"haa malam pertama pengantin baru. aku sangat lelah, tapi untung saja sudah selesai." gadis yang tengah mengeluh sembari berkaca itu membalikkan badannya menghadap seorang pria yang tengah berbaring di ranjang dengan setelan jas lengkap nya.
"setidaknya pergilah mandi sebelum kau pergi ke alam mimpi, Tuan Jeon. aku tidak suka bau bau pria tua." gadis itu berkacak pinggang.
"berhenti memanggilku pria tua. usia segini bisa dibilang aku masih sangat muda." Jeon menatap gadis itu dengan alis yang berkerut.
"pfftt. masih sangat muda? tidakkah kau memperhatikan seberapa kencangnya kulit gadis Im di depan mu ini? apa kau tidak bisa membedakan nya Tuan Jeon?"
"apa masalahmu? kau pikir kulitku mengelupas jika aku bertambah usia? aku merawat tubuhku dengan sangat baik. otot otot ku juga bagus. mau ku perlihatkan?" Jeon bangkit dari ranjangnya.
"A-AH! JANGAN!" gadis Im menghalangi penglihatan matanya menggunakan kedua tangannya.
"sekali lagi kau berkata yang tidak tidak padaku akan ku buat kau bersujud."
"ah, sialan. tidak seru." gadis Im menurunkan tangannya. ia kemudian berbalik dan mulai membuka resleting belakang gaun pengantin yang masih menempel pada tubuhnya. tanpa disadari, seorang pria dengan sorot mata tajam memperhatikannya dari jauh.
"ternyata kau gadis yang cukup berani." Jeon menaikkan sebelah alisnya dan memunculkan sebuah senyum miring.
"kata 'berani' itu agak kurang cocok denganku, tapi aku tidak takut terhadap apapun."
"kalau begitu.. kau juga tidak takut padaku?" pria Jeon mulai berjalan mendekati gadis Im yang masih sibuk membuka resleting belakang gaunnya.
"kenapa aku harus takut pada pria tua sepertimu?" gadis Im menatap si pria Jeon dengan sorot mata tajam. "kau yakin dengan kata kata mu itu?" tanya pria Jeon sembari melekatkan tubuhnya dengan tubuh kecil gadis Im.
"tentu saja. omong omong, bisa kau tolong bantu aku melepas resleting ini? aku agak kesulitan, jika kau bertanya." tanpa jawaban Jeon menurunkan resleting gaun putih gadis Im secara perlahan.
"kau lebih semangat dari yang aku kira,
nona Im." Jeon menurunkan gaun putih gadis Im perlahan. menunggu sesuatu yang ada dibalik sana memunculkan diri. namun-"tunggu, apa?" pekik Jeon tiba tiba.
"ap-apa ini? pakaian double?" alangkah terkejutnya Jeon ketika mendapati gadis Im mengenakan pakaian double setelah gaun pengantinnya.
"ah, gerah sekali. tidak kusangka mengenakan kaos musim dingin setelah gaun pengantin itu sepanas ini." gadis Im mengipasi dirinya dengan kedua tangannya.
"apa yang kau lakukan? mengapa kau memakai pakaian seperti ini dibalik gaun mu?" tanya Jeon penuh kebingungan.
"ini kulakukan untuk memproteksi kulit mulus ku dari sambaran hawa nafsu pria tua"
"aku tidak mau langsung di unboxing setelah berada di kamar pengantin."
"sialan. yang kau lakukan ini namanya melanggar hukum."
"melanggar hukum apa? aku gadis dibawah umur, masih menjadi kewajiban ku untuk menjaga keperawanan seorang diri."
"kau tidak bisa melakukan ini."
"apa masalahmu? suka suka aku dong." setelahnya gadis Im pun merapikan gaunnya. "aku suka sekali dengan gaun ini. tapi sayangnya aku hanya bisa mengenakannya sekali seumur hidup. apa aku menikah lagi saja ya?" gumam ngawur gadis Im.
"pelajari ini." Jeon menyodorkan ponsel nya.
"apa itu?"
"lihat saja sendiri." setelah di beri instruksi, gadis Im pun meraih ponsel Jeon. tak lama setelah melihat isi ponsel nya, gadis Im segera menyodorkan kembali ponsel Jeon dengan mata yang tertutup. "ihh! bisa bisanya kau menunjukkan rekaman seperti itu pada gadis dibawah umur!"
"apa yang mau kau perbuat padaku?" tanya gadis Im sewot sembari menutupi tubuh bagian depannya dengan tangan.
"hei, itu pelajaran wajib! pelajari itu sekarang dan puaskan aku malam ini." ucap Jeon sembari membaringkan kembali tubuhnya.
"kau menyuruh seorang gadis dibawah umur untuk bersetubuh dengan pria tua seperti dirimu? dimana letak otakmu itu Tuan jeon? tidak mau dan tidak akan pernah. aku masih ingin menikmati masa mudaku."
"hei, ingat tujuanmu menikah denganku."
"aku hanya menggantikan kakak ku yang seharusnya menikah denganmu."
"dan tugasmu selanjutnya adalah mengandung anakku supaya aku bisa menjadi pewaris dari perusahaan ayahku."
"lihat sikapmu ini? itulah alasan mengapa kak Najin pergi dan tidak mau menikah denganmu. kau memaksanya. kau hanya menginginkan seorang anak darinya supaya kau bisa mendapatkan kekuasaan penuh atas perusahaan ayahmu. kau itu egois. dan kak Najin adalah orang yang terlalu baik buatmu. dia tak pantas diperlakukan seperti ini."
mendengar ucapan gadis Im membuat Jeon termenung dan langsung menundukkan kepalanya.
"itulah yang sebenarnya kau inginkan darinya." lanjut gadis Im
.
"tidak."
"kau salah. aku memang mencintainya. aku.. dan Najin sudah berteman sejak lama. alasan Najin pergi adalah karena dia tidak ingin memutuskan hubungan persahabatan kami. dia ingin selamanya ikatan itu tetap bertahan. aku.. memaksanya untuk mencintaiku. bukan untuk mengandung anakku." ucap Jeon tak semangat, dan seperti menyesali semua yang terjadi.
gadis Im yang mendengarnya langsung merasa bersalah dan ikut prihatin tentang bagaimana permasalahan ini terjadi sebenarnya.
"umm.. maafkan aku. aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga aku mengatakan beberapa hal yang tak pantas."
"lupakan. aku tak ingin mengingat nya lagi." Jeon kemudian menghilangkan pandangan nya dari gadis Im.
"jadi, bagaimana untuk malam ini? kau sudah hafal?"
"sialan. di saat seperti ini kau masih ingat hal hal seperti itu? aku tidak mau melakukannya. lebih baik sekarang kau pergi, keluar dari kamarku, dan biarkan aku tidur dengan nyenyak." usir gadis Im secara sarkas.
"apa maksudmu pergi dari sini? aku akan tetap tinggal disini. lagi pula kamar ini milikku."
"huh, tunggu sebentar Tuan Jeon yang angkuh. kau lihat ini?" gadis Im menyodorkan sebuah kertas berisi tagihan kamar. "kamar ini dipesan atas namaku. dan semua fasilitas yang ada disini sudah ku bayar. jadi sebaiknya sekarang kau angkat kaki dari sini dan cari tempat lain untuk berteduh. selamat malam." gadis Im melempar senyum manis sebelum akhirnya mendorong Jeon keluar dari pintu kamarnya.
"ah sial, tak ada yang memberitahuku kalau kamar ini dipesan olehnya. lihat saja Im Yeojin. akan ku buat kau jatuh cinta padaku."
.
.
.To be continued
Ini fanfic pertama ku, jadi mohon maaf sebesar besarnya apabila ada pelafalan kata yang salah, atau mungkin cerita ku yang ga nyambung hehe..
Cerita ini murni fiksi, ga ada sangkut paut sama tokoh idol yang aku add disini. Apabila ada kesamaan nama tokoh atau alur itu cuma ketidaksengajaan. Cerita ini aku bikin sendiri, ga ada jiplak dari karya mana pun.
Anyway makasih yang udah sempatin waktu nya untuk baca fanfic gabut ku^^
Kalau suka boleh like, comment, share, dan jangan lupa follow akun ku untuk update selanjutnya~
고마워 ♡
cr: v.x.o
lomlyuu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Bride
FanfictionIm Yeojin seorang gadis 18 tahun yang terpaksa harus menikahi tunangan sang Kakak, Im Najin yang lari dari pernikahan. menjalani kehidupan sebagai seorang istri muda dari seorang pria kaya dan tampan, Jeon Jungkook, yang usianya 7 tahun lebih tua da...