BOOGEYMAN

474 7 0
                                    

Ketika waktu sudah berada tepat jam 12 malam, jangan pernah kalian membuka lemari. Karena bisa saja, kalian akan menemukan sesuatu yang mengerikan di sana.

Saat tengah malam tiba, jangan sesekali memerdulikan suara dari dalam lemari. Karena bisa jadi, kalian akan mengalami hal yang tak mungkin akan kalian lupakan seumur hidup.

***

Teng ...! Teng ...! Teng ...!

Suara jam dinding yang berbunyi sebanyak 12 kali, menandakan bahwa sudah masuk tengah malam. Waktunya John untuk tidur.

Sesaat sebelum membaringkan tubuhnya ke kasur, John menyempatkan diri untuk melihat lemari tua peninggalan Almarhum Ayahnya tersebut dari sisi ranjang.
Lemari tua yang terletak di sudut kamar, sudah ada sebelum John lahir dan menjadi kenang-kenangan terakhir sebelum Ayahnya meninggal. Itu sebabnya, meski sudah rusak John tidak ingin membuang mau pun menjualnya.

"Hmmm ..., Boogeyman. Adakah kau berada di dalam sana?" ucap John, lirih. "Hahaha ... Bodoh sekali diriku ini. Boogeyman itu hanya mitos dan tidak pernah ada."

Setelah puas mengejeki dirinya sendiri, John pun segera merebahkan tubuh.
Kasur emput serta selimut hangat, dengan cepatnya membawa John ke alam mimpi.

Dug ...! Dug ...! Dug ...!

Suara seperti kayu yang ditendang berulang-ulang, terdengar begitu keras. Membuat John kembali terbangun.

"Siapa sih yang ribut malam-malam begini?!" gerutu John, kesal.

Bergegas dia bangkit dan mencari asal suara tersebut.

Dug ...! Dug ...! Dug ...!

Lagi-lagi suara itu muncul.

John terkejut saat mengetahui suara tersebut ternyata berasal dari lemari tuanya.
Ketakutan mulai menyerbu perasaan John, mengingat buku yang baru selesai dia baca tadi. Tentang monster pemangsa manusia yang muncul dari dalam lemari, bernama 'Boogeyman'.

John diam--mematung. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Jantungnya mulai berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Perlahan John mulai melangkahkan kakinya, mendekati lemari tersebut.
Rasa takut serta penasaran yang kini semakin berpacu di dalam fikiran John, memaksanya memberanikan diri membuka lemari tersebut.

Kreeet ...!

Denyitan pintu lemari tua itu menggeming, membuat bulu kuduk berdiri.
John pun menutup mata, sebelum memasukkan kepalanya ke dalam lemari.

"Meong ...,"

Suara itu seolah menjadi penghilang ketakutan John yang langsung membuka matanya.
Wajah paniknya berubah seketika dengan senyum kepuasan, saat mendapati Junior, kucing kesayangannya yang berada di dalam lemari.

"Kau hampir saja membuat jantungku copot, Junior," ucap John sambil mengangkat kucing tersebut kepelukannya.

Dielusnya kucing hitam kesayangannya itu. Tapi tak berapa lama, Junior melompat dan kembali ke dalam lemari.

John yang bingung dengan sikap Junior, hanya memperhatikannya saja.
Junior pun kembali keluar sambil menarik sesuatu dengan mulutnya.
Bergegas John mengambil sesuatu tersebut yang tak lain adalah sebuah karung sebesar kepala berwarna putih lusuh.

Tapi baru dia ingin membuka karung tersebut, tiba-tiba saja lampu di kamarnya mati.

"Hmmm ..., pasti konsleting lagi?!" gerutu John, kesal.

Tak berapa lama, lampu kembali menyala. Namun hal mengejutkan terjadi lagi.

Asap berwarna merah tiba-tiba muncul dari dalam lemari tua tadi.

John kembali terdiam, mematung, melihat keanehan tersebut. Junior yang juga masih berada di depan lemari tersebut, mengerang tak menentu.
Belum John tersadar dari kebingungannya, tiba-tiba muncul sepasang tangan di antara kepulan asap dari dalam lemari.
Sepasang tangan itu terus merambat, menarik sesuatu dari dalam lemari.

Perlahan tangan itu terus keluar, disusul oleh kepala, tubuh, serta kaki pemiliknya.

John pun terkejut, tubuhnya bergetar hebat mendapati makhluk mengerikan yang keluar dari lemari dan merangkak mendekatinya.
Makhluk berwajah hancur serta busa bercampur cacing yang keluar dari mulutnya, membuat John takut sekaligus mual melihatnya.

Dengan sekali cakaran, Junior yang sedari tadi masih mengerang pun tewas seketika. Organ-organ dalam tubuhnya berhamburan di lantai, hanya tinggal kepalanya saja yang utuh dan menggelinding ke kaki John.

John yang melihat hal itu, tak bisa berbuat apa-apa. Kakinya seolah sudah benar-benar terpaku. Bahkan untuk lari saja dia sudah tidak mampu.

Makhluk itu terus merangkak, mendekati John yang kini sudah mulai lemas.

Dia merangkak--meraba--kaki John dan terus ke atas, hingga wajahnya benar-benar sudah berada beberapa senti di depan wajah John.

Jarinya yang penuh dengan kuku panjang, mulai meraba wajah John.

John pun mulai kehilangan kesadaran, hingga akhirnya dia tumbang ke kasur dengan ditindih oleh makhluk itu.

***

Pagi-pagi telah menyingsing. Maria-ibu John yang baru pulang dari kantor karena lembur, segera menghampiri kamar John-anak semata wayangnya itu.

"John, sudah bangunkah kau?" ucap Maria sambil mengetuk pintu kamar. Namun tak terdengar jawaban dari dalam.

Maria pun membuka pintu yang memang tidak pernah dikunci oleh John.

"Apa ini?" gumamnya saat melihat benda lengket serta menggeliat berceceran di seluruh lantai di kamar John.

Maria segera mendekati John yang masih terbaring di kasurnya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat cacing-cacing yang masih hidup, menggeliat memenuhi mulut John.

Segera dia menjerit, membangunkan tetangga-tetangganya yang langsung berhamburan ke rumah Maria.

Mereka yang baru saja datang, langsung mendekati Maria yang tengah berlutut di samping tubuh John.

Mual mereka rasakan saat melihat kondisi mayat John yang penuh dengan cacing di mulutnya.

Terlihat Maria masih menangis sesenggukkan sambil mengelus wajah John yang sudah tak bernyawa.

"Apa ini?" gumam salah seorang yang melihat sebuah karung lusuh di dekat mayat John.

Diambilnya karung tersebut dan segera membukanya.

Orang itu pun mengambil sobekkan kertas basah berlendir yang terdapat di dalam karung tersebut.

Sebaris kalimat yang di tulis dengan tinta merah, mengisi sobekkan kertas itu.

"I'AM BOOGEYMAN ...!!!"

***

ANONYMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang