1. | nobody knows

802 53 2
                                    

President Kim

●○●○

Jungkook berdecak malas.

Melihat presiden siswa di depannya, yang tengah bersidekap diiringi tatapan tajam. Kim Taehyung, dengan segala rasa jengahnya. "Lo kenapa sih, Kook?"

Yang ditanya malah terkekeh kurang ajar. "Kenapa apanya hyung?"

"Kemarin ngerokok di kelas, hari rabu bolos dua mapel, minggu lalu nonjok anak orang, pas senin juga lo telat upacara. Mau lo apa coba? Gedeg gue."

"Anjing, telat mah pelanggaran basic kali'. Pake diungkit segala."

"Iya, itu telatnya doang. Tapi nyuruh cewek buat ngoral punya lo di toilet sih gak basic menurut gue." Taehyung berujar sarkastik dengan tampang datar. Emosi terlampau batas dengan kelakuan adik kelasnya yang terlalu sering masuk blacklist.

Jungkook tergelak. "Itu seru sih." Sebelah tangan membuka kancing kedua kemeja seragamnya, gerah hari ini. "Untung lo mergokinnya pas gue udah keluar hyung. Kalo belum, sumpah, gue lanjutin depan lo."

"Tolol!"

Taehyung memukul kepala pemuda itu dengan keras, hingga Jungkook mengaduh sembari terkekeh.

"Mulut lo jaga." Rose, gadis berambut panjang yang berstatus sebagai sekertaris osis dan wakil presiden siswa menyahut. Sedari tadi hanya diam disamping Taehyung, namun perkataan Jungkook membuatnya naik pitam pada akhirnya. "Udah pernah ketahuan berbuat gak senonoh di toilet sekolah, malah gak tau malu ngomong gitu."

"Lah, marah lo?" Alis Jungkook terangkat. "Kenapa? Mau juga?"

"Wah gila ni orang." Rose menatapnya tak percaya. "Mending diem deh, tuh mulut cuma bisa ngeluarin kata kotor doang."

Jungkook tersenyum miring. Memberi gestur memanggil dengan jari. "Coba lo sinian dikit."

"Apaan?"

"Kita cipokan."

"ANJING!"

Gadis itu nyaris saja melempar tablet sekolah di tangannya, jika saja Taehyung tak menghentikan. "Udah." Lelaki Kim menengahi. Hela napas lelah keluar dari belah bibirnya. "Jangan ngumpat Rose."

"Iya, sorry."

Taehyung memijat pelipisnya. Pusing, Jungkook terlalu banyak membuat kesalahan bulan ini. Surat pemanggilan orang tua pasti juga tak mempan, karna ayah dan ibu Jungkook bekerja di luar Negeri. Dia paham betul itu.

"Tunggu gue di ruang detensi."

Sebaris kalimat, lima kata, disusun rapi dengan nada mutlak yang tak dapat dibantah. Selepasnya, Taehyung melenggang pergi, diikuti Rose meninggalkan Jungkook di koridor sekolah.

Jungkook membuang napas kasar, dengan malas masuk ke kelasnya lalu mengambil handphone dan headseat miliknya di dalam tas.

"Nape?" Mingyu, pemuda yang hanya berjarak satu bangku dibelakangnya bertanya.

"Biasalah." Jungkook menjawab malas tanpa menoleh. Sibuk menutup kembali ranselnya.

"Dia ciuman ama cewek depan ruang BK anjing." Yugyeom yang baru saja masuk kelas bersuara. Mendekati meja mereka dan berdiri si samping Jungkook.

"Hah?" Mingyu melongo sesaat, lalu terbahak. "Wah, emang sinting ni orang."

Mereka bertiga ini sohib, dekat sejak kelas 1 dan banyak melakukan hal bersama-sama. Seperti makan bersama, olahraga bersama, balapan bersama, mabuk bersama, bolos bersama, merokok bersama, hingga dihukum bersama. Namun tak seperti Jungkook yang bebal, kedua temannya itu tidak sebrengsek dia. Karena ketika Kim Taehyung diangkat menjadi presiden siswa, dan nyaris dari seluruh pelajar nakal telah merasakan hukuman darinya, kebanyakan kapok. Pemuda Kim itu gila dalam mengatur disiplinisasi sekolah.

President Kim | tk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang