12. Peluk

400 65 17
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

---
"Bukannya mau modus, tapi daripada lo kenapa-kenapa, mending lo peluk gue."
---

"Ibu nanti mau antar bapak berobat?" tanya Mitha sembari mengikat tali sepatunya. Gadis itu tengah bersiap-siap menuju sekolah dengan seragam yang sudah rapih karena jam sudah menunjukan pukul 06.55 WIB. Gerbang sekolah akan di tutup pukul 07.15 WIB dan biasanya Mitha selalu datang ketika waktu sudah mepet dan kali ini lebih mepet lagi.

"Iya nanti jam sembilanan," jawab ibu.

Mitha hanya mengangguk kemudian setelah selesai memakai sepatu, gadis itu langsung sun tangan dan berpamitan.

"Mitha sekolah dulu bu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Dengan buru-buru ia melangkahkan kakinya setengah berlari, sembari memerhatikan jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Waktu terus berlalu, ia meruntuki dirinya karena semalam tidak bisa tidur memikirkan uang bulanan yang sudah nunggak. Akhirnya gadis itu bangun kesiangan.

Menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang, padahal matahari kian menyembul, teriknya mulai sedikit menyengat membuat peluh membasahi keningnya. Mitha menghembuskan napasnya panjang, sudah tidak sabar. Kemudian atensinya teralihkan ketika mendengar suara klakson yang begitu nyaring di telinganya. "Mit, ngapain masih di sana? tumben."

Laki-laki itu- Harsa, ia membuka kaca helm yang menutup sebagian wajahnya. Kebetulan melihat seorang gadis yang tidak asing baginya sedang berdiri di pinggir jalan, ia tahu bahwa itu adalah Mitha meskipun dari jarak yang cukup jauh.

Harsa biasa datang ke sekolah seenaknya, kadang datang pagi, kadang datang kesiangan. Langganan dihukum jika datang terlambat.

"Udah siang, bareng gue aja biar gak telat," ajak Harsa membuat Mitha tampak sedikit berpikir. Ia tahu bahwa situasi saat ini sedang genting, gadis itu juga tidak mau kalau hari ini harus dihukum hanya karena menolak ajakan Harsa yang notabenya cowok pentolan sekolah yang ia gadang-gadang sebagai salah satu spesies manusia yang harus dihindari. Namun kali ini dia harus menyampingkan gengsinya, membuat ia harus berakhir dengan anggukan kecil.

Harsa tersenyum, kemudian menyodorkan helm cadangan yang selalu ia bawa kepada Mitha.

Helm kecil bewarna kuning yang terlihat pas di kepala gadis itu, kali ini Mitha terlihat lucu membuat Harsa gemas melihatnya. "udah?" tanya Harsa.

"Udah," jawab Mitha yang terdengar sedikit canggung.

Kemudian Harsa langsung melesatkan motor maticnya menuju sekolah, "berangkatttttt."

Harsa | Lee Haechan [revisi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang