Deru langkah kaki yang lunglai, terdengar di lorong yang sunyi dengan pencahayaan minim yang dapat siapa saja merasa enggan melewati jalan tersebut. Renjana memasuki kelas yang sepi karena kelas yang masih sepi dikarenakan banyak siswa yang belum masuk ke kelas, Renjana merasa enggan menjadi anggota kelas tersebut dia muak dengan semua yang ada di kelas itu.
Kelas yang berisi orang-orang yang tidak bermutu dengan kata-kata yang selalu di penuhi dengan hal yang selalu mereka katakan dan lalu akan menbicarakan seseorang di belakang mereka jika mereka tidak menyukai orang itu, dia masih bisa bersabar karena Eja Presiden Kelas mereka masih waras di antara mereka semua dia yang kurang suka mencampuri urusan orang yang menurutnya tidak berguna di lingkupnya.
Renjana bosan dengan keadaan kelas ini ia memikir kan bangaimana caranya agar ia bisa keluar dari tempat ini dan tidak mendapat gangguan dari siapapun, bagaimanapun juga ia tidak akan mencelakai Presiden Kelasnya sebab karena dia menghormati Eja yang adil dalam memberi tugas kepada para mentri atau anggotanya memang orang yang baik itu benar-benar bisa membuat menjadi orang yang disegani.
Satu persatu manusia-manusia yang Renjana muakkan muncul dengan paras yang selalu menatap sinis Renjana yang sedang duduk di bangku dengan santai, karena Renjana yang di tatap sinis seperti itu ia berniat menatap balik yang menatapnya dengan sinis dengan menatap dahinya agar mereka berhenti menatapnya.
Ia tidak sanggup lagi dengan semua ini, karena ia teringat sesuatu yang membuat kelas XII Net ini di haruskan menginap disekolah karena alasan kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja dengan kegiatan ini ia memikirkan suatu metode yang akan ia lakukan keteman-temannya itu mendengar kata itu sepertinya Renjana akan muntah saat itu juga jika ia tidak menahannya agar tidak ada yang dapat melihatnya.
Dengan tekad yang ia pendam selama ini, ia pun menuju Indoapril untuk membeli sebuah pisau, tali, lakban, sarung tangan karet dan belerang barang yang akan ia gunakan untuk mengeksekusi 'temannya' itu.
Disaat matahari mulai turun untuk berganti shift dengan bulan yang akan menggantikan matahari untuk berada di atas langit yang akan menyinari bumi dengan sinarnya, Renjana akan melaksanakan aksinya saat mereka sudah tertidur lelap dan pulas pada saat jam sudah menunjukan pukul 00.00 Renjana mulai memulai aksinya, Renjana bersyukur karena Eja tidak masuk sekolah karena dia sedang sakit jadinya ia dapat melancarkan aksinya dengan baik, ia memakai sarung tangan karet agar sidik jarinya tidak diketahui polisi nantinya.
Dilakbanya mulut setiap orang yang sedang tertidur dan di ikat kaki dan tangan mereka, Renjana mulai dengan mengeluarkan pisau yang ia beli lalu merobek baju yang di pakai 'temannya' lalu menusuk dadanya sampai perutnya untuk mengeluarkan isi perutnya tetapi sebelum ia menusuk sampai perut Amim berteriak dengan mulut yang di lakban tersebut karena merasa terganggu dengan suara yang dihasilkan Amim dia pun memukul kepalanya menggunakan batu besar hingga kepala tersebut hancur, dikeluarkannya usus yang panjang tersebut lalu ia mulai menglilit usus itu menjadi sabuk di pinggang amim.
Ia lancarkan aksinya lagi menuju empat 'teman' lainya untuk memotong leher mereka menggunakan pisau hingga mereka kehabisan darah lalu mati dengan perasaan senang dia mulai menuju ketiga orang yang tidur di atas sofa itu ia mencungkil mata mereka menggunakan garpu yang ada di atas meja tersebut, karena mata nya itu yang membuat ia merasa risih dikelas lalu mulai memotong kepala mereka hingga putus setelah kepala mereka sudah dilepas ia menaruh kepala itu di atas meja dengan mata yang sudah keluar dari tempatnya itu.
Lalu ia berjalan lagi menuju ke dua orang itu dengan tatapan mata yang menatapnya takut sambil meronta-ronta, Renjana yang kesal karena mereka merontapun mematakan tangan dan kaki mereka dengan banku yang ia lempar ke mereka ia mulai menguliti muka mereka hingga mengcungkil bola mata mereka supaya mereka berhenti menggerakan matanya, setelah dia sudah mati karena kekurangan darah Renjana menguliti lagi orang yang berada disampingnya, ia mulai merasa bosan karena itu korban terakhir yang ia punya dengan usil ia pun menusuk perut, dada, dan lengan korbannya sebelum ia memotong lehernya Renjana pun berkata dengan nada riang disamping korbannya "Sampai jumpa dineraka kawan!!".
Setelah mengucapkan itu Renjana memotong lehernya sambil menunggu mati karena darah yang terus-menerus menggurang itu.
"Wah akhirnya sudah selesai, lega banget deh seru juga main sama mereka" ucap Renjana sambil merenggankan tubuhnya yang pegal karena aktifitasnya tadi, ia membuang pisau yang ia pakai ke tempat sampah lalu menaburkan belerang di atas para korbannya juga tempat kejadian yang ia lakukan untuk membantai habis teman sekelasnya agar tidak ada bau busuk yang menyengat nantinya,
setelah selesai menaburkan ia pun mulai mencuci tangannya yang masih dilapisi dengan sarung tangan dan kakinya yang terkena percikan daraah tersebut setelah Renjana selesai dengan aktifitasnya ia merapihkan barang yang ia bawa dan memakai jaket agar menutupi baju yang terkena darah para temannya Renjana menuju tangga untuk turun kebawah sekolahan agar ia bisa langsung menuju keparkiran untuk menggambil motornya yang berada disana, lalu Renjana pu pergi dari Sekolahan untuk pulang keRumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
APAPUN ITU... [ONESHOOT] ✔️
RandomHi! cerita ini dibuat secara random setiap kalanya.