Chapter 23

217 26 4
                                    

Aku tahu nama keluargamu adalah Han. Aku hampir tidak bisa menelan kata-kata yang akan keluar. Terus terang, aku agak bingung. Aku ingat saran bos kalau fakta ini adalah rahasia mutlak tapi kupikir tingkah lakuku akan terlihat canggung. Dia tidak melewatkan keraguanku.

"Kau tahu namaku adalah Han Jay."

Suaranya mencapaiku seperti angin dingin yang dicampur dengan es batu. Kenapa dia bertingkah sangat sensitif saat dia mengucapkan namanya? Tidak, ada satu orang lagi yang seperti ini. Bos juga punya reaksi yang tidak biasa saat mengucapkan namanya. Tetapi, tak peduli seberapa banyak aku memutar otak, aku tidak bisa memikirkan alasan apapun lagi. Dia bertanya lagi dengan suara lesu.

"Apakah ini rahasia yang diberitahu bos sebelumnya?"

"Kenapa namamu harus dirahasiakan?"

Saat aku bertanya balik dan bukan menjawab, senyum dalam dengan lesung muncul.

"Karena itu indah."

"Jangan bercanda."

"Aku tidak bercanda."

Dia mengulang frasa yang sudah kudengar berkali-kali dan menambahkan dengan lembut.

"Aku benci nama ini."

Cuma itu? Karena kau benci namamu yang indah, dan bos pun merahasiakannya? Itu tetap aneh. Dia seharusnya melihat wajahku yang penuh kecurigaan, tapi dia tidak peduli dan tersenyum jahil seolah-olah itu menarik.

"Sebaiknya kau menjauhkan nama itu dari mulutmu."

Ancamannya lebih efektid daripada hunusan pedang. Segera setelah aku membuat kesimpulan bahwa mungkin hanya karena dia gila, orang dengan mata sensitif muncul kembali. Segera setelah dia masuk, dia membuka mulut pada si orgil seolah-olah sudah mempersiapkan hatinya.

"Aku tidak pernah membicarakanmu."

Dia sudah tahu semuanya. Aku perlahan menggumamkan kata-kata yang tidak bisa keluar dari mulutku pada diri sendiri. Di situasi ini, akan bagus kalau dia tahu situasi dengan kemampuan berpikirnya yang luar biasa, tapi matanya yang lebih tajam dari elang pasti punya astigmatisme. Si orgil pura-pura tidak tahu apapun dan sengaja tersenyum lebar.

"Aku tahu. Aku baru saja mendengarnya. Dia menjelaskan padamu kenapa dia mencoba membalas dendam pada aktor Song Yoohan?"

"Mhm, itu benar. Kupikir situasinya sedikit menyedihkan. Jadi kupikir aku bisa membantu..."

"Kau pasti mau menghubungkannya dengan seorang sponsor."

Bos terkejut, tapi langsung bersukacita.

"Ya, itu benar! Haha, aku baru saja memikirkannya."

Di saat yang sama, dia mengedipkan satu mata padaku. Seolah-olah mengisyaratkan semua akan baik-baik saja. Tapi batu penglhalangnya dapat terlihat dengan jelas di mataku. Di saat aku berpikir apakah aku harus menghentikannya, sudah terlambat.

"Hmm, jadi aku baru saja membuat penawaran sebelum kau datang. Kalau dia mau sukses sebagai selebriti dan mengalahkan Song Yoohan, dia memerlukan seseorang yang bisa bersaing dengan sponsornya... Hmm, contohnya, kau..."

"Dia menginginkan orang lain."

"Mhm, benar. Bukan kau— Eh?"

Huh! Bos menatapku balik, memutar kepala dengan suara angin samar .

"Apa?! Ada orang lain yang kau cari? Dan bukan Jay kami?!"

Apapun itu, aku merasa bersalah pada orang yang berusaha membantuku, tapi aku tidak bisa menyembunyikan fakta. Tak peduli seberapa dia emmelototiku dengan mata garang seolah-olah melihat pengkhianat.

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang