Chapter 9

947 87 6
                                    

Chapter 9

Latar : Desa Api
Alur : Maju
Bahasa : Indonesia
Pair : SasuNaru
Genre : Fantasi
Rate : T
Don't like don't read

Freak (SasuNaru)

Pertemuan antar lima kepala negara itu berakhir ketika hari menjelang malam. Para tamu undangan nampak berjalan santai keluar dari gedung pertemuan tersebut, termasuk Naruto dan Sasuke sendiri.

"Huwaah! Pertemuan seperti itu sangat membosankan!!" Naruto memekik kecil sambil meregangkan otot lengannya, dilanjutkan dengan meregangkan otot lehernya yang terasa kaku ketika ia hanya terus berdiri diam di samping Sasuke selama didalam tadi.

Naruto sedikit mengelus kepala bagian kirinya, "Aku benar-benar tidak tau apa menariknya pertemuan seperti itu baginya," diakhir ucapannya, ekor mata Naruto sedikit melirik ke belakang dimana Sasuke berjalan tegap seperti biasa namun dengan perubahan wajah yang kontras.

'Apa-apaan ekspresinya itu? Seharusnya dia merasa senang karena aku menuruti ucapannya bukan? Tch, biarkan saja pendeta kurang ajar sepertinya!' pikir Naruto kesal.

"Aah! Aku tidak peduli!" Tukasnya sambil menekuk tangan di belakang kepala sebagai penyangga selagi ia terus berjalan acuh.

Disisi sang pemburu iblis terhebat ini, aura tak mengenakkan nampak begitu kental muncul di sekitarnya, hingga orang-orang disekitarnya pun lebih memilih menjauhi Sasuke.

'Pada akhirnya Danzo tidak hadir dalam pertemuan tadi. Tch! Tua bangka sialan itu benar-benar pintar karena menyadari bila ajal akan menjemputnya ketika hadir disini. Sia-sia saja semua yang aku lakukan pada iblis itu,' Sasuke menatap lurus kearah punggung Naruto yang berjalan santai di depannya dengan raut wajah tak terbaca.

Naruto masih berjalan santai sambil sedikit menggerutu, "Dasar pendeta tidak tahu bersyukur! Bukannya terlihat senang dia malah menakuti orang-orang dengan aura kelamnya itu! Sungguh tidak pantas-"

Dor!

Naruto berhenti menggerutu, dengan refleks ia melakukan salto ke depan beberapa kali untuk menghindari tembakan yang nampak mengarah padanya.

'Siapa? Si pendeta itukah?' pikir Naruto was-was. Matanya sedikit terbelalak merasakan darah panas mengalir turun dari luka sayatan akibat lesetan peluru tadi.

'Kupikir aku sudah menghindar dengan benar. Sialan! Pendeta itu memang benar!' ia siap berbalik badan dengan niat memaki Sasuke yang dikiranya adalah orang yang menembaknya.

"TEM-"

Blzrt!

Swosh!

Sepasang sayap hitam itu keluar dalam waktu sepersekian detik, dengan insting cepat Naruto terbang keatas untuk menghindari sebuah kilatan listrik yang melesat cepat hendak menerjangnya.

Dor! Dor! Dor! Dor!

Ketika tiba di ketinggian, Naruto belum bisa menghela nafas lega ketika serentetan peluru mengarah tepat kearahnya.

Dor! Dor! Dor! Dor!

Tembakan peluru yang kedua itu dengan sukses memblokir serangan peluru pertama. Naruto nampak terkejut ketika pemuda Uchiha itu tengah berdiri tak jauh di bawahnya dengan pistol mengeluarkan asap kecil.

"Raikage! Kazekage! Apa-apaan ini?!" Raung Sasuke geram.

"Eh?" Naruto mengerjap tak paham, apalagi ketika ia menemukan kehadiran dua pria yang berstatus sebagai pemimpin desa pasir dan awan berada tak jauh di dekatnya.

(DJ) Freak SasuNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang