Kehidupan di Desa

8 0 0
                                    

Arinda Rumaisha Subrata atau dikenal dengan Arin, gadis desa yang terkenal cerdas, memiliki paras yang cantik, hidung mancung dan kulit putih bersihnya. Anak pertama dari pasangan Ahmad Subrata dan Dewi Ramaya. Arin yang saat ini kelas 3 SMA sudah menyelesaikan ujian nasional dan tinggal menunggu hasil pengumuman kelulusan.
Ia mempunyai seorang adik laki-laki yang usianya tiga tahun di bawahnya yaitu Arasya Baktiar Subrata yang saat ini berada di kelas 1 SMA. Lelaki berhidung mancung dan berkulit sawo matang ini tak kalah menariknya dari sang kakak, begitu tampan dan juga pintar. Seorang pria yang begitu menyayangi sang kakak dan selalu melindungi sang kakak dari ganguan orang yang menjaili kakaknya. Mereka hidup rukun dan saling membantu, kasih sayang orang tualah yang melambungkan tekad mereka untuk menjadi orang yang sukses agar bisa membanggakan dan membahagiakan orang tuanya.
Tinggal di rumah yang bisa dikatakan gubuk, dinding kayu dan lantaipun masih tanah. Meskipun dikelilingi dinding kayu, rumah arin terdiri dari  1 ruang keluarga, 1 kamar mandi yang dipakai untuk bersama, dapur minimalis dan 3 tempat tidur yang ditempati oleh Bapak Ibu Arin, Rasya adik Arin dan juga Arin sendiri. Terdapat juga halaman dan kebun belakang yang lumayan luas warisan dari kakek dan nenek Arin yang sudah tiada.
Keseharian Bapak Arin, pak Ahmad dihabiskan dengan bercocok tanam di sawah, sedangkan Bu Dewi berjualan kue dan jajan pasar keliling.  Bu Dewi selalu bangun jam 3 pagi untuk mempersiapkan bahan dan adonan kue juga jajan pasar lalu masak untuk sarapan. Tentu juga ada Arin putrinya yang selalu membantu Bu Dewi sehingga mereka bisa menyelesaikan masak memasak dengan cepat dan tepat waktu. Setelah selesai mereka membersihkan peralatan masak, lalu mereka bergantian mandi untuk sholat subuh berjamaah. Selepas sholat subuh Pak Ahmad, Arin dan Rasya sarapan sedangkan Bu Dewi sudah sarapan duluan dan ia pun segera pamitan untuk keliling berjualan kue. Lalu disusul oleh pak Ahmad pergi ke sawah, sedangkan Arin dan Rasya berangkat sekolah dengan sepeda gayuh karena mereka sekolah ditempat yang sama.
Setiap hari mereka selalu berangkat sekolah bersama karena mereka hanya memiliki satu sepeda gayuh yang biasa digunakan bergantian. Sedangkan bapak dan ibu mereka selalu jalan kaki kemanapun mereka pergi. Maklum dengan keadaan ekonomi yang pas pasan membuat mereka harus hidup seadanya dan serba hemat.
"Arin duluan ya". Sapa Rani, saat melewati Arin dan Rasya di tengah perjalanan.
" iya Ran hati-hati ya!". Jawab Arin.
Raniara Maheswara gadis yang ceria dan cenderung cerewet, berhidung mancung dan berkulit sawomatang adalah tetangga sekaligus sahabat karib Arin sejak masih kanak-kanak. Orang tua Rani pak Bani Maheswara dan Bu Niken Maheswara adalah orang yang cukup berada di desa Arin. Mereka pindahan dari kota, pasangan yang terkenal ramah dan tidak membedakan status sosial. Hal tersebutlah yang membuat Arin diterima baik dan sangat dekat dengan keluarga Rani. Rani juga mempunyai kakak laki laki yang terkenal tampan dan juga dingin tetapi sangat hangat saat bersama keluarganya. Ia adalah Randiansyah Maheswara. Meskipun   Arin sering bermain di rumah Rani akan tetapi ia jarang sekali berkomunikasi dengan Randi kakak Rani. Rani dan Randi selisih 5 tahun dan sekarang Randi sedang menyelesaikan skripsi di kampus ternama di kota. Randi juga sudah memiliki penghasilan sendiri dari usaha sampingannya yang ia rintis sejak masih SMA.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang