Author saat ini tengah berjuang diantara perskripsian serta penelitian untuk kelulusannya diperkuliahan. Mohon doanya. Dan inilah cerita selanjutnya dari Rayen sang Gigolo berdalih kang pijet. Yaa walau pelanggan ++nya cuma satria aja untuk sekarang. HAHAHA. Enjoy, jangan lupa vote dan like!!!
***
Semenjak gue datang kerumah bang Satria tempo hari, bag Satria jadi sering kirim chat ke gue, pun beberapakali pakai jasa servis pijat++. Mungkin gue udah 5 kali datang ketempatnya buat servis badan dan pantat montoknya. Tapi di sisi lain bang Satria jadi lebih perhatian ke gue. Sejujurnya gue lumayan risih dengan segala perlakuan yang di romantisasi dari bang Satria. Tapi, hubungan bisnis harus selalu tetap terjaga kan ? hahahaha.
Mendekati UAS, rasanya semua jadi lebih ringan saat gue punya uang dari sampingan jadi tukang pijat. Ditambah punya pelanggan kaya bang Satria yang sekali datang ke rumahnya bisa sejutaan. Yaaah, mungkin begitu cara orang tajir buang-buang duit. Walau nggak semuanya demikian sama.
Malam minggu ini gue kembali dapet panggilan untuk servis bang Satria. Agaknya memang cara cari uang ini salah, tapi apalah daya kehidupan gue juga perlu terus berjalan. Gue juga gak bisa mengandalkan dan membebani nyokap terus. Intinya kalau bisa menghasilakn uang sendiri kenapa ngga ?. Gue segera gas ke rumah bang satria dengan membawa baju seragam di tas gue. Bukan mau nginep dan langsung gas ke sekolah. Tapi ini permintaan bang Satria. Entah, katanya gue lebih seksi pas ngentotin dia pake seragam sekolah.
Setelah ada di depan rumahnya, seperti biasa gue disambut sama Arga, cowo dengan perawakan kecil dan wajah yang baby face. Mungkin kalau dibandingkan dengan gue, akan lebih terlihat muda Arga. Kadang gue juga bingung. Arga bisa mencari pekerjaan lain yang lebih layak dibandingkan harus bekerja sebagai servant dirumah bang Satria.
"Mas Rayen, maaf Mas Satrianya masih diluar, mungkin sejam lagi baru sampai sini. Di tunggu aja ya mas, mau minum apa ? biar saya buatin mas"
"Oh iya ? apa aja mas"
"Waduh apadong mas ? Saya bingung"
"Hahahah ya apa aja, kopi juga boleh"
"Oke"
Beberapa lama gue nunggu Bang Satria, gak juga muncul batang hidungnya.
Gabut, scrolling HP doang sembari nikmatin AC ruangan yang agaknya lebih dingin dari AC kamar gue yang kehabisan freon. Mungkin ini juga yang akhirnya bikin Arga gak tega lihat tingkah gabut gue, dan memutuskan buat nemenin gue ngobrol di ruang tamu rumah itu.
Malam panjang yang harusnya gue habisin buat bang Satria, akhirnya berujung deeptalk sama mas Arga. Panjang lebar dan banyak yang kita omongin malam itu. Dan saat itu jugalah gue cukup berempati mendengar kisah Arga. Setidaknya ada orang yang nasibnya lebih menyakitkan dibandingkan gue.
Dari dulu ternyata, Arga gak kenal sama orang tuanya. Dari kecil sampai besar dia hidup di panti asuhan dengan bayang-bayang pertanyaan tentang kedua orang tuanya. Dia datang ke kota ini untuk mengadu nasib dengan semua pengetahuan dan keadaannya. Alih-alih dijanjikan untuk kerja ditempat temannya, dia malah ditipu. Saat terpuruk begitu banyak yang dia jalani mulai dari penjaga toko baju sampe jadi tukang cuci motor, sampai akhirnya ada uluran tangan tuhan ke mas Arga dalam sosok Bang Satria. Rupanya mas Arga tidak hanya sekedar mengurus rumahnya bang Satria, tapi juga mengurus segala keperluannya. Keperlua keluar kota, makanan, bahkan jadwalnya. Mas Arga seperti asisten pribadinya di rumah itu. Tapi mas Arga tidak tinggal dirumah utama, dia tinggal dirumah kecil yang ada dibelakang rumah utama. Dan setelah ini jugalah gue tau kalau punya hal yang lebih dari sekedar cita-cita.
"Gue gak bisa bayangin kalo gue jadi lo mas, kisah hidup lo inspiratif. Bikin gue bersyukur juga kalo ternyata gak Cuma gue yang paling menderita. Gue ngerasa punya temen"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gigolo Brondong
RandomRayen, dia adalah anak Sekolah Menengah Atas yang sempurna. Paras tampan dan cukup pintar disekolah. Semenjak Ayahnya meninggal dunia, keadaan ekonomi keluarganya semakin sulit. Hal tersebut memacu dirinya untuk mencari uang sendiri dan bekerja d...