Donghyuck menatap dirinya dicermin dengan perasaan berkecamuk namun juga bahagia. Senyum tipis tersungging dari bibir manisnya.
Donghyuck menghembuskan napasnya dengan pelan, dan memegang buket bunganya dengan erat.
"Kau masih memiliki waktu untuk membatalkan semuanya." Ayahnya berujar sambil menatap Donghyuck dari cermin di belakangnya. "Jika kau tidak menginginkannya kau tidak perlu memaksakan dirimu. Ayah bisa membantumu untuk kabur." Senyum tipis Donghyuck semakin lebar, lelaki itu menunjukkan pada sang ayah bahwa ia baik-baik saja dan menenangkan pria paruh baya itu.
"Ayah..." Donghyuck menyentuh lengan ayahnya yang berada dibahunya. "Aku baik-baik saja, dan aku menginginkan semua ini. Aku mencintai Jeno." Gumamnya.
Ayah ikut tersenyum melihat sang putra yang terlihat bahagia. "Jika begitu, ayah senang mendengarnya. Ayah selalu mengharapkan kebahagiaanmu dan Ariel. Dan apa pun yang terjadi kau masih bisa pulang pada ayah dan ibu, kami akan menerimamu dengan tangan terbuka."
"Terima kasih, ayah. Aku menyayangimu." Donghyuck memeluk ayahnya untuk yang terakhir kalinya.
"Bersiaplah, Hyuck. Sebentar lagi kau akan dipanggil." Renjun mengingatkan dari arah pintu.
Donghyuck kemudian menegakkan bahunya, dan berjalan menuju altar dengan menggandeng lengan ayahnya, perasaan gugup mulai melingkupi dirinya, tangannya tanpa sadar menggandeng lengan sang ayah dengan erat membuat ayahnya menepuk tangan itu, memberikan bisikan sebagai kalimat-kalimat dukungan untuk sang putra.
"Huh, aku gugup. Tentu saja ini adalah pernikahan pertamaku." Kekeh Donghyuck pada sang ayah.
Tetapi walaupun begitu Donghyuck tidak kehilangan senyum cerahnya.
Ia melihat ke sekelilingnya dan mendapati teman-temannya tengah tersenyum padanya. Renjun mengusap ujung matanya sambil mengangguk pada Donghyuck, dengan membisikkan "aku bangga padamu." Dan Jaemin tersenyum sambil mengacungkan jempol padanya.
Pesta pernikahan mereka tidak mengundang banyak orang, hanya ada beberapa teman dan keluarganya. Pesta serta pemberkatan itu terlihat sederhana dan sakral.
Donghyuck melihat kedua orang tua Mark, ia tersenyum pada mereka. Matanya menelisik ke segala arah tetapi ia tidak menemukan apa yang ia cari. Donghyuck tidak melihat pria itu. Lelaki itu tidak bisa menemukan Mark diantara para tamu undangannya.
Pria itu tidak datang. Dada Donghyuck terasa berat. Dan Mark membuat sudut hati Donghyuck berdenyut nyeri.
Donghyuck segera mengenyahkan pikiran buruknya dan kembali melihat ke depan, ia berjalan di antara kelopak bunga mawar yang telah ditebarkan Ariel sepanjang jalan menuju altar. Donghyuck kembali menarik napasnya dan berjalan dengan penuh keyakinan, berjalan menuju calon suaminya. Ia bisa melihat Jeno sedang berdiri menunggunya dan memberikan senyum terbaik padanya. Kedua matanya membentuk bulan sabit, tetapi Donghyuck masih bisa melihat genangan air mata dipelupuk matanya. Sambil mengusap ujung matanya, Jeno menatap Donghyuck dengan kagum, pria itu terlihat begitu tampan dengan senyum cerah yang menghiasi wajahnya. Donghyuck menatap mata teduh Jeno dengan bahagia dan membalas senyum pria itu tak kalah tulus.
Donghyuck melihat ke arah Ariel yang berdiri di belakang Jeno sambil memegang cincin pernikahan mereka, gaun putihnya terlihat indah melekat pada tubuh si gadis kecil yang cantik itu membuat Donghyuck rasanya ingin menangis.
Lee Jeno mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Donghyuck yang disambut oleh lelaki itu dengan senang hati.
"Kau terlihat sangat luar biasa." Bisik Jeno ditelinganya. Membuat Donghyuck tersipu.
"Kuharap kau menjaga putraku dengan baik, jika kau tidak bisa membahagiakannya lebih baik kau kembalikan dia padaku." Ujar sang ayah pada Jeno dengan suara tegas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable✅
Fanfiction《《《BAHASA》》》 . . Mark was everything for Donghyuck. But Donghyuck knows that they were never meant to be together. . . Mark Lee x Lee Donghyuck | bxb | | mpreg | | angst with haeppy ends:) @markinhyuckarms