di jemuran, hujan tiba-tiba turun deras, seolah-olah datang tanpa peringatan. Harsa yang tak siap pun panik, dengan cepat mengumpulkan baju-baju yang sudah kering, namun hujan begitu cepat mengguyur, membuat segala usaha itu sia-sia.

Sekarang, mereka berdua -Harsa dan bunda-duduk di dapur, memandangi deretan baju yang kini kembali basah kuyup, digantung dengan harapan, meski basah, setidaknya bisa tetap mengering.

Harsa berjongkok, meremas rambutnya, wajahnya dipenuhi rasa bersalah. “Maaf ya, Bun... Aa kelambatan, kayaknya...” ujarnya dengan nada menyesal.

Bunda tersenyum lembut, meski matanya sedikit terpejam karena lelah. “Gak apa-apa kok, hujan juga datangnya tiba-tiba, gak ada yang bisa nebak.”

Harsa menatap seragam sekolah Jiel yang tergantung di sisi jemuran dekat pintu dapur, terlihat sedikit khawatir. “Tapi nanti, seragam Jiel buat besok gimana, Bun?”

Bunda menyentuh bahu Harsa dengan lembut, “Tenang aja, kalau sudah kering, mau bunda langsung setrika.”

Harsa hanya mengangguk, meski hatinya masih merasa tidak enak. Namun, tatapan hangat bunda memberinya rasa tenang.

Harsa itu anak sulung dari 5 bersaudara. Banyak? Iya, memang banyak. Adiknya ada 4 dan cowok semua. Ada Azriel Darma Pangestu yang biasa dipanggil Jiel, adiknya yang nomor 2 itu kelas 1 SMP. Kemudian ada Bagas Sanjaya dan Bagus Sanjaya, adik kembar tidak identik yang masih duduk di bangku kelas 4 SD. Dan yang terakhir si bungsu, Adjie Haguel Syaki balita yang masih berusia 3 tahun.

Pusing tidak kalau jadi Harsa? Pusing banget. Apalagi kalau si kembar lagi berantem dan bocah cilik merengek secara bersamaan. Bahkan Jiel adiknya yang paling besar juga suka menyulut emosinya. Tapi tentu saja bagi Harsa, yang lebih pusing itu bunda. Karena bunda merawat kelima anak laki-lakinya, termasuk dirinya.

Harsa | Lee Haechan [revisi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang