Desan dan Desandra kembar tak seiras. Begitupun dengan segala perbuatan dan tingkah lakunya. Kelas pun mereka tidak bareng. Desan yang masuk kelas XII MIPA b sedangkan Desandra MIPA A. Banyak teman-teman di sekolahnya yang tidak mengetahui bahwa mereka kembar.
Seperti biasa aktivitas mereka dipagi hari diwajibkan sarapan bersama di tempat makan kelurgannya.
Desan, Desandra, dan kedua orang tua mereka yang sibuk bekerja selalu menyempatkan diri kumpul dipagi hari. Tidak hanya sarapan yang diwajibkan kumpul bersama. Makan malam juga agenda yang wajib mereka lakukan.
"Desan, bagaimana sekolahmu? Cukup menyenangkan?" tanya Mayra. Ibu dari sikembar yang sangat cantik.
"Iya mah, lumayan bulan depan Desan ikut lomba basket di SMA sebelah."
"Kalo kamu gimana Sandra?"Mayra kembali bertanya.
"Hmmm kalo Sandra, gitu-gitu aja mah, tapi nanti Sandra ikut olimpiade kimia nasional."
"Bagus, kalian harus terus belajar yang bener ya, apapun kegiatan yang kalian suka, mamah papah selalu dukung." Ujar Winata, sang kepala keluarga.
Kemudian ia pun kembali berkata " 3hari lagi ada pesta perkumpulan perusahaan besar, kalian wajib ikut yah. Semua pemilik perusahaan seasia menghadirinya."
"Maaf pah, Sandra ngga bisa ikut. Soalnya mau persiapan buat olimpiade." Jawab Sandra dengan sopan.
"Tapi Desan, kamu wajib ikut." Balas sang papah, hanya dibalas anggukan oleh seorang Desan.
-✨✨✨-
Pukul 06:30 Sandra dan Desan sudah stay di sekolahnya. Tidak sengaja munculah Bagas sembari mencubit Sandra dengan gemas.
Bagas adalah teman Desan yang kemarin berkunjung dirumah mereka. Perawakan Bagas sangat tampan, memiliki tinggi yang sama seperti desan.
"Plakkkk." tangan mulus Sandra melayang dengan kerasnya, mendarat ditangan Bagas. Mengakibatkan bekas kemerahan.
"Anjir, galak banget si dek."ringis Bagas mengelusi tangannya.
"Lagian, gatel banget tangannya."
"Eh btw kalian berdua abis sekolah free ngga? Kebetulan sampe Minggu depan rumah gue sepi. Skuylah main kerumah gue." Ajak Bagas kepada sikembar.
"Boleh, tapi liat aja nanti gas Ken lah hahahah." Jawab Desan dengan gayanya.
Mereka pun berpisah, menuju kelasnya masing-masing.
Kelas XI MIPA A, kelas yang dipijak Sandra cukup terkenal dengan murid-murid ambisius nya.
Kebanyakan mereka pernah mengikuti olimpiade Nasional bahkan internasional.
Sandra disekolah cukup terkenal dengan prestasinya. Karena selama ini ia sudah membawa 30 mendali emas dan 5 mendali perak. Tidak hanya terkenal karena kepintarannya, Sandra juga terkenal dengan wajahnya yang sangat imut, namun dibalik ke imutan wajahnya. Sandra memiliki watak yang galak. Banyak orang yang selalu reflek mencubit wajahnya dan berakhir tatabokan yang keras dari tangannya.
"Sandra." Panggil Gilang, teman satu kelasnya.
"Giman Lang." Balas Sandra mendekati Gilang.
"Abis sekolah, boleh ngga anterin gue beli buku buat belajar fisika ngga? hmmm masih belum paham nih sama materi fisika nya Bu Endah."