LEE TAEYONG tak mengerti, mengapa dunia menjadi semakin kejam kepadanya. Entah dunia memang telah berubah semenyakitkan ini, atau dirinya yang sebenarnya hanya merasa paling tersakiti.
Tiap detik, cambukan dan berbagai macam siksaan diterimanya. Darah bercucuran dimana-mana. Lebam bahkan berhasil menghiasi seluruh wajah juga beberapa bagian tubuh.
Tak bisa melakukan pemberontakan ataupun melarikan diri. Sebab, Taeyong dikurung di penjara bawah tanah. Dikelilingi oleh pria-pria yang setiap saat menyiksanya. Ini sudah berjalan sekitar beberapa minggu.
Jika bisa, Taeyong ingin mati saja. Meninggalkan rasa sakit dan juga dosa yang akhir-akhir ini menghantui dirinya. Mungkin sisi manusia itu mulai tumbuh di dalam diri.
PLAK!
Cambukan kembali mengenai permukaan kulit. Tepat pada bagian paha. Tak ada kain yang menutupi daerah itu. Bahkan seluruh tubuh.
STRIKK!
Selanjutnya sengatan listrik bertegangan tak terlalu tinggi itu dirasakan. Disusul dengan besi yang tak terlalu panas namun dapat melepuhkan kulit, menerpa kedua lengan telanjangnya. Tak ada suara teriakan pilu yang keluar dari belah bibir. Hanya ringisan perih diselingi dengan cucuran air mata.
Taeyong tergeletak tak berdaya dengan keadaan mengenaskan. Benar-benar putus asa namun tak bisa mengharapkan kematian karena sosok yang bisa dikatakan sebagai 'Iblis Kematiannya' tak akan pernah menyuruh para pria yang menyiksa itu untuk menyiksanya sampai mati.
"Berhenti, Yuta."
Ah, itu dia. Iblis Kematian Taeyong. Menghentikan gerakan pria bernama Yuta yang hendak ingin memberi sayatan pada paha dalam Taeyong yang memang telah terdapat beberapa sayatan dengan darah yang masih segar.
Si Iblis Kematian; Jung Jaehyun, menyunggung seringai puas melihat keadaan Taeyong yang cukup mengenaskan. Ah, terasa menyenangkan.
Pria bertubuh kekar dengan kulit seputih salju namun memiliki bekas jahitan yang melintang panjang di pelipis kanan itu, melangkah mendekati lelaki cantik yang kini terlihat semakin cantik dengan hiasan lebam di seluruh wajah.
Jaehyun berjongkok tepat disamping kepala Taeyong. Mencengkram dagu itu dan menariknya hingga sang empu kini bersitatap dengannya. Sorot mata yang penuh akan keputus-asaan membuat Jaehyun kembali menyeringai puas.
Cengkraman pada dagu semakin menguat. "Have you realized your sin, Jung Taeyong?"
Taeyong menatap dengan sisa tenaga yang ia punya. Menahan mata yang ingin terpejam. Perlahan, ia mengangguk meski susah payah. Cengkraman pada dagunya menguat sebelum dilepas oleh sang Iblis Kematian.
"Bawa dia." titah pria itu kepada para bawahannya yang telah memberi karya siksaan yang begitu menyenangkan.
Tubuh ringkih Taeyong yang sangat tak berdaya dan berlumuran darah itu diangkat kasar. Dibawa mengikuti langkah Jung Jaehyun. Sang empu sempat melihat mimik si Iblis Kematiannya. Terlihat datar dan pancaran sorot mata masih menyimpan dendam yang cukup membara.
Dalam hati, Taeyong berharap agar kali ini ia berhasil terbebas meski harus meninggalkan dunia. Ia lebih memilih mati membawa dosa-dosa yang melimpah dibanding hidup tak tenang dan selalu menerima siksaan tak manusiawi seperti ini.
Tubuh berlumuran darah itu dibawa memasuki kamar Jung Jaehyun. Melewati ranjang King Size menuju kamar mandi mengikuti langkah sang Boss.
Jaehyun menghentikan langkah. Menunjuk bathub yang telah berisikan air itu tanpa mengeluaruarkan kata. Tentu saja para bawahannya langsung mengangguk paham. Kemudian memasukkan Taeyong kedalam bathtub yang berukuran jumbo tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge《Jaeyong》✔
Short Story[Oneshoot] [M] [Gore] ► Jaeyong ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.