Night
Kota Eropa sudah tidak aman lagi. Tempat ini berbahaya, dipenuhi makhluk-makhluk berwujud manusia yang senang meminum darah. Memangsa semua orang tanpa pandang bulu. Hingga,jumlah populasi manusia di sini menurun,tergantikan oleh mereka.
Polandia adalah satu dari segelintir orang yang masih tersisa. Dia bersyukur malam ini tidak ada satupun vampire yang berkeliaran seperti tadi siang. Vampire memang tidak dapat bertahan lama di siang hari. Namun,mereka memiliki cara sendiri untuk dapat bertahan. Sebab itulah Poland baru bisa keluar pada malam hari ini.
Poland mengangkat dan mengarahkan ponselnya ke berbagai arah demi mencari sinyal. Dia harus mengabarkan hal penting mengenai vampire pada temannya di kota sebelah.
Poland menarik kopernya sambil sesekali mengawasi sekitar. Tempat indah ini menjadi daya tarik baginya dulu untuk tinggal disini. Bangunan-bangunan tinggi nan megah membuatnya semakin betah disini.
Poland mendadak berhenti.
Apakah ada seseorang di dalam bangunan itu?
Bola matanya menyusuri setiap jengkal bangunan dan semak-semak disekitarnya dengan ketegangan. Suara gemerisik semak-semak dan langkah kaki menggema. Seketika,Poland cepat-cepat menarik kopernya untuk melarikan diri.
"Tu-tunggu,Poland!"
Poland menoleh dan mengehentikan laju larinya saat melihat Germany berusaha menyusulnya.
German menarik nafas begitu sampai disebelah Poland. "Fuh,aku pikir hanya aku yang masih ada. Kau berencana ke perbatasan kan?"
Poland mengangguk.
"Kita bisa pergi bersama."
Poland mengangguk saja. Ia malas berbicara dan fokus mencari sinyal di ponselnya. Sinyal mendadak menghilang dari kota ini meski listrik tetap lancar. Membuat mereka kesusahan memberi kabar.
Dapat! Tiga balok sinyalnya terisi. Dia cepat-cepat membuka aplikasi chatting dan menekan nama seseorang yang berada pada urutan paling atas.
Germany merasakan suara-suara angin yang menakutkan di balik punggungnya,membuatnya bulu kuduknya berdiri seketika. Lehernya tidak mau menoleh. Dia memegang pundak Poland dan mengguncangnya.
Poland berdecak sebal,merasa terganggu. Germany berbisik bahwa mereka harus segera pergi. Poland mengatupkan bibirnya,menoleh ke arah Germany yang masih mematung.
Tidak ada apa-apa di sana.
Menghela napas gusar,Poland membalikkan badan--dan seseorang menerjangnya. Vampire!
Poland berteriak ketika terhuyung jatuh menimpa Germany. Germany langsung berdiri dan menarik tangannya untuk melarikan diri. Poland menahan sakit akibat pukulan di kepalanya dan segera berlari mengikuti German sekuat tenaga. Dibelakang mereka seorang vampire terbang dengan sayap kalelawarnya yang lebarnya lebih dari dua meter,menampilkan taringnya yang mengerikan. Poland bergetar ngeri,begitu juga Geman yang kakinya cepat kehilangan tenaga. Membuatnya menahan tangis putus asa.
Germany memekik mengiringi tiang listrik yang nyaris roboh oleh terjangan vampire,tepat dimana kepalanya dan Poland berada barusan. Mereka berbelok ke kanan. Memasuki gang sempit dan beharap pada perlindungan bangunan. Poland merasa jantungnya berhenti saat ia terpeleset dan membentur aspal. Sejenak pandangan nya gelap dan ia melihat vampire menukik ke arahnya. Memaksa masuk untuk menyerangnya.
Setengah mati Poland bangkit dan kembali memacu kakinya yang sudah kelelahan. Vampire itu tersangkut sebab tubuhnya jauh lebih besar. Poland berhasil sampai ke pada Germany yang meringis memandangi tembok besar nan tinggi yang menghalangi jalan mereka. Poland mengepal.
"Kita harus memanjat!" Serunya pada Germany. "Ayo,aku akan membantumu terlebih dahulu!"
Germany mengangguk dan naik ke pundak Poland yang sudah berjongkok. Poland dengan satu tangannya mendorong tubuhnya agar bisa berdiri dan mempertahankan Germany di pundaknya. Germany berusaha memanjat. Dia dapat merasakan Poland bergetar menahan bobot tubuhnya yang lebih berat dari Poland sendiri.
Germany berhasil mencapai puncak tembok. Dia berpegangan pada sisi tembok agar tidak terjatuh. Poland mengangkat kedua tangannya tak sabar. Berharap Germany segera membantunya naik.
Germany menatap nanar vampire yang kini berhasil melepaskan diri dari sempitnya gang. Poland sudah berpegangan pada tangannya dan mencoba memanjat naik.
"Hei Germany! Cepat bawa aku naik!"
Rahang Germany bergemeretak. Dia memandang Poland yang menatap penuh harap. Senyumnya terkembang.
"Germany--TIDAK!!"
Bruk!Tubuhnya terbentur dengan sempurna di kerasnya aspal. Poland menyaksikan senyum tipis Germany yang kemudian berbalik dan melompat turun ke sebelah tembok.
Poland masih berusaha berdiri. Mencoba mencari ponselnya--BRAAK!! Tubuhnya diterjang hingga membentur tembok dengan keras. Kepalanya tiba-tiba terasa berputar dan pandangannya perlahan gelap. Sekilas ia menengok ponselnya yang tergeletak tak jauh darinya. Layar ponselnya menyala.
Indonesia is calling ....
Kesadarannya tak bertahan lama. Semuanya menjadi sunyi,hitam,pekat,dan dia berteriak saat gigi tajam menembus lehernya,dan merenggut hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Lover (CH's) [Revising]
FanfictionIsak tangis yang tertahan terdengar dari bibirnya yang gemetar. Seluruh indranya tersentak saat wajah itu semakin mendekat kepadanya. Ia dapat merasakan nafas panas memburu menyapu wajahnya. Mata Semerah darah itu menyala,menatapnya dengan penuh naf...