02

0 1 0
                                    

Iya melihat sekeliling memastikan sosok yang mengejarnya telah pergi namun, saat ia ingin pergi meninggalkan gadis itu ia kembali melihat sosok yang mengajarnya refleks ia langsung memeluk gadis tersebut dengan sangat erat berharap mereka tidak bisa melihatnya.
Dengan sekejap suasana pun menjadi sunyi, hanya terdengar kegembiraan orang-orang yang menikmati indahnya pasar malam ini. Keheningan di antara dia dan gadis yang belum sama sekali i
a kenal.
Ia pun melepaskan pelukannya dan menatap gadis itu lekat ia melihat bahwa mata gadis itu pun mulai berkaca-kaca, matanya memerah karena menahan amarah yang sangat meluap-luap ia pun jadi merasa bersalah kepada gadis itu.

"DASAR COWOK GAK TAU DIRI". Bentak gadis itu sambil berjalan pergi ia pun kembali menarik lengan gadis itu dengan lembut dan memeluknya untuk kedua kalinya sangat erat entah mengapa cowok itu bisa merasakan gugupan jantungnya yang tidak bisa biasa.
Ia merasakan bahwa gadis itu memberontak berusaha melepaskan pelukan darinya ia tidak tahu mengapa ia harus memeluk gadis itu untuk kedua kalinya, semakin lama ia memeluk gadis itu akhirnya ia merasakan gadis itu tidak lagi memberontak berusaha melepas pelukan namun tak disangka gadis itu malah menangis dipelukannya ia kembali merasa bersalah. Tangannya pun tak henti mengelus rambut gadis itu dengan lembut sesekali menepuk pundak gadis itu untuk menenangkannya.
Iya sudah bisa merasakan nafas gadis itu yang sudah mulai teratur ia pun melepaskan pelukannya.

"Maafin gw, gua nggak bermaksud ngelakuin ini sama lo ". Ia masih menatap gadis itu yang diam bergeming.
"Lo mau maafin gua kan?".
"Enak aja lo peluk-peluk gw, gw tuh nggak suka dipeluk sama orang lain apalagi sama Lo pikir setelah lo Meluk-meluk gw lo bakal dapet maaf Dari gw, sorry gw nggak akan pernah mau maafin lo". ujar gadis itu sambil berlalu pergi. Ia hanya menatap punggung gadis itu yang mulai menjauh darinya.
"Kenapa sama diri gw, kenapa tiba-tiba gw meluk dia, tapi ge merasa gw harus memeluknya untuk kedua kalinya biar dia nggak nangis lagi,, akkhhh semua ini gara-gara laki-laki itu ". Ucapnya dalam hati.

🍂

Angel pun menyuruh pak Beni, sopir setianya untuk mempercepat laju mobilnya agar tidak terlambat, karena ia bangun kesiangan.
"Pak agak cepet dikit dong, ini tinggal 10 menit lagi".
Iya non, bentar lagi juga sudah sampai ". Benar saja mobilnya kini sudah berhenti tepat di depan gerbang sekolahnya. Ia pun segera berlari dan Untung saja masih tersisa 5 menit.

"Angel,,,". Suara yang tiba-tiba muncul dan berhasil membuat Angel terkejut terpaksa ia menghentikan langkahnya dan mencari orang yang telah memanggilnya.
" what itukan cowok yang semalem , kenapa dia tau nama gw sih,harus cepet-cepet kabur nih gw".
Iya pun mempercepat langkahnya setelah berhasil menemukan siapa yang memanggilnya. ia masih sempat mengumpati cowok itu.
"Dasar makhluk aneh, mimpi apa gw semalam, harus didatangin cowok kayak dia".
Udah sampai di kelas yang mendapat diperlukan hal-hal dari kedua sahabatnya.
" Astaga, ke mana aja lo ngel gw kangen ".
"Enak aja, emang lo doang yang kangen gw juga". ujar Gressi tak mau kalah
"Udah sih, dari tadi gua di sini, emang mau ke mana lagi". sambil berjalan mendekati kursinya. Iya begitu lelah karena berlari sepanjang koridor menuju kelasnya.
"Ih, bukan gitu maksudnya waktu kejadian semalam, lo ke mana? "Tanya Gressi.
"Iya, gw kira lu diculik ".
"Ya nggak lah, kalau cowok itu macem-macem gw bisa kali ngelawan dia".
"Iya sih, kalau gitu ceritain ke kita, kenapa bisa cowok itu nyeret lo?terus siapa cowok semalam? lo kenal sama dia? ". Tanya Arin.
"Bisa nggak sih nanyanya satu-satu, gw nggak kenal sama cowok itu".
"Apa! Lo nggak tahu, gimana sih, terus, terus".
"Ckk,, nanti aja si rin, gw males cerita sekarang, istirahat aja nanti gw ceritain pusing banget gw hari ini."sambil mendaratkan kepalanya di atas meja.

Iya masih saja memikirkan kejadian semalam, bayangkan saja bagaimana bisa cowok yang tidak ia kenal sama sekali bisa melakukan hal yang tidak wajar baginya. Ia segera membuka buku matematika yang menjadi makanan pembuka di jam pertama, ia berusaha agar bisa fokus untuk mengerjakan latihan di papan tulis tapi tetap saja pikirannya masih dipenuhi cowok yang tidak jelas itu ditambah lagi kepalanya yang terasa sangat sakit. Tadi pagi ia tidak sempat sarapan karena ia bangun kesiangan dan langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Wah, berani sekali kau menguasai aku hanya memikirkan hal yang tidak penting ". Grutu angel.
"Angel,,".panggil Bu Shinta yang berhasil membuatnya tersentak dan menjatuhkan buku yang ia pegang sedari tadi.
Dan benar saja setelah ia terkejut dan menjatuhkan buku yang ia pegang ia menjadi pusat perhatian satu kelas, dan ditertawai oleh siswa yang mengetahui kejadian itu pun dua sahabatnya.
"Kamu memikirkan apa ? padahal ibu sedang tidak membentakmu".
Angel hanya tersenyum canggung.
"Oh ya sampai lupa ibu ingin menyuruhmu untuk mengerjakan satu soal yang ada di papan tulis ".
"What soal apa itu, gw aja tadi nggak dengerin penjelasannya lagi, oke ngel lu pasti bisa jangan sampai lu diketawain untuk kedua kalinya! ". Ujarnya dalam hati.
"Hmm,,baik bu".
Ia pun bangkit namun sakit kepalanya itu langsung menyerang dirinya hingga membuatnya terduduk kembali.
"Kamu ngga papa angel?". Tanya Bu Shinta yang terlihat khawatir dengan wajah angel yang sangat pucat.
"Ngga papa kok Bu saya baik-baik saja". Ia kembali bangkit dan mengerjakan soal di papan tulis.

🍂

Baru saja iya menulis beberapa angka di papan tulis tiba-tiba cairan merah menetes dari hidungnya membuatnya langsung memencet hidungnya dan langsung mendongak,Bu Shinta yang melihat itu langsung bangkit dan membantu menyeka darah yang keluar dari hidung angel dengan tisu yang sudah di sediakan di setiap kelas, Bu Shinta pun menyuruhnya untuk pergi ke UKS.
"Ngel gw aja yang lanjutin nih soal lu sama sahabat lu ke UKS aja". Sambil memanggil gressi dan Arin untuk mengantarkan angel ke UKS.
Angel menoleh dan mendapati deo yang tersenyum ke arahnya
"Thanks Deo". Deo hanya mengangguk

🍂

"Mbak bakso 2 ya". Sambil menghidupkan koreknya dan menghisap rokok.
"Rel, bolos lagi nih".
"Hm,,,". Ia pun terbatuk-batuk sebelum melanjutkan perkataannya.
"Kan udah gw bilang, jangan ngerokok di depan gw, gw tu anti". Sambil mendorong kursi andrian jauh-jauh darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA YANG RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang