MK. 46

6.7K 367 39
                                    

* bangunkan jika ini mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* bangunkan jika ini mimpi

"Mahen, dimana?" keisha meracau selama perjalanan dengan Ardan. Benar, ternyata ia memang di hipnotis dengan Ardan agar bisa ikut dengannya. Entahlah apa tujuannya.

Ardan melihat Keisha lewat kaca spion motornya. Sepertinya Keisha akan segera sadar. Jadi, Ardan menambah kecepatan motornya agar bisa cepat sampai di tempat tujuannya.

Benar dugaan Ardan, efeknya sudah tidak bekerja lagi. Keisha sudah plonga plongo karna tidak tau apa yang terjadi. Ia juga menepuk helm yang Ardan gunakan.

"Gue di mana anying, lo siapa lagi?"

Tak menghiraukan ucapan Keisha, Ardan menambah kecepatannya. Keisha yang terkejut tak sengaja memeluk Ardan dengan erat. Di balik helmnya ardan menyeringai dan tersenyum melirik ke belakang.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah gedung putih besar. Di depannya penuh dengan motor motor ganteng yang membuat Keisha terpesona. Keisha pun turun dengan mata yang terkejut melihat ketampanan para motor di depannya itu.

"Lo si-"

"Oalah Ardan! Kirain siapa njay." ucapnya saat Ardan membuka helm.

"Ngapain lo bawa gue ke sini? Kapan lo bawa gue? Kok gue baru ngeh di jalan sm lo?"

Ia tak menghiraukan pertanyaan Keisha, ia berjalan memasuki gedung tersebut dan meninggalkan Keisha. Melihat itu Keisha ya ikut saja di belakang Ardan sambil celingak celinguk.

"Lo ngapain bawa gue ke sini anjr? Ini dimana lagi? Gada yang gue kenal."

"Diem to, lo mau Mahen ga?"

"Mahen? Emangnya di sini?"

"Sssttt, tar liat sendiri."

Pandangannya tertuju oleh orang orang yang duduk melingkar di meja besar di sebuah ruangan yang cukup luas. Mereka memakai kaos yang seragam pula. Keisha berfikir mungkin ini markas geng MD dan ini anggotanya.

Semuanya menatap ke arah Keisha dengan tatapan tajam. Keisha mah gak takut, ia malah memasang tatapan sinis kepada pada laki laki yang duduk melingkar itu.

Ardan duduk di meja paling depan, Keisha berdiri di belakangnya dan menatap para wajah wajah yang sinis itu. Huh, andai saja Keisha tidak memiliki nyali, mungkin ia sudah menangis di tempat.

"Kenalin, ini Keisha. Umpan simpanan kita."

Wtf?

"Anjing, maksud lo apa?" sentak Keisha membuat para laki laki yang mendengarnya menatap Keisha dengan tajam, bahkan matanya seperti akan keluar.

"Sesuai rencana awal kita, pake pikiran, jangan otot. Apalagi sekarang kita udah punya kunci di sini." ucap Ardan melirik Keisha.

"Dih, sape lo? Bisa nggak lo ngejelasin semuanya? Gue ngah ngoh dengerin omongan lo."

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang