PULANG (II)

249 2 0
                                    

Sebuah cerita pendek karya Ahmad Rizaldi


Malam ini, angkringan akan ditutup lebih awal, jadi semua pekerja bisa pulang lebih cepat dibanding biasanya. Fuad ­­itu nama bos di angkringan ini, tadi sore dia bilang "Lang, malam ini kita tutup cafenya lebih cepat nah. Malam ini aku pengen cari kado valentine buat gebetanku, bentar lagikan 14 Februari tuh. Rencana sih pengen aku kasih kejutan kado, tapi aku bingung kadonya apa. Lang, kamu kan udah pacaran lama, ada saran enggak, kado apa bagusnya nih?" Untuk orang yang baru merasakan cinta pertama, hari kasih sayang adalah sesuatu yang tidak mungkin dilewatkan hanya dengan hal hal yang biasa. Bahkan mendekati tanggal 14 Februari, Eros saja sudah bersiap siap. Ia merakit busur-busurnya dan menajamkan panah panah cintanya. Masa kita hanya duduk diam sambil menanyakan kabar dan memamer muka di sosial media?

Oh iya, perkenalkan, nama gue Gilang. Gilang Satya Raraga. Seorang juru masak di angkringan ternama di Kota Balikpapan. Udah tiga tahun lebih kami ngejalanin angkringan ini. Tempat kami kerja terbilang terkenal di Balikpapan. Di tahun pertama buka, kami langsung viral. Konsep yang menarik ditambah lagi suasana dan tempat yang nyaman, tempat ini sempurna untuk jadi tempat ngumpul ngumpul bareng teman atau orang tersayang. Di tahun kedua, kami diuji dengan adanya pandemi Covid-19, tapi kami masih bisa bertahan berkat jasa pesan makan online. Sekarang di triwulan pertama tahun 2022, semuanya berangsur membaik, dan angkringan mulai ramai kembali. Kami jalani bisnis ini bertiga, satunya lagi, bernama Randi. Randi juga adalah teman Kuliah kami saat masih di Makassar dan juga kerja di angkringan ini.

Gue berjalan ke arah Fuad lalu rangkul pundak dia, sambil bilang pas di dekat telinganya "Makan malam romantis di restoran mewah mungkin bisa jadi pilihan menarik. Untuk sekelas pemilik angkringan terkenal, itu bukan hal yang muluk muluk kan?"

Gue ngelanjutin kalimat yang tadi, "Ada tuh Restoran Seafood di dekat lampu merah, samping toko roti. Temen gue minggu lalu ulang tahun dan mentraktir makan disana, woah, cumi goreng menteganya enak banget bro, udangnya apalagi, loe harus coba sih kalau jadi makan disana."

Mata bos langsung menyala, bara semangat dimatanya terlihat jelas. "Thank you bro, nanti sehabis kita tutup, gue langsung kesana, untuk booking tempat." Dia senang setengah mati, bukan hanya gue, mungkin Eros pun turut senang melihat salah satu anak manusia sedang dalam fase dimabuk asmara.

Malam ini, ditemani temaram lampu kota yang selalu indah, gue hanyut dalam pikiran sendiri. Ada satu perkataan bos yang sampai sekarang menempel di dalam benak, seperti permen karet yang belum kehabisan gulanya, namun sudah jatuh dilantai. Lang, kamu kan udah pacaran lama, ada saran enggak, kado apa bagusnya nih? Bukan tentang saran kadonya, tapi tentang awal kalimatnya. Setelah diingat ingat lagi, gue ternyata udah punya pacar dan itu udah jalan empat tahun lamanya.

Seperti apa yang dikatakan orang orang, Kesetiaan, adalah berkat dan kutukan. Hubungan kami sudah jalan empat tahun, bermula sejak masa perkuliahan dan beruntungnya masih bertahan hingga sekarang. Kenapa dikatakan beruntung? Karena hubungan kami didominasi dengan hubungan jarak jauh. Kami hanya bersama di tahun pertama jadian, setelah gue lulus kuliah dan mutusin pindah untuk ngikutin temen ke Kalimantan, kami dipisah jarak. Ditambah virus covad covid yang tidak jelas ini, menjadikan gue terjebak di Kalimantan dan tidak bisa balik ke Makassar. Empat tahun tidak bisa dibilang singkat, bertahan di posisi ini adalah yang sangat menyulitkan.

Pada level usia tertentu, akan ada masa dimana orang orang akan dihantui dengan pertanyaan yang serupa, hampir disetiap harinya. Akan tiba masanya, di rentang umur tertentu, semua teman teman loe, kerabat loe, bahkan tetangga loe, akan menjelma menjadi serupa seorang reporter magang yang pertanyaanya cuman ada satu : kapan nikah?

Pulang (II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang