sunrise⛅

369 52 12
                                    

#Enjoy the story#

   

        Pagi ini suasana di kediaman Allegra dibilang cukup cerah,matahari bersinar dengan teriknya meskipun ini masih pagi hari,hangat dan menyenangkan.

"Selamat Pagi Abang!"
Sapaan itu terdengar di telinga Brian setelah kesunyian yang beberapa waktu lalu menemaninya.

"Sudah bangun?"
Tanyanya pada buntalan gemas yang berada di atas kasur single bad dan tengah merenggangkan badan tersebut.

" em"

"sleep well?"
Tanya Brian sembari mendekatkan diri pada Carinonya yang tengah mengusap-usap matanya agar pandangannya jelas.

"no.jangan lakukan itu Carino,matamu bisa terluka."

"Lebay sekali abangku ini,emm ngomong-ngomong Abang benar-benar menemaniku disini?"
Tanya Afi dengan sungguh-sungguh,pasalnya semalam Ia tidak mau melepaskan Abangnya itu yang meminta izin akan bekerja,sekedar info Sang kembaran tidur bersama Mervin di kamarnya,dan dirinya tidak suka sendirian di ruangan sebesar ini.

"tentu,kan abang sayang dengan Carino"

"Kalo sayang dengan Carino jawab pertanyaan Carino dengan jujur ya?"
Brian mengernyit bingung,baru saja bangun tidur anak ini sudah berulah,agak susah kalo mode hiperaktif sudah on begini,tapi ini lebih baik daripada Brian harus melihat Carino-nya mendung.

"Cuci muka dan sikat gigi terlebih dahulu sayang,abang benci sesuatu yang jorok"

Afi mengernyit sebal,jika tidak ingat kalau dia ini lebih muda mungkin sudah Afi caci maki.
"idih,memangnya abang sudah cuci muka?"

"Abang tidak tidur,jadi tidak harus cuci muka"
Mata Afi seketika melotot bulat,APA?TIDAK TIDUR?!?!.

"HAH?!NGGAK TIDUR!!??KENAPA KOK NGGAK TIDUR!!?"

"ssstt,kau bisa membangunkan semua orang sayang,abang kan harus bekerja"

"semua orang terus saja bekerja,Bang!kalian sudah sekaya iniiii masa sih harus bekerja terus-menerus sampai tidak tidur seperti itu?!percuma punya uang banyak kalau cuma mau bikin organ tubuh abang kopong!kalo kopong beneran mampus deh uangnya buat nambal kopongannya!sama aja abis lagi!"
Adiknya ini menggemaskan sekali kalau sedang mengomel,ingin rasanya Brian jadikan patung untuk dipajang di dalam kamarnya.

"Baiklah-baiklah abang akan beristirahat nanti,sekarang bersih-bersih lalu kita turun kebawah,ada yang ingin Papa sampaikan pada Carino."
Brian iyakan saja sebelum mengomel lebih panjang,mana mungkin dirinya beristirahat disaat kembarannya itu sudah mengasah pisau untuk memenggal kepalanya karena selalu mangkir dari tugas.

"Papa....oiya Papa kan sedang marah sama Carino..."
Mata tajam nan berapi-api tadi seketika redup dan memelas,eyy cepat sekali berubahnya anak ini.

"Kenapa lagi?sedihnya datang lagi?"

"tidak...tapi..."

"why?"

"takut.."
Hah...ternyata si kecil ini punya rasa takut juga ya.

"Berbaikan dengan papa itu mudah untuk dilakukan sayang"
Jawab Brian menenangkan Carinonya yang sedang merasa kecil tersebut.

"abang enak sekali bilang seperti itu,kalo memang mudah kenapa belum berbaikan dengan Afa?"
Brian menatap tidak suka Carinonya,topik ini sedikit sensitif di telinganya mengingat Piccolo-nya yang masih saja menghindarinya membuat emosinya lebih cepat meningkat.

"Bersih-bersih sekarang lalu kita turun."

"Jawab dulu kenapa abang tidak berbaikan dengan Piccolo?!kenapa abang sibuk terus?"
oh ayolah,ini bukan masalah sibuk atau tidaknya Brian,tapi Piccolonya itu terus saja menghindar saat ia dekati.

Bodyguard?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang