Jangan lupa nabung buat peluk Gus Attar sama Shafiyahnya, ya!!!
PO-nya sudah mulai sampai tanggal 24 Maret 2023. Hayuk jangan ketinggalan!!!
Selamat membaca! :)
❄❄❄❄❄
Malam itu, niat untuk mengetuk pintu rumah Attar diurungkan oleh Shafiyah. Degup jantungnya mendadak kacau bahkan rantang berisi makanan yang ia masak pun hampir jatuh karena tangannya gemetar. Setelah mendengar obrolan Attar dan saudaranya di dalam, Shafiyah merasa telah ada sesuatu yang menusuk hatinya.
Setelah dirasa cukup menguping pembicaraan, gadis itu berbalik mengubah tujuannya padahal semula ia ingin berbagi makan malam kepada tetangga barunya. Gadis itu pulang dengan langkah tergesa. Ia menyimpan rantang makanan di meja ruang tamu kemudian berlari memasuki kamar.
Pak Bani yang tengah menonton televisi di ruang tengah tak sengaja melihat Shafiyah bertingkah aneh, ia segera beranjak menuju pintu kamar putrinya. Beberapa kali pintu kamar Shafiyah diketuk, tetapi tak kunjung ada sahutan dari dalam.
Tak kehabisan akal, sang ayah mengintip ke luar dari jendela sebab pikirnya telah terjadi sesuatu di luar sana. Dilihatnya tidak ada hal janggal, tetapi pandangan sang ayah langsung beralih melihat rantang yang terletak pada meja. Dia mendekati rantang tersebut dan terkejut melihat isinya masih utuh.
"Apakah mungkin Shafiyah sakit hati karena kiriman makanannya ditolak oleh Attar?" batin Pak Bani.
"Shafiyah! Buka pintunya, Nak!" Pak Bani terus mengetuk pintu kamar Shafiyah dan takut sekali kalau benar putrinya sedang sakit hati. Sesekali ia menggerakkan daun pintu supaya Shafiyah mau keluar.
Malam itu adalah kali pertama gadis itu mengurung diri tanpa sebab yang jelas setelah beberapa tahun ke belakang akibat meninggalnya sang ibu.
Adapun Imran, ia terheran melihat ayahnya berdiri di depan pintu kamar sang kakak. Langkahnya pun menghampiri.
"Teh Shafiyah kenapa, Pak?"
"Bapak juga gak tau, tetehmu tiba-tiba masuk kamar terus dikunci, padahal tadi dia mau nganterin makanan ke temennya yang jadi tetangga baru kita!"
"Ditolak kali!" Anak laki-laki berusia lima belas tahun itu malah semakin memperpanas suasana.
"Shafiyah, kamu kenapa, ha? Jangan bikin bapak khawatir begini!"
"Teh, Teteh ditolak, ya?"
Cklek!
Pintu kamar terbuka dengan menampakkan sosok gadis yang berbeda. Pak Bani dan Imran melongo atas pemandangan itu. Shafiyah berdiri dengan memakai gamis dan jilbab panjang yang kedua bagian jilbabnya dililit pada kedua pundaknya.
"Teteh kenapa?" Pak Bani langsung mendaratkan punggung tangan di kening Shafiyah. "Teteh sakit?"
"Gini tuh tutup aurat, Pak. Ah Bapak gak paham sih!" jelas Imran.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 JUZ WITH HAFIZAH JUZ 30 (SUDAH TERBIT)
Teen FictionGadis itu aneh, segalanya tentang dia begitu aneh dalam pandangan Attar. Namun, keanehan itulah sebuah hal yang berhasil membuatnya jatuh hati. Bagaimana bisa, dia seorang putra kiai mencintai seorang perempuan karir yang bahkan tidak begitu paham t...