Nayemnik

1 0 0
                                    

Di malam yang agak sunyi dan dingin hari di kota Real'nost, seorang pria berlari terengah-engah seperti dia sedang dikejar oleh seseorang. Suara bagian lancip benda tajam yang menyantuh dinding batu-bata membuatnya sangat ketakutan dari sebelumnya. Wajahnya juga pucat karena ketakutan. Dia berlari ke sebuah gang kecil dan gelap. Bodohnya, ada dinding di depannya. Tak lama kemudian.... suara pisau yang sama semakin mendekat pada pria tersebut.

"Senang bertemu dengan anda, pak...." suara maskulin tersebut membuat si pria yang kasihan itu tidak berani melihat kebelakang, tetapi dia yakin ada seseorang yang berada di belakangnya.

"Sepertinya kamu mengalami insomnia ya?.... Baiklah, aku punya solusi untukmu, pak...." Suara maskulin itu semakin mendekat. Begitu juga suara pisau di dinding.

Si pria yang kasihan memegang jaketnya yang berwarna hijau yang ia kenakan untuk menutupi sebagian dari kaos kuning yang ia pakai. Hingga akhirnya.... tidak ada suara atau nafas dari pria tersebut setelah seorang pria berkulit putih pucat dengan rambut putih muncul dari gang yang gelap tersebut.

Pria itu berjalan di tempat pejalan kaki dengan tenang. Melewati sedikit dari pejalan kaki. Dibandingkan dengan pejalan yang lain, ia memiliki tubuh yang cukup tinggi. Mata sayu yang berwarna merah bagaikan darah seperti menunjukkan kelelahan. Tangan kanannya keluar dari saku jaket hitamnya yang panjang dan menutupi mulutnya dengan syal hitam yang berada di lehernya yang panjang.

Pria berambut putih itu berjalan menuju ke sebuah restorant keluarga. Dia masuk ke bangunan tersebut. Inferior yang sederhana, tetapi memuaskan bagi beberapa pelanggan. Banyak pelanggan duduk disana. Ada yang bercincang dengna kawan bicara mereka. Ada yang memakan makanan mereka yang telah dipesan. Pria tinggi itu meliaht disekitar dan kemudian ia mendengar suara wanita yang membuatnya sedikit terkejut.

"Alexey!" Seru suara wanita tersebut.

Pria berambut putih yang bernama Alexey itu menoleh ke kanan. Ia melihat seorang wanita muda bergaun merah yang sedang melambai seseorang, kemungkinan besar dirinya. Lalu Alexey mengangkat tangan kanannya sebentar dan menghampiri wanita bergaun merah yang tadi melambai tersebut. Ia duduk berseberangan dengan wanita itu. Ia tersenyum.

"Nyonya Volkova! Bagaimana kabar anda, nyonya?" Suaranya terdengar tenang dan sopan.

Wanita itu tertawa kecil. "Baik, kok. Jadi bagaimana dengan targetnya?" Tanya si wanita bergaun merah tersebut setelah mengatakan dirinya baik-baik saja.

"Jiwanya sudah terpisah.... seperti biasa." Jawab Alexey seolah-olah jawabannya diselimuti oleh arti yang cukup mendalam.

"Bagus!" Jawab nyonya Volkova yang sedikit terkejut setelah mengerti jawaban dari Alexey. Tetapi wajahnya tidak menunjukkan emosi lain selain sedikit ketakutan di wajahnya yang datar. Ia memakan satu sendok makan untuk kue stroberinya. Lalu ia tersenyum.

"Lagipula, aku bawa uang untuk perjanjian kita." Kata si wanita bergaun merah sambil mengambil beberapa uang rubel yang ia dapat dari tas kecilnya.

Hal itu membuat Alexey tersenyum.

"Terima kasih, Nyonya Volkova."

"Tidak, Pak Alexey. Seharusnya aku yang berterima kasih. Aku harap uang yang sesuai dengan perjanjian kita membuatmu senang." Kata Nyonya Volkova.

"Bagaimana jika aku traktir kamu sebagai hadiah untuk misimu?" Tanya Nyonya Volkova.

Alexey menujukkan senyumannya lagi dengan tambahan mulutnya terbuka sedikit dan menujukkan giginya.

"Terima kasih, Nyonya." Jawab Alexey.

Nyonya Volkova kemudian mengangkat tnagannya ke atas dan memanggil pelayan yang akan melewati mereka.

"Pelayan!"

Suara nyinya membuat si pelayan mulai mengahmpiri Nyonya dan Alexey.

"Iya!? Mau apa?" Tanya si pelayang dengna sangat sopan dan lembut.

"Tolong pesan satu poting kue stroberi lagi." Pesan si nyonya.

"Akan segera kusiapkan!" Jawab si pelayan lalu meninggalkan mereka berdua.

Sambil menunggu, Nyonya Volkova memakan kuenya lagi dan kemudian berbincang ke lawan biaranya dengan senyumannya yang ramah.

"Jadi Alexey, bagaimana pekerjaanmu yang lain?"

"Tidak ada yang spesial. Hanya kumpulan pelanggan marah di hadapanku karena pesanannya tidak sesuaai apa yang mereka inginkan. Padahal karyawan lain sudah menyajikan pesanan mereka dengan sebaik mungkin. Masih ada beberapa orang di kota ini yang tidak tahu rasa bersyukur."

"Kau tidak salah, kawanku. Kau tidak salah."

"Oh iya. Apa kamu punya rencana menemukan tunangan baru?"

"Belum...." jawab Nyonya dengan nada yang agak sedih. "Tapi aku bertemu seorang pria yang baik hati di perpustakaan. Aku membuat perjanjian di salah satu restoran yang cukup mewah di kota ini. Aku tidak sabar untuk mendengar lamarannya ke diriku" Tanjut jawaban Nyonya yang diikuti wajah malu dan melankolik. Lalu ia memakan kuenya lagi.

Tidak lama kemudian, pelayan yang sama datang membawa potongan kue stroberi.

"Ini kue anda." Kata si pelayan.

"Terima kasih!" Jawab kembali Nyonya Volkova.

"Sama-sama." Jawab kembaki si Pelayang lalu menunduk. Kemudian pergi meninggalkna mereka lagi.

Alexey mengambil kue stroberi itu dan mulai memakan.

"Selamat makan!" Seru Alexey dengan wajah yang masih tenang tetapi dalam dirinya ada sebuah kesenangan. Ia lalu memakan kue itu.

"Enak." Jawab Alexey. "Terima kasih, Nyonya Volkova!" Alexey jawab kembali sembil menundukkan kepalanya sedikit. Ia memakan kue stroberinya lagi.

Si nyonya hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil. Ia memakan sisa kue stroberinya lagi dengan pelan-pelan.

Beberapa menit kemudian, Alexey pergi meninggalkan tempat tersebut setelha kuenya habis dan menyspa selamat tinggal ke nyonya Volkova. Di tangannya ada sebuah botol kaca yang berisikan jus stroberi.

Setelah menemupuh perjalanan tanpa musih menghadang, Alexey kemudian masuk ke sebuah apartemen. Ia lalu naik tangga pertama, lalu yang kedua, dan terakhir yang ketiga dan masuk ke salah saru pintu dengan nomor dua puluh.

Di dalam ruangan tersebut, si pria tinggi berambut putih tersebut secara langsung berbaring ke ranjang tidur setelah melepas jaket dan syal.

"Hari yang melelahkan...." ungkap Alexey pada dirinya sendiri dan menghembuskan nafasnya mendalam.

Gurin's Random CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang