"kak aku ikut ke masjid boleh?" tanya gadis itu seperti memohon.
"boleh kok, tpi sebelum masuk asya harus pke baju yg tertutup trus klo bisa rambut asya ditutup juga ya" ucap pemuda itumereka berdua pun pergi ke masjid bersama. sesampainya diMasjid asya terkagum-kagum dengan bangunan tersebut, ia merasakan hatinya menghangat, matanya seperti tersihir.
"asya tunggu sini ya, kakak mau ke dalem dlu" ucap pria itu
"asya boleh ikut gak, asya pengen liat di dalemnya" gadis itu meminta lagi
pemuda tersebut bingung, tetapi akhirnya ia berkata "klo asya duduk di luar masjid mau gak?” tanya pria tersebut
" boleh deh" gadis itu menyetujuinyaAuriga bergegas masuk kedalam masjid tersebut, ternyata ia sedang mengimami jamaah yg akan sholat dhuhur tersebut.
asya yg melihat nya seakan hatinya sakit, ia tidak mengira lelaki yg membuatnya nyaman, yg membuatnya senang, yg membuatnya ceria, terasa susah untuk digapai, karena ia tidak berani mengambil pria itu dari Tuhannya.
'ya Tuhan apakah ini caramu membuatku bahagia, apakah aku bisa bahagia selamanya dengannya' ucap asya dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙒𝙚 𝘼𝙧𝙚 𝙊𝙣𝙚 𝘽𝙪𝙩 𝘿𝙞𝙛𝙛𝙚𝙧𝙚𝙣𝙩
Science FictionTentang kita yg bersama tetapi berbeda . . . "Aku mau sama kakak terus" Asya Nararsya . . . "Kakak juga pengen sama asya terus" Auriga Bayanaka