BAB I

255 38 1
                                    

√√√

Rasi berdecak kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rasi berdecak kesal. Cowok tinggi berwajah rupawan itu menoleh ke kanan kiri, menemukan banyak sekali orang orang memperhatikan nya entah karena apa. Padahal ia tidak sedang melakukan apapun.

Merasa risih, Rasi memutuskan untuk benar benar menyusul Haikal yang pasti nya sedang berada di toilet untuk menuntaskan hajat.

Jika saja Rasi tidak diancam akan dilaporkan pada ibu nya perihal hal itu oleh Haikal, Rasi mana mau repot repot ke kampus gedung IT demi mengantar kamus Inggris yang lagi lagi Haikal pinjam dari nya.

Padahal, Rasi sudah menyuruh Haikal untuk membeli saja kamus bahasa Inggris di toko buku, harga nya pasti tidak akan membuat cowok itu bangkrut.

Namun, Haikal tetap saja meminjam pada nya.

Ketika akhirnya ia sampai di toilet, mendadak terdengar suara seseorang yang merintih kesakitan. Rasi bergidik mendengar rintihan tersebut. Bukan nya apa apa, Haikal pernah bilang pada nya bahwa toilet gedung IT memang dikenal angker.

Kata nya seseorang menggugurkan bayi nya di toilet itu kemudian tewas kehabisan darah.

Tapi rintihan yang rasi dengar adalah rintihan laki laki!

Masa sih ada laki laki hamil? Memang nya ini dunia mpreg.

Maka rasi mulai merafalkan doa dalam hati nya, berharap suara itu akan hilang dan ia cepat cepat menemukan teman nya.

Namun bukan nya menghilang, rintihan itu malah semakin jelas terdengar.

Rasa nya rasi ingin menangis saja.

"Kal! Mana si lo ah" Rasi sedikit berteriak karena kesal.

"R-ras.. "

Rasi melebarkan mata nya mendengar rintihan itu berhenti dan kini memanggil nama nya. Namun ia tidak lagi takut, karena ia mengenali suara ini.

Cowo itu dengan langkah lebar menyusuri setiap bilik toilet, dan ketika sampai pada bilik nomor tiga, Rasi menemukan sumber suara yang sedari tadi ia dengar.

Rasi menggeleng pelan melihat tubuh sahabat nya yang tak berdaya tengah duduk diatas WC yang tertutup.

"Lo kenapa?" Rasi mengernyit, menatap sahabat nya itu aneh.

"Perut gue sakit ras, rasa nya kaya sekarat" Haikal mengeluh sambil meremas perut datar nya.

"Ayo ke rumah sakit"

"Jangan, kelamaan. Anter gue ke UKS aja"

Rasi memutar bola mata nya dengan sebal. Haikal ini walau sekarat masih sempat nya dia menawar.

"Yaudah bangun"

"Gue gak bisa jalan"

"Yakali anjir" Rasi menatap Haikal tak percaya, sebelum ia menyadari bahwa sepertinya anak itu benar benar sakit jika dilihat dari wajah nya yang pucat. Jadi, mau tidak mau Rasi memutuskan menggendong Haikal di punggung nya setelah mengeluarkan decakan kekesalan.

"Kal, ini kemana?" Rasi bertanya pada Haikal yang membenamkan wajah nya pada bahu lebar Rasi.

Haikal hanya membalas dengan dengungan tidak jelas, yang membuat Rasi berdecak untuk kesekian kali nya.

"Eh.. Tunggu! " Rasi sedikit berteriak ketika ia menemukan seseorang di ujung lorong koridor kampus.

Mendengar seruan Rasi, orang itu menoleh dan berdiam sejenak. Rasi pikir orang itu ragu bahwa dia lah yang telah Rasi panggil.

Melihat nya, Rasi mengangguk, "Iya, Lo"

Mendengar hal yang di katakan Rasi, sosok itu lantas cepat cepat menghampiri Rasi dan Haikal sembari memberikan tatapan kebingungan.

Yang jujur saja... Menggemaskan.

"Anu.. Boleh tolong kasih tau arah ke UKS? temen gue sakit"

Mendengar nya, laki laki manis berperawakan mungil itu mengangguk singkat, lalu berjalan di depan Rasi.

Rasi menghela nafas lega setelah nya.

Selama perjalanan ke UKS, mereka tidak sama sekali terlibat percakapan apapun. Rasi pikir, anak itu cukup pendiam dan tidak mempunyai banyak kenalan di sana.

Sebab tak ada satu pun mahasiswa mahasiswi yang berlalu lalang menyapa anak itu. Padahal, Rasi yakin salah satu dari rang orang itu pasti mengenal anak ini.

Ketika mereka akhirnya sampai ke UKS, Rasi merebahkan tubuh sahabat nya untuk di periksa oleh petugas kesehatan disana.

Ketika para petugas sedang sibuk memeriksa sahabat nya, saat itu pula Rasi diam diam pergi ke luar untuk menemui anak yang membantu nya tadi.

Namun ia tidak ada di sana.

Rasi menatap kesal pada Haikal yang bahkan tidak tahu apa apa. Masalah nya, ia bahkan belum sempat berterima kasih pada anak itu.

Biarlah.. Mungkin ia sedang terburu buru. Rasi akan berterima kasih di lain waktu.

Itu pun juga kalau Rasi memiliki waktu yang lain tersebut.

√√√

Rasi BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang