"Hari ini aku lembur, jadi kamu tidurlah terlebih dahulu, jangan menungguku," ucap Alucard.
Lagi dan lagi lembur, Miya hanya bisa menghela napas pelan. Sudah biasa. Miya tersenyum, kemudian mengangguk. "Jangan memaksakan, jika lelah istirahatlah," pesan Miya.
Alucard mengangguk. "Mm, dan mungkin malam ini aku tidak pulang, aku akan menginap di kantor." Setelah berkata seperti itu Alucard mengecup singkat kening istrinya dan mengusap rambut kedua anak kembarnya.
"Daddy!" pekik putri sulungnya––Nana.
Alucard terkekeh gemas. "Baiklah, aku berangkat," pamitnya.
Saat Alucard pergi, Miya langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar.
"Mommy, kita berangkat," pamit kedua kembar itu.
Miya tersadar dari lamunannya, dengan segera ia kembali memasang raut yang lembut. "Ah, bergegaslah. Nathan, awasi Kakakmu, jangan sampai dia bolos kembali!" pesan Miya.
Nathan, anak bungsunya hanya mengangkat kedua jempolnya. Anak itu benar-benar pelit berbicara.
Setelah kedua anaknya berangkat, kini hanya tinggal Miya sendirian di meja makan. Dia sedang melamun memikirkan sesuatu. Dia rindu El yang dulu, yang selalu ada untuknya dan anak-anak. Pulang tepat waktu dan menghabiskan waktu bersama. Tidak seperti sekarang, pria itu sekarang sangatlah sibuk, terkadang dia menginap di kantor, seperti tadi contohnya. Miya merindukan belain suaminya.
Sampai satu ide muncul. Ah, sial. Kenapa otaknya begitu random?!
"Haruskah?" monolog Miya.
"Ah, tidak, itu terlalu kejam. Tapi aku mau El berada di rumah bersamaku," ucapnya sendu.
Miya merogoh handphone di sakunya, dia pun mulai mecari nomor yang akan dia panggil.
"Kenapa?!" ketus orang di seberang sana.
Miya berdecak, galak sekali. "Kau dimana, Jon?"
Terdengar helaan napas dari seberang sana. "Di rumah sakit, ya, dimana lagi?!"
"Apa kau sibuk?"
"Ya! Jadi, jangan menggangguku!"
Miya mendesah. "Aku membutuhkan mu, sebentar lagi aku akan menemuimu. So, tunggulah, bye!" panggilan pun di akhiri oleh Miya. Mungkin Jon tengah misuh-misuh sekarang.
Miya mengetuk-ngetuk gawai mahalnya itu pada meja dengan senyum yang terus terpatri. Ah, apakah ini pilihan yang benar agar suaminya tetap bersamanya? Entahlah, kita jalankan saja rencana. Cepat atau lambat.
"El, kau milikku. Sebentar lagi kau akan terjebak di dalam permainan ku, sayang."
***
"Kau gila!" pekik Jon tak percaya dengan apa yang di katakan oleh sahabatnya itu.
Miya menggeleng polos. "Aku hanya ingin El dirumah, dia selalu sibuk bekerja. Aku tak suka itu!"
"Dia bekerja untuk menafkahi mu dan anak-anak nya, jadi, apa salahnya?!"
Miya menatap Jon datar. "Kau tak tau apa yang dia perbuat di luar sana, Jon. Jika dia hanya berkerja aku tidak kebaratan, namun ini lain."
"Maksudmu?" Jon mengernyit bingung.
"Dia selalu bermain dengan jalang-jalang di luar sana," ungkap Miya yang membuat Jon terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE [END]
RandomMelihat suaminya yang terus bekerja hingga larut membuat Miya geram, suaminya terlalu sibuk sampai lupa akan ada keluarga di rumah. Sampai ... suatu ide muncul, Miya akan membuat suaminya tetap di sisinya dan selalu bersamanya. Meskipun itu sedikit...