// mention of insecurities , mention of kissing , ignore typo(s) 😓
*****
pukul 21.45 waktu setempat
seungmin baru saja pulang dari bekerja beberapa saat yang lalu. ia lembur. karena itulah seungmin pulang larut yang membuatnya tidak mendapat sapaan dari anak-anaknya (mereka sudah tidur), hanya sapaan dari suaminya lah yang menyambutnya malam ini.
"ayah, udah pulang?" sapa minho sembari mendekati seungmin dan mencium pipinya.
"mandi gih, terus makan, ya?"
"kamu juga makan, ya? temenin aku."
"ya, nanti liat," jawab minho yang lantas mengikuti seungmin memasuki kamar untuk membantunya membersihkan diri, menyiapkan pakaian untuk suaminya.
setelah selesai, seungmin mendekati minho ketika ia sudah selesai mandi. kini keduanya berada di kamar mereka dengan minho yang baru memainkan ponselnya.
"sayang."
"eh?" minho menoleh dan meletakkan ponselnya.
"makan, yuk? belum makan, 'kan, kamu? mau apa? aku masakin lagi aja."
"apa aja aku mau, tapi kamu juga makan, ya? temenin aku."
"nggak, ah. aku udah tadi."
"boong, ya?"
"serius. udah tadi aku minum susu. kamu mau apa ah, buruan."
"minho, kamu tuh."
"kenapa.."
seungmin kesal. ia muak dengan minho yang selalu saja menolak apapun yang beehubungan dengan memintanya makan makanan berat. akhirnya seungmin memutuskan untuk duduk di tepi ranjang, menarik minho untuk juga duduk di sampingnya.
"sekarang cerita sama aku, kenapa kok tiba-tiba kamu diet-diet an lagi? ini ada yang ngomong macem-macem soal badanmu, apa?"
"jangan mikir begitu."
"makanya kamu itu dengerin aku kalo gamau aku mikir macem-macem. aku dulu udah pernah bilang, 'kan, sama kamu? diet boleh, tapi harus tetep makan, sayang. nggak kaya gini caranya."
"aku makan, kim..."
"makan apa dengan porsimu yang bahkan nggak ada setengah dari biasanya? nasi pun nggak pernah kamu sentuh sekarang. makanannya anak-anak yang biasanya kamu suka, sekarang aku liat nggak pernah kamu makan bareng lagi sama anak-anak."
minho diam. lima menit lebih hanya mendengarkan seungmin berbicara, ia nampak begitu kesal dengan minho. minho yang takut kemudian menggenggam tangan seungmin.
"jangan marah terus..." ucap minho sambil menunduk membuat seungmin berhenti bicara.
"sayang..."
"maaf... iya nanti makan, tapi kamu jangan marah terus. takut akunya," ucap minho dengan masih menunduk, namun usapan di tangan seungmin ia adakan.
"sekarang cerita dulu sini, kenapa, sayang?"
"kamu jangan marah tapi, ya?"
"nggak, nggak akan marah."
"aku ngerasa badanku makin gede.. aku gasuka. aku jelek banget begini. aku gamau kamu liat aku dengan badan seperti ini makin lama. aku pengen badanku kecil lagi, bajuku juga jadi banyak yang nggak muat. aku gasuka. aku juga takut kalo nanti malah jadi kamu juga nggak suka aku, kalo badanku makin gede begini." kepalanya kini sudah terangkat. berbicara dengan bibir bawah sedikit maju, menatap seungmin yang masih menyimak.
seungmin menepuk pahanya. mengisyaratkan minho untuk duduk di pangkuannya.
"aku berat, kim:("
"enggak, sini duduk di sini."
"aku berat, kim. kamu mah!"
"minho." 'tak menunggu lama, minho langsung duduk seperti yang seungmin minta.
"aku nggak masalah kamu mau kaya gimana juga," ucap seungmin sembari membawa kepala minho untuk bersandar di pundaknya.
"nanti kamu cengin aku soalnya gendut."
"emang pernah aku cengin kamu soal badan?"
"enggak sih..."
"yaudah, 'kan?"
"lagakmu kaya kita baru ketemu dua bulan aja."
"kim!"
"loh, bener, 'kan? kamu khawatir aku tiba-tiba nggak suka kamu cuma perkara badanmu berubah. padahal aku udah bareng kamu dari sejak kamu masih pendek. aku udah liat kamu dengan versimu yang macem-macem. kamu yang baru hobi gonta-ganti warna rambut, kamu yang item gara-gara kebanyakan ikut event luar ruangan, kamu yang kurus lah, kamu gendut lah, aku udah liat semua, 'kan?"
"iya... kamu sama aku terus dari dulu."
"itu loh, sayang, maksudku. aku sama kamu terus dari dulu. bahkan kita nikahnya udah empat belas tahun yang lalu, udah ngelewatin banyak hal dengan kita yang banyak berubah. dan aku masih di sini, 'kan? masih sama kamu, masih peluk kamu begini?"
"iya..." minho semakin mengikis jarak antara keduanya. memeluk seungmin dan makin menyamankan diri.
"maaf..." ucapnya lirih.
"aku udah liat kamu dari jaman masih sekolah sampe sekarang punya empat anak, aku bukannya nggak peduli sama kamu seperti apa, tapi kalo disuruh ambil prioritas, aku lebih suka bahagianya kamu. aku juga bakal di sini terus, bakal sayang kamu terus, bakal cinta kamu terus," ucap seungmin dengan usapan di rambut minho.
detik selanjutnya, isakan seungmin dengar. minho menangis sambil terus mengeratkan pelukannya dan bergumam maaf. seungmin gemas dengan suaminya ini, ia terkekeh dengan tangannya yang tak berhenti menepuk pelan punggung minho sembari sesekali dikecupnya pundak minho.
beberapa saat kemudian, ketika tangis minho reda, baru seungmin membuka suaranya kembali.
"udah?" anggukan ia dapat sebagai jawaban.
"sini liat aku, mau sembunyi terus kamu di situ?"
kemudian minho menoleh, memperlihatkan wajahnya yang sembab dan merah usai menangis.
seungmin mengusapnya, wajah minho basah dengan sisa air mata. ia tersenyum melihat suaminya yang kini, seperti enggan melepas pelukannya, nyaman dengan posisinya sekarang.
"jangan mikir begitu lagi, ya? papa? sedih aku nanti."
"iya, maaf, ya."
"no need to, sayang," ucap seungmin dengan kecupan di kening minho. memeluknya semakin erat, mengucapkan banyak kalimat sayang.
"i love you," ucap minho tiba-tiba, lantas menyembunyikan kembali wajahnya di ceruk leher seungmin.
seungmin tersenyum, membawa wajah minho yang tadinya disembunyikan pemiliknya untuk mendekat, menciumnya, mengajak suaminya kini untuk berbagi kasih lewat ciuman yang panjang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta rasa┊2min
Фанфик2min marriage life ________________________________________________ tentang ayah dan papa. 14 tahun membangun rumah tua yang bahagia bersama empat malaikat milik keduanya. "di sini. selamanya. seterusnya." author's note. . 𔓘 . • ⸙ . °• . . tulisan...