prolog

147 60 15
                                    



Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata etika?

Tentu, setiap orang akan memberikan pendapat berbeda-beda berdasarkan sudut pandang mereka.

Tetapi, tahukah kamu?

Jika kamu menelaah lebih dalam etika, kamu akan bisa melihat luasnya dunia berdasarkan sudut pandang orang-orang di luar sana.

Uzumaki Naruto, seorang guru keren yang mengajar di kelas etika. 

Terdengar seperti kelas yang membosankan...

Tapi, didalamnya kamu bisa menemukan berbagai macam tipe orang dengan berbagai permasalahan mereka masing-masing.

...

Banyak orang bilang diriku adalah pelacur...

Penampilanku yang nyentrik layaknya "gal" adalah penyebabnya.

Bukan kemaunku untuk berpenampilan seperti ini.

Aku hanya butuh teman.

Ya, teman.

Dengan tekadku, aku berusaha untuk menjadi gadis gaul untuk mempunyai banyak teman.

Tapi, ternyata itu hanyalah sebatas ekspetasiku. 

Yang aku dapatkan hanyalah tatapan jijik dari gadis lain karena penampilanku ini.

Mereka selalu bilang penampilanku terlalu vulgar dan terkesan mencari perhatian dari para anak laki-laki.

Namun berbeda dengan anak laki-laki, entah mengapa mereka malah menatapku dengan tatapan kagum.

Sejak saat itu, aku lebih memilih bergaul dengan anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.

Aku merasa senang, sangat senang.

Mereka memperlakukanku dengan baik layaknya ratu.

Namun, entah mengapa aku bisa merasakan maksud tersembunyi dari mereka.

"Tidak! Hentikan, hiks!"

Dan benar saja, mereka tiba-tiba membawaku ke ruang kelas yang sudah lama kosong.

"Ada apa, heh~? Bukankah kau menikmati ini? Dasar pelacur kecil~"

Kulihat satu dari mereka mulai menindih tubuhku.

Aku benar-benar takut!

"Tidak, kumohon hentikan! Aku bukan pelacur! Hiks..."

Omonganku tak digubris, seragam sekolahku kemudian dirobek dengan paksa.

Kulihat mereka semua menatapku dengan seringai mesum.

Payudara-ku yang memang besar mulai diraba.

Kurasakan, air mata mengalir deras dari sudut mataku.

Tidak, bukan ini yang kuinginkan!

Yang kuinginkan hanyalah teman!

"Saaa~ bersiaplah, pelacur kecil~"

"TIDAAAKKKK!!!!"

...

"Bisakah kalian berhenti merundungku? Aku juga manusia.  Aku bukan hewan yang kalian bisa siksa sepuasnya!"

"Hei, lihat! Kacung ini sudah berani berbicara!"

"Haha... Kau benar."

"Hei, Kacung! Sadarilah posisimu! Kau hanya makhluk lemah yang sudah sepatutnya dinjak-injak oleh yang lebih kuat.  Kami contohnya.

Itu benar...

Aku hanyalah makhluk lemah...

"Mereka" selalu menginjak-menginjaku, menganggap mereka lah yang paling berkuasa.

Aku tak bisa berbuat banyak.

Ini sudah menjadi makanan sehari-hari ku.

Dibuly, dipalak, menjadi pesuruh itulah aku.

"Karena kau berani berbicara, maka hukumanmu bertambah dua kali lipat!"

Bughhh!!!

Aku tak bisa berbuat banyak setelah sebuah bogem mentah mendarat tepat di wajahku membuatku tersungkur.

Disusul tendangan yang membuat tubuhku mengeluarkan banyak darah.

"Ini neraka..."

....

Kelas "Etika"

Kelas ini memang tak begitu diminati oleh para murid. 

Hanya beberapa yang memang benar-benar ingin belajar tentang etika yang masuk ke kelas ini.

Atau, ada juga beberapa dari murid yang menyukai ketenangan, yang masuk hanya ingin menikmati suasana tenang.

Guru di kelas ini tidak berisik, suaranya juga lembut.

Pintu kelas terpampang tulisan bertuliskan...

"Ethics Class"

Seorang guru bersurai pirang masuk membuat suasana kelas yang tadinya sunyi, kini menjadi semakin sunyi.

"Sekarang, kita mulai pelajaran etika."













And cut.

Fanfic baru saya yang terinspirasi dari manga yang saya baca.

"We shall now begin ethics" judulnya.

...

Jangan lupa vote dan komen, ya.

Oh ya, yang baik follow TT saya dong~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oh ya, yang baik follow TT saya dong~

Link: tiktok.com/@shadowninja.com

Ya, yang mau aja ya, saya gk maksa. 

Bagi yang gak mau, ya gausah.

Thanks...

See you in the next chapter.


ETHICSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang