INI SEMUA TENTANG KEMALUAN

625 7 2
                                    

Dua lelaki berlari terengah menuruni bukit. Dengan wajah penuh ketakutan dan peluh membanjiri seluruh tubuh. Mereka berlari tak henti, tak mempedulikan apapun. Ranting-ranting pohon serta semak belukar diterjang. Pun bebatuan tajam yang sebetulnya menghambat lari mereka. Dan juga embusan angin kencang yang datang dari arah mereka berlari. Sementara gerombolan awan hitam memayungi keduanya. Menutup cahaya purnama yang seharusnya membuat serigala melolong tiada henti.

Salah seorang dari lelaki itu telanjang dan berlumuran darah di selangkangannya. Seolah ia baru saja kabur dari upacara khitan, namun pisau sudah terlebih dahulu mengiris kemaluannya. Atau sebetulnya ia adalah wanita tengah datang bulan namun lupa memakai pembalut dan menyamar sebagai lelaki karena enggan dijodohkan kedua orang tuanya. Tapi tak ada yang peduli dengan itu. Bahkan setiap helai daun yang mereka lewati. Daun-daun itu bisu dengan kesunyian yang mengerikan.

Agaknya malam mengerti. Dan memerintahkan agar semua yang berada di bawah naungannya segera diam. Serta membiarkan kedua lelaki itu berkelahi dengan jiwanya sendiri. Sebatang obor dan sebuah lentera yang dipegang oleh masing-masing dari mereka bergoyang-goyang dan sesekali temaram. Bunyi gemerisik serta suara napas memburu menemani langkah keduanya. Hingga dengan tiba-tiba lelaki yang berada paling depan berhenti mendadak. Lalu menempelkan telunjuknya di permukaan bibir.

"Dengar!" katanya, entah berbicara kepada siapa.
Keduanya bersama-sama diam. Hingga tak menyisakan bunyi apapun, kecuali embusan napas yang keluar dari hidung mereka. Sementara tak lama berselang. Di kejauhan mulai terdengar puluhan ajak yang menyalak silih berganti. Suaranya samar, namun tak menghentikan degup jantung mereka yang mulai cepat. Lalu saling berpandangan dengan mata tterbelalak

"Anjing! Sudah kukatakan dari awal. Ini perbuatan goblok yang akan membuat kita mati konyol," kata salah seorang dari mereka dengan setengah berbisik.

"Setidaknya kita berhasil lari."

"Untuk berapa lama? Ajak-ajak itu tak akan berhenti sebelum mereka berhasil mengoyak tubuh dan otak kau. Atau menemukan mayat kau tergeletak di dasar jurang dengan otak berceceran. Mereka tak akan berhenti kecuali jika Tuhan memutuskan untuk mendatangkan kiamat esok pagi. Sebaiknya belah kepalamu lalu serahkan otakmu untuk santapan mereka, Bewok."

"Tai!" maki Bewok entah untuk siapa. Seperti memaki diri sendiri. Karena sangat tak mungkin ia memaki orang di depannya yang di kenal sebagai tukang pukul terkejam di kampung.

Kedua lelaki itu kembali berlari. Bewok terpogoh-pogoh menyamakan langkah untuk mengejar orang di depan. Ia sangat terheran karena ada manusia yang bisa berlari secepat itu. Seolah kekuatan kaki cheetah telah Tuhan anugerahkan kepadanya. Sementara di belakang mereka, ajak-ajak semakin dekat dan menyalak tiada henti.

Diingatnya lagi kejadian seminggu yang lalu ketika ia dan lelaki di depannya yang dikenal dengan sebutan Tatang Botak mengendap-endap di sekitar kandang Ayam pada tengah malam. Tentu saja untuk mencuri satu atau dua ekor ayam guna disate atau dijadikan bekakak panggang malam harinya. Tapi bukan itu yang membuat mereka dikejar puluhan ajak marah dan lapar. Melainkan di waktu yang sama saat mereka berada di kandang ayam. Seorang gadis berambut hitam dan panjang memakai kebaya putih serta sarung batik tengah menangis di antara pohon nangka dan pisang.

Dengan wajah keheranan Tatang Botak menghampiri gadis itu, begitu juga dengan Bewok yang selalu mengikutinya. Sedikit waspada, siapa tahu yang didekatinya adalah demit atau kuntilanak yang sering menggoda warga sekitar. Tatang melangkah perlahan sambil menjulurkan tangannya mencoba menggapai pundak gadis itu. Ia membuka matanya lebar-lebar untuk mendapat penglihatan yang jelas di tengah kegelapan. Sementara di belakang, Bewok menahan Tatang Botak dengan meremas ujung bajunya. "Dia mungkin demit yang sedang iseng, sebaiknya kita pergi," kata Bewok dengan gigi gemelatuk.

INI SEMUA TENTANG KEMALUANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang