ksnb~ 00.01

38 16 0
                                    

Axel berangkat ke sekolah diantar oleh ayahnya sedangkan Revan naik motor sendiri karena memang sang ayah tak pernah melirik nya bahkan yang keluar dari mulutnya itu kata-kata pedas yang mampu membuat Revan terpukul.

Semenjak smp kelas tujuh Revan sudah mandiri semua biaya serta keperluan hidupnya ditanggung sendiri Revan tak pernah meminta sedikitpun uang ke orang tuanya meskipun Teresia sering mengiriminya uang tiap akhir pekan.

"Nanti gue mampir ke apartemen lo, Rev" ucap Semesta

"Serah" ucap Revan

Saat hendak menuju ke kelasnya Revan melihat ayah serta abangnya yang baru turun dari mobil Semesta menepuk pelan pundak Revan.

Alfa tersenyum miris melihat kehidupan Revan yang sejak kecil kehadirannya tak pernah diinginkan oleh ayahnya sendiri.

"Si bocil kematian kemana, bos?" tanya Alfa

Bocil kematian adalah sebutan dari anak-anak Black Dragon untuk bungsunya mereka yaitu Alandra.

"Jepang, tahun depan baru balik tuh bocil" bukan Revan yang menjawab tapi Barata

"Lama juga dia menjalankan misinya, kan" gumam Alfa

"Fafa, beliin gue soto ayam" titah Semesta

"Beli sendiri lah, gue lagi malas ngapa-ngapain" dengus Alfa

"Rere, liat noh si Fafa gamau beliin gue soto ayam" rengek Semesta

Revan menatap tajam Alfa membuat Alfa bergidik ngeri dengan buru-buru Alfa pergi ke kantor membeli soto ayam dan juga roti bakar rasa kacang.

Axel mendekati adiknya yang sedang berjalan menuju kantin sudah seminggu mereka tak bertemu karena Axel kecelakaan sewaktu pulang sekolah dan harus dirawat di rumah sakit.

"Gimana kabar lo?" tanya Revan yang menyadari keberadaan adiknya di belakangnya

"Baik, sorry pasti bokap ngamukin lo lagi gara-gara gue terluka padahal itu bukan salah lo" sesal Axel

"Pergi ke kelas belajar yang rajin biar ga kek gue yang ga guna, Xel" titah Revan

Axel menggeleng dirinya hanya bisa bertemu Revan di sekolah karena semenjak kelas sembilan SMP Revan memilih tinggal di apartemen daripada di mansion.

"Lo mau gue dipukulin bokap? Disini ada banyak mata-mata suruhan bokap, Xel" geram Revan

Dengan terpaksa Axel pergi ke kelasnya sedangkan Revan memilih untuk ke perpustakaan bersama Semesta dan Barata.

Sedangkan Alfa masih mengantri di kantin menunggu pesanannya jadi setelah lima menit menunggu akhirnya pesanannya jadi dan dia pun membawanya ke perpustakaan tempat anak-anak black dragon ngumpul.

"Btw, kita ganti baju sekarang atau gimana?" tanya Alfa

"Biarin Tata makan dulu, dia punya magh jadi jan sampai magh nya kambuh" ucap Revan

Yang lain pun mengangguk dan melanjutkan aktivitas nya membaca buku horror rata-rata anak-anak Black dragon itu menyukai bacaan jadi tak heran jika mereka selalu menjadi juara di kelasnya.

Seperti Revan yang mengambil bagian menjadi ketua OSIS, ketua paskibra, kapten futsal dan ketua taekwondo selain itu Revan juga sering kali ikut Olimpiade antar sekolah, Olimpiade Nasional, Olimpiade Internasional bahkan sewaktu kelas sepuluh Revan pernah dikirim ke Korea Selatan untuk mengikuti turnamen taekwondo mewakili sekolahnya.

Axel dia jago dibidang seni serta IPA dan mengambil bagian menjadi ketua seni serta menjadi bagian dari anak rohis Axel sering terlibat kegiatan remaja masjid, dan sering mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan kesenian di sekolahnya.

Semesta dan Alfa mereka jago dalam hal teknik, kesenian, taekwondo dan renang bahkan keduanya merupakan atlet renang yang sudah sering mengikuti lomba hingga ke internasional.

Sedangkan Barata dan Alandra mereka menyukai hal hal yang berbau petualangan atau uji adrenalin terutama Alandra yang sangat menyukai hal hal berbau mistis bahkan sering kali mengerjai teman-temannya dengan suara-suara aneh yang menyeramkan hingga akhirnya julukan bocil kematian pun melekat di diri Alandra.

"Sepi njir kalau tuh bocil kematian gak ada" keluh Alfa

"Emang sepi banget, biasanya si Alandra yang suka hobi membuat orang ketakutan dan ketawa tapi sekarang sepi karena dia lagi ada misi di Jepang" ucap Barata

"Guys, nanti ngumpul di basecamp deh kita video call pakai ipad gue" usul Revan

"Boleh tuh, tapi kann waktu Indonesia sama Jepang beda njir" dengus Semesta

Kita Sama Namun BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang