01. When we love. Sweetener,

4.7K 291 8
                                    

200 vote, unlocked next chapter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

200 vote, unlocked next chapter

"A-B-C-D-E-F-G."

"What you know ain't what we see."

Tiba-tiba, suara Qadree melonjak ke nada rock yang lantang. "Ding-dong, ding-dong!" Wajah Rubi berubah, bibir kecilnya mencebik, dan hidung mungilnya berkerut lucu—seakan-akan dia baru sahaja menghidu sesuatu yang masam, menampakkan reaksi kebingungannya terhadap tingkah sang Pak Cik.

"I swear I'm seeing King Kong, Head bouncing like a ping-pong— ADUH!" Lanjut Qadree dan refleks mengadu dengan mengusap kepalanya yang baru saja diketuk.

"It's so noisy." Qadree menjeling Uwais yang berlalu di belakangnya bersama frying pan di tangan. "Aren't you scared of embarrassment? Even embarrassment's scared of you." Komen Uwais.

Qadree mendengus, "Kau patut berterima kasih aku perkenalan cara pembelajaran awal ABC dengan Rubi dengan cara menghibur, kalau aku tiba-tiba buat macam ni—'shik~'—dia memutar pinggulnya ke kiri dengan gaya menari yang sengaja dilebih-lebihkan—'shak~'—berganjak ke kanan'shok~'—dan kembali ke kiri kembali. "Bukan terbeliak aje tapi kejang-kejang Rubi mendengar." Qadree mengikuti langkah Uwais ke ruang makan, diikuti dengan Amanda yang sedang mendukung Rubi di belakangnya.

Gadis kecil yang tadinya sempat muram akibat karenah aneh Qadree sudah kembali ceria. Sedikit pun ia tak lepas dari menatap wajah cantik Amanda.

Amanda mengulas senyum lucu, "Pak Cik Yubi yang sorang tu memang macamtu, otak dia tak betul sikit." Bisik Amanda dengan muka dibuat-buat mengejek Qadree yang kini masih lagi membebel-bebel pelan.

Rubi ketawa, seakan faham dengan ucapan Amanda sambil tangan kecil itu mengusap lembut pipi Amanda.

Setiba di dapur, tampak jelas satu figura yang pucat lesi, menyantap sarapan paginya.

"Wih, siapakah lelaki macam pengemis ini?" Qadree melabuh duduk di sebelah lelaki itu dengan hujung bibir ternaik ke atas. Walaupun tak lebar, senyum Nawal Qadree boleh diiktirafkan senyuman paling manis di antara mereka adik-beradik. Kening Qadree terjungkit-jungkit, sengaja menganggu ketenteraman abang keduanya.

Nurynmarissa yang baru selesai memasak sarapan pagi mereka sekeluarga berteriak memanggil suaminya di tingkat atas sambil menatang teko minuman panas mereka.

"Sayang, turun breakfast."

"Baby, papa tak bangun lagi kah?" Nurynmarissa terus berulang-alik dari dapur ke ruang makan, memastikan tiada juadah yang tertinggal. Tangan Qadree, yang cuba mencolek Buttermilk Pie di atas meja, ditepis pantas. "Makan sama-sama," tegurnya dengan jelingan kecil, membuatkan tangan gatal itu menjauh dengan rajukkan kecil.

Kejam, semua kejam terhadap diriku.

Amanda ingin menjawab soalan mamanya namun tak jadi tatkala empunya badan yang di seru sudah menampakkan diri.

SweetenerWhere stories live. Discover now