5. | study

645 36 7
                                    

President Kim

●○●○

"Jeon Jungkook."

Langkah Jungkook terhenti. Berbalik merespon panggilan itu, menemukan Taehyung yang berjalan mendekatinya. Di samping kanan pemuda Jeon, Yugyeom dan Mingyu saling lirik. Penasaran ada gerangan apa, sebab sudah lama sejak terakhir kali sang presiden siswa menghampiri mereka. Apa Jungkook membuat masalah lagi?

Jungkook tersenyum. Gigi kelincinya mengintip nakal dari belah bibir. Manis sekali. "Iya hyung?"

Yugyeom menyaksikan itu, dan sejenak ia tertegun. Di kebanyakan waktu, Jungkook akan memberi seringai mengejek atau tatapan malas tiap kali sang presiden siswa memanggilnya. Tapi kali ini, senyuman itu—okay, jujur saja. Itu cukup imut. Dia dan Mingyu mengakui kalau paras Jungkook memang manis, meski tingkah lakunya bajingan.

"Lo ada rencana hari ini?" Taehyung bertanya, kemudian melirik kedua teman Jungkook. Sontak, mereka membungkuk sekilas tanda hormat. Entah disadarinya atau tidak, aura Taehyung itu sangat mengintimidasi.

Pemuda kelinci mengangguk. Menunjuk kedua temannya dengan dagu. "Mau jalan ama mereka."

"Batalin."

"Apa?"

"Jangan pergi. Hari ini ke rumah gue."

Jungkook menghela napas. "Kenapa?" Bibirnya mencebik kesal. Tanpa tahu jika itu nampak menggemaskan bagi kekasihnya. "Mau nongkrong njir, udah janjian sama yang lain juga."

"Ga Jeon." Taehyung berkata sekali lagi. Penuh ego dan tak ingin dilawan. "Siapa suruh sering bolos di jam fisika sama sejarah? Kebanyakan nongkrong, nilai lo tuh jeblong. Hari ini belajar di rumah gue, nanti gue ajuin kelas perbaikan nilai ke gurunya."

Yugyeom dan Mingyu hanya bungkam. Tidak terkejut. Sebab seisi sekolahpun tahu kalau Taehyung dan Jungkook itu berteman sejak dulu. Hanya saja memang sering berdebat, sejak salah satunya diangkat menjadi presiden siswa.

Alisnya tertukik. "Hah?" Dia disuruh belajar? Apa lelaki itu bercanda? "Belajar? Alright, gue emang brengsek, tapi ga bego juga kali. Gue paham kok tiap kali guru nerangin." Yang ingin dikatakannya disini adalah; tidak belajarpun, dia sudah pintar.

"Iya, emang bener." Taehyung mengangguk setuju. Raut wajahnya datar sekali. "Tapi kan lo ga pernah masuk di dua mapel itu, jadi apa yang lo pahamin?"

Itu benar.

"Diem Kook, gue cuma mau bicara sampe sini. Hari ini ke rumah gue. Lo kena detensi kalo masih bacot ga guna."

Mutlak, tegas, tak merima bantahan.

Namun pada dasarnya, Jungkook memang keras kepala.

"Apasih, kok ngatur-ngatur bangsat?!" Suara pemuda kelinci cukup keras, tersulut emosi. Dia tahu pada akhirnya dia akan selalu kalah jika berdebat dengan Taehyung, namun tetap saja. Umpatan itu harus keluar, agar perasaannya tersampaikan. "Emang lo pikir lo siapa?!"

"Kim Taehyung."

Jungkook mendenguskan tawa. "Siapa tuh? Ga kenal."

Taehyung tersenyum miring membalas. "Orang yang bikin lo nangis-nangis sejam lalu."

Mata Jungkook membelalak. Yugyeom dan Mingyu yang sedari tadi hanya diam menyaksikanpun nampak terkejut. Jadi itu alasan kenapa pemuda Jeon kembali ke kelas dengan mata sembab? Taehyung membuatnya menangis? Saling lirik, mereka bertanya-tanya dalam hati. Apa yang presiden siswa lakukan hingga Jungkook si berandal sekolah bisa meneteskan air mata?

President Kim | tk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang