Bip! Bip! Bip! Bip!
"Halo?"
"Halo...Sir, kasus ini akan segera ditutup dua minggu lagi jika tidak ada kemajuan, pastinya divisi kita turun pamor, Ketua Jang sudah memberi mandat kepadaku, agar kau mau berkunjung ke ke kantor walau hanya satu kali, juga sudah ada partnermu disana...Sir halo? Sir, apa aku sedang berbicara dengan kepiting?"
Namjoon menjauhkan ponselnya, sangat tidak menyukai bila sedang menikmati liburan panjangnya, Park Jimin, junior dari kantor tempatnya bekerja, sedang antusias mengganggu kenyamanan liburnya.
Namjoon mendekatkan kembali ponsel pada daun telinga kanannya.
"Padahal kakek tua itu akan segera lengser, sikapnya masih sok mementingkan kepercayaan orang lain, ck."
"Memang, Ketua Jang akan segera purna tugas, ku yakin jabatan ketua akan diberikan kepadamu, kasus ini adalah kasus terakhir yang akan beliau tangani dan di antara 5 agen, mereka tak mampu lagi melanjutkan, ini saatnya kau kembali, Sir, kau sudah tahu ini bukanlah kasus pembunuhan seperti yang kau dalami, tapi kasus ini sungguh tidak berujung, kumohon, Sir."
"Hei, kau tahu, telingaku panas, sudah ya, kepiting menungguku."
"Sir! Tunggu sebentar—"
Pip!
"Huh ketua katanya? Intrik kotor." Telepon genggam lipat berwarna putih miliknya, terlempar asal ke arah meja tempat jus jeruknya bertengger. Namjoon tipe orang yang tak mau membuang waktu untuk sesuatu yang bukan urusannya, mereka seharusnya paham, bahwa Namjoon saat ini sedang menikmati libur panjangnya, bukan untuk menangani kasus juniornya yang tak kunjung usai.
Dibalik Namjoon menikmati segarnya jus jeruk. Saat ini. Seluruh sudut kota tempat Namjoon tinggal, sedang terpampang berita yang sama, yakni hilangnya batu Green Emerald, hilang dalam sekejap mata dari museum kota tempat dia tinggal. Bekerja hampir 12 tahun membuatnya hafal jika kasus yang telah dilempar untuknya adalah kasus yang tak bisa terpecahkan oleh juniornya. Kim Namjoon, bekerja sebagai Agen Dragon NIS (National Intelligence Service) menyandang agen khusus tier satu.
Namjoon bangkit dari kursi tempat ia merebahkan diri di pinggir pantai, ia menyambar mantel handuk yang tersampir di samping kursi, mengaitkannya tali mantel di depan lipatan perut kencangnya, lalu segera melangkah pergi kembali ke penginapan, "…baiklah, selamat tinggal jus jeruk."
.
.
.
Ruang Ketua Jang, adalah ruang yang digadang-gadang akan menjadi miliknya setelah sang ketua purna tugas satu bulan dari sekarang, bukannya tidak mau menerima, Namjoon hanya tidak sudi jika harus menggantikan dengan cara dipermainkan terlebih dahulu seperti sekarang ini.
Didalam ruang sudah penuh beberapa rekan kerjanya dan beberapa lagi Namjoon tak mengenalnya, yang katanya adalah ajudan presiden dan semoga pria kecil yang sedang asik memainkan ponsel disudut ruang bukanlah partner yang dikatakan Jimin sebelumnya.
Namjoon mengambil kursi kosong tepat didepan sang ajudan, lalu selang beberapa menit setelah Namjoon duduk tenang, sang ajudan berdiri seperti ingin menyampaikan sesuatu.
"Selamat pagi, tuan dan nyonya, saya Min Yoongi, ajudan dari Presiden Sihyuk. Ingin menyampaikan bahwa mulai hari ini, kami bersedia menyerahkan salah satu anggota kami untuk membantu dalam penanganan kasus hilangnya Green Emerald…"
Sepanjang celoteh sang ajudan, Namjoon menggulirkan matanya sepintas pada pemuda yang sedari tadi mengganggu sudut matanya, dilihat dari kostum pemuda itu sudah tidak mengenakan untuk dilihat, siapa juga yang akan datang ke kantor dengan hanya mengenakan kaos berlengan pendek, menutup setengah wajahnya dengan topi hitam dan apa-apaan itu, hanya memakai celana Jeans? Sungguh Namjoon membenci semua yang ia lihat pada pemuda itu.