Bab 04

417 51 3
                                    

PENANCE
BAB. 4



Di sebuah kamar hotel yang tidak terlalu jauh dari bar, seorang lelaki berjalan mondar mandir di depan ranjang di mana seorang pemuda terlihat masih terlelap di atasnya.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam lelaki itu memegangi kepalanya. Telah setengah jam berlalu dan ia masih juga tidak bisa memanggil ingatannya tentang kejadian semalam yang menghilang entah kemana.

Satu-satunya yang ia ingat adalah ia datang bersama salah satu mahasiswa pintarnya, Yuan Zhan, ke bar itu dan bertemu dengan teman-teman sekampus Zhan yang lainnya. Mereka terlihat baik, jadi Yibo melemahkan pertahanan dan mengikuti permainan 'truth or dare' dari para mahasiswa itu di mana hukuman yang saat itu diterimaya adalah dengan meminum arak.

Sebenarnya, Lan Yibo tidak seperti sosok ayahnya yang sangat lemah terhadap minuman beralkohol, meski ia juga bukan ibunya yang begitu kuat minum.

Terlebih lagi. Yibo yakin kadar yang diminumnya tidak akan sampai membuatnya kehilangan kendali dan berakhir dengan berbuat hal seperti ini, terutama pada Yuan Zhan yang seorang lelaki!

Yibo melemparkan tubuhnya ke sofa, pikirannya begitu kalut. Ia sungguh tidak mengerti bagaimana ia berakhir melakukan sex pertamanya dengan Zhan. Dan jika dipikir-pikir ... hanya ada satu alasan bahwa dia bisa kehilangan kendali seperti ini ... afrodisiak.

Seseorang pasti telah mencampur minumannya dengan zat perangsang itu. Dan setahunya, beberapa afrodisiak juga mengakibatkan kelumpuhan ingatan yang artinya si peminum sama sekali tidak akan mengingat apa yang telah dilakukannya.

Yibo terdiam dan menatap Yuan Zhan yang terbaring di tempat tidur. Wajah itu ... tidak mungkin Yuan Zhan yang melakukannya, kan? Tidak ada alasan bagi pemuda baik dan cerdas itu melakukan hal rendah seperti ini, terlebih di mana dia sendiri yang menjadi korbannya.

Di samping itu, jika melihat bekas cum mereka yang bercecer dengan warna merah, dapat Yibo pastikan bahwa ini juga adalah kali pertama Zhan melakukannya.

Karena dari yang Yibo pelajari, saat pertama kali kegiatan seperti ini dilakukan, pasti akan menyebabkan luka pada daerah vital untuk mereka yang dijadikan 'sub' tidak peduli seberapa baik pun itu dipersiapkan. Dan dalam hal ini, baik jenis sex anal maupun vanila (sek normal dengan lain jenis) adalah sama saja.

Yibo beranjak dengan perlahan untuk memberikan selimut pada tubuh yang rupanya sedari tadi ia biarkan tengkurap tanpa sehelai kain pun di sana. Pikirannya berkelana tentang bagaimana ia bisa begitu kejam membuat tanda keunguan hampir di setiap jengkal tubuh ramping berkulit putih itu. Dan bagaimana bisa Zhan memiliki tanda merah di kedua pergelangan tangannya? Apa semalam ia juga mengikat pemuda itu?

Astaga memikirkannya saja sudah membuat Yibo malu sendiri.

Satu hal yang sangat ditakutinya adalah bagaimana Zhan akan menanggapi hal ini jika ia sadar nanti? Setahu Yibo, semalam pemuda itu tidak terlalu mabuk.

Yibo kembali duduk di sofa dengan kedua jemari tangan yang saling ia tautkan dan taruh di depan dagunya. Menunggu hingga si pemuda terbangun dan menjelaskan semuanya.

~~~...~~~

"Kau sudah bangun?"

Yuan Zhan mengerjap saat merasakan sinar matahari yang menyilaukan matanya. Perlahan mengangkat tangannya untuk menutupi cahaya yang terasa menyakitkan itu dan ia mengangguk lemah sembari bergumam meminta air.

Lan Yibo yang sedari tadi menunggunya terbangun dengan duduk di sofa segera berdiri, mengambil segelas air di atas nakas yang memang telah disiapkannya lalu membantu Zhan untuk duduk di kepala ranjang dan memberikan gelas di tangannya.

(SPOILER!) PENANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang