Pagi itu terlihat sangat cerah, burung berkicau merdu diatas pohon menyambut mentari yang kian naik.
Terlihat sebuah keluarga yang sedang merapikan sesuatu, bahkan keliatannya sangat sibuk pagi itu.
"Ibu, sweater nya Dede udah dibawa belum?", Ucap seorang gadis berambut ikal bernama Aida Syakilla.
Gadis yang biasa dipanggil Aida, adalah anak kedua dari pasangan suami istri bernama Susi dan Hendra.
"Sudah sayang, ini sudah ibu bawa kok! Abang Iyo mana?", Tanya Susi, seorang ibu rumah tangga yang terlihat mencari anak pertamanya bernama Rio Pratama, tak lain Abang Aida.
Tak berselang lama, turun seorang remaja putra dari atas tangga, dengan memakai sweater warna gelap. "Iya iya! Ini udah turun kok! Ayah mana?", Tanya Rio yang biasa di panggil Iyo.
"Ayah udah nunggu di depan, ayo kita kesana keburu siang nanti", ajak Susi.
Masing-masing dari mereka membawa barang bawaan yang berbeda, dengan tas dan koper yang berbeda pula.
Satu persatu koper dan tas sudah di masukkan di bagasi mobil, dan perjalanan akan di mulai.
"Setelah ini rumahnya kosong dong yah?", Tanya Aida.
"Iya mau gimana lagi, nanti kalau ayah sudah selesai urusannya kita kembali ke sini kok! Lagipula kan kalian disana juga mau jagain nenek kalian kan."
Aida, dan Rio saling berpandangan mendengar apa yang dikatakan Hendra, "Emm iya deh, tapi nanti kalau dede nyaman tinggal disana gimana?", Tanya nya.
"Nanti Abang yang kawanin Dede yaa!", Balas Rio.
Perjalanan ke rumah nenek dari pihak keluarga Susi mulai di tempuh, meskipun tak terlalu jauh sebab terjangkau tol tetapi tetap saja perjalanan ini akan cukup melelahkan. Belum juga barang bawaan yang lumayan banyak karena akan tinggal disana cukup lama.
"Mau mampir di rest area gak?", Tawar Hendra pada anak dan istri nya.
Sontak Aida langsung menjawab, "Boleh yah, Dede laper nih tapi mau makan pop mie hehe", jawabnya.
"No, no, no, Abang gak mau adeknya Abang makan mie instan terus yaa! Sini Abang anterin!", Balas Rio tegas.
"Ayah sama ibu nitip aja ya, lagipula kita gak akan lama di sini takut keburu malam nanti di jalan", sahut Hendra dari dalam mobil.
Terlihat kakak beradik yang sangat akur, sang kakak yang selalu hangat kepada adik nya begitupun adiknya yang terlihat sangat menyayangi kakaknya.
Namun, sepertinya tidak dengan rumah tangga ayah dan ibunya.
" Pokoknya aku gak mau tau, jangan sampai anak-anak tau semua masalah kita!", Ucap Hendra.
Dengan raut wajah yang sedikit menunduk Susi menjawab, "Tanpa kamu minta, aku juga tak akan membiarkan putra dan putri ku tahu betapa jahatnya ayah mereka!", Jawabnya, tak terasa air mata nya menetes dari ujung pelupuk nya.
Setelah cukup lama menunggu putra dan putri nya membeli makanan, akhirnya Hendra dan keluarga kecil nya melanjutkan perjalanan menuju kerumah ibu Susi. Dalam perjalanan nya terdengar sunyi hanya musik dari musikbox milik Rio yang meramaikan suasana dalam mobil. Bahkan terlihat ayah dan ibu mereka tak saling berbincang seperti orang asing yang masuk kedalam satu mobil.
"Ayah sama ibu kenapa? Kok diem?", Ucap Aida memecah keheningan.
"Ohh, gak kenapa-kenapa sayang, ibu hanya sedikit ngantuk jadi diem", balasnya gugup.
"Kalau ayah ngantuk juga biar Iyo yang gantiin!", Sahut Rio.
Mendengar kata Rio, Hendra langsung menoleh, "Enggak kok, ayah gak ngantuk lagipula kan sebentar lagi juga sampai kan di rumah nenek kalian", balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Rumahku Berbeda
Non-FictionMaaf jika ada kesalahan dalam kepenulisan:) Semoga kalian sukaaa. Happy Reading 🖤