Ao'nung

2.2K 179 19
                                    

"Ao'nung!" panggil (name) melihat suaminya yang tengah memberi makan skimwingnya itu.

"apa?" jawabnya singkat namun ia tidak menoleh sama sekali pada istrinya itu.

"apa kau tidak ada kerjaan lain selain memberi makan skimwing mu itu?" tanya (name), orang yang ditanya masih fokus memberi makan hewan tunggangannya itu.

"tidak" jawabnya lagi.

"ayolah Ao'nung, sesekali berkeliling laut denganku" rayu (name) dibalas helaan nafas oleh Ao'nung, akhirnya ia menoleh pada istrinya yang sedari tadi mengganggunya.

"(name), aku tidak punya waktu untuk itu, apa kau tidak berpikir jika tiba tiba ada serangan mendadak dari bangsa langit?" ucap Ao'nung melewati (name), (name) menyusul Ao'nung dan mensejajarkan jalannya dengan suaminya.

"Ao'nung, akhir akhir ini kau tidak ingin menghabiskan waktu bersamaku, kenapa?" tanya (name) terus membuntuti suaminya.

"aku fokus mengembangkan alat perang (name)" jawabnya dingin.

"alat perang, alat perang dan alat perang, nikah saja dengan alat perangmu itu" ucap (name) yang sudah badmood lalu pergi mendahului Ao'nung, Ao'nung menatapinya bingung.

(name) berlari menuju rumah ayah dan ibu mertuanya itu, yakni Tonowari dan Ronal.

"ibu! ayah!" panggil (name) sambil menangis sesenggukan, Tonowari dan Ronal melihat itu terkejut dan menghampiri (name).

"hei ada apa (name), apa ada yang jahat padamu? Ao'nung melakukan sesuatu padamu?" tanya Ronal yang khawatir dan menyuruh menantunya itu duduk, Tsireya selaku adik dari Ao'nung menghampiri (name) ketika ia sampai dirumah.

"Kak (name) ada apa? mengapa kau menangis?" tanya Tsireya dengan raut wajah yang sama persis dengan Ronal.

"Ao'nung.. apa Ao'nung tidak mencintai ku ibu?" tanya (name) pada Ronal.

"tidak tidak (name), ibu yakin Ao'nung mencintaimu, sudah terlihat dari cara memandangnya padamu" jawab Ronal menenangkan (name).

"jelaskan apa yang terjadi (name)" ucap Tonowari duduk di samping (name), (name) menghela nafas.

"mengapa setiap aku mengajaknya untuk menghabiskan waktu bersama dia selalu menolak? entah alasannya mengembangkan alat perangnya ataupun merawat skimwing kesayangannya itu"  jelas (name) mengelap air matanya yang berjatuhan itu, Tonowari dan Ronal saling bertatapan.

"tenang saja (name), kami akan berbicara dengannya nanti, kau istirahatlah lah di rumah" perintah Tonowari diangguk oleh (name), (name) keluar dari rumah mertuanya dan mendapati Ao'nung berada di depan, mereka saling bertatapan, namun karna (name) masih kesal dengannya, ia pergi meninggalkan Ao'nung.

Ao'nung menatap (name) yang meninggalkan nya, ia sedikit merasakan nyeri di dadanya, ia menoleh kearah Tsireya yang keluar dari rumah ayah dan ibunya, Tsireya menatapnya kesal.

"kau melakukan kesalahan kak" ucap Tsireya menyusul (name), Ao'nung semakin bingung dengan keadaan yang terjadi sekarang, Ayah dan ibunya keluar.

"Ao'nung." panggil Ronal dengan intonasi yang tegas.

"ada apa ibu?" jawab Ao'nung, Ronal menghela nafas lalu berjalan menghampiri Ao'nung.

"apa yang kau lakukan akhir akhir ini sampai-sampai melupakan istrimu sendiri? (name) datang sambil menangis kemari" ucap Ronal dengan ekspresi sedihnya menatap rumah (name) dan Ao'nung dari kejauhan, Ao'nung mendengar (name) yang menangis langsung khawatir dengan keadaannya.

"bagaimana dia sekarang?" tanya Ao'nung, Ronal menatap anak lelakinya itu.

"bujuklah dia, habiskan waktu kalian bersama" ucap Ronal mengelus pundak Ao'nung, Ao'nung mengangguk maksud lalu pulang ke rumahnya.

"dasar Ao'nung itu" Tonowari menggeleng melihat anaknya.

Ao'nung memasuki rumahnya dan melihat Tsireya yang sedang menghibur (name), mereka berdua menoleh, (name) mengalihkan pandangannya, Ao'nung menyuruh Tsireya untuk memberi waktu mereka berdua berbicara.

"semangat ya, semoga kak (name) bisa dibujuk olehmu" bisik Tsireya lalu meninggalkan mereka, Ao'nung menghampiri (name) dan berlutut di depannya.

"(name), maafkan aku, aku berbuat salah padamu" Ao'nung berusaha membujuk (name) dengan kata katanya itu, namun tampaknya (name) tidak menghiraukannya sama sekali, (name) mengubah keadaannya sekarang, kini Ao'nung yang merasakan diabaikan olehnya.

"apa? baru menyadarinya? menjauhlah" ucap (name) yang bangkit dari duduknya, namun tangannya dipegang oleh Ao'nung yang membuatnya menoleh pada suaminya.

"(name).. kumohon berhenti mengabaikanku.." mohon Ao'nung menatap istrinya itu, (name) melepaskan genggaman tangan Ao'nung dan menatapnya sinis.

"kenapa? kau sakit hati? itu yang dirasakan olehku, Ao'nung." (name) menekankan kata katanya saat menyebut nama suaminya, ia hendak pergi, tetapi Ao'nung menghalangi pintunya.

"(name) aku serius, aku akan merubah sifatku" rayu Ao'nung, (name) menatapnya diam.

"buktikan" ucap (name) membuat Ao'nung terdiam, Ao'nung mendekat pada (name).

cup.

sebuah kecupan hangat mendarat di kening (name), (name) terdiam sebelum semburat merah muncul di wajahnya, Ao'nung menatap istrinya sambil tersenyum.

"marahnya sudah ya..? aku tidak sekuat itu diabaikan olehmu.." ucap Ao'nung mensejajarkan wajahnya dengan (name), tatapan (name) pada Ao'nung kini melembut, ia tersenyum.

"kau benar benar lelaki nakal, Ao'nung" ucap (name) memegang wajah Ao'nung, Ao'nung merangkul (name).






































"i see you, (name)"

"i see you, Ao'nung.."

~~~

Wife? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang