(BAGIAN KETIGA DARI FAOI RUN)
Kisah terakhir dari keluarga Lee
Namun awal dari kisah putra pertama mereka Riki Lee, atau lebih di krnal dengan nama Sean Park
"Lalu untuk apa kau menggendongnya keluar dari motel ?"
Sean diam, saat ini dia sedang berada di dalam ruang CEO dan berhadapan langsung dengan CEO itu sendiri dan di temani oleh manajernya.
"Kenapa diam ? Jawab pertanyaanku siapa dia Sean Park"
"Dia memang bukan siapa-siapa, aku hanya menolongnya"
"Menolong untuk apa ? Tidak bisa berjalan karena kalian selesai bersenang-senang ?"
Sean yang sejak tadi enggan menatap sang CEO lantas dengan cepat mengangkat pandangannya, tersirat ketajaman di sepasang mata elang miliknya.
Sang CEO nampak menghela nafasnya drngan kasar seraya mengusap wajahnya "Seojun.. "
"Ne sajangnim"
"Buat dia mengaku lalu katakan padaku, kosongkan jadwalnya dalam 1 bulan dan jangan biarkan dia keluar dengan bebas dari asramanya"
"Baik sajangnim"
...
"Sean..."
"Jika hyung bertanya siapa gadis itu maka jawabanku tetap sama" sahut Sean dengan cepat
Seojun selaku manajer jadi bingung, apa yang harus dia lakukan agar Sean mau mengaku. Ini tidak hanya akan mempengaruhi karirnya tapi juga RIXENT. Sembari meminum bir dari kaleng yang ada di tangannya Seojun kembali berkata "sekarang katakan padaku, apa yang terjadi pada gadis itu sampai kau harus menolongnya ? Kau tidak benar-benar...."
"apa hyung pikir aku sebodoh itu ?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak tentu saja, Seojun sudah tau tabiat Sean seperti apa, dan sepanjang waktu ia bersama Sean anak itu sama sekali tidak pernah terlihat tertarik untuk dekat dengan gadis manapun. Dingin bukan hanya image untuknya, tapi memang begitu adanya.
"Maka sekarang jelaskan padaku"
Sean diam.. Bukan karena dia tidak ingin mengatakan kebenarannya. Tapi...
"Masih tidak ingin mengatakannya ?..."
Srek
"Ku beri waktu sampai besok, ku harap kau tidak mengecewakanku dan teman-temanmu Sean Park" ujar Seojun setelah bangkit dari kursinya dan meninggalkan asrama RIXENT
Tangan Sean meremat kaleng soda yang ada di tangan kanannya, dia bingung.. Tidak tau harus memberikan klarifikasi seperti apa. Tidak pernah ia sangka jika kejadian malam itu akan sampai di ketahui oleh para pemburu berita, padahal saat itu dia sudah memakai masker dan topinya dengan benar, sangat kecil kemungkinannya untuk orang-orang bisa mengenalinya.
"Riki-ya"
Sean mengangkat pandangannya dan mendapati ayahnya yang sepertinya baru memasuki pintu asramanya