Setelah beberapa saat, keduanya merasa cukup dengan keheningan itu. David, yang merasa nyaman dengan suasana namun ingin mengalihkan perhatian dari perasaan yang semakin mendalam, akhirnya berdiri sedikit, menggapai remote TV, dan memutuskan untuk menekan tombol yang mengakhiri film yang baru saja mereka tonton. Layar TV yang sebelumnya menyala kini gelap, menghilangkan semua yang ada di sana—termasuk ketegangan dan emosi yang sempat mengisi ruang.
"Udah, selesai," David berkata, sambil duduk kembali dengan posisi yang sedikit lebih rileks, namun masih tetap dekat dengan Rendy.
Rendy, yang sebelumnya tampak masih tenggelam dalam perasaan yang tak terungkapkan, mengangguk pelan. "Oke," jawabnya singkat, sambil menggerakkan tubuhnya, mengganti posisi tangan yang sempat melingkar di leher David. Namun, kali ini ia tidak melepaskan sentuhan, tangan Rendy tetap bersandar di dekat leher David, seolah menahan kebisuan yang mereka pilih.
Dengan gelisah namun penuh ketenangan, Rendy meraih ponselnya yang tergeletak di samping mereka, dan membuka aplikasi Spotify. Jari-jarinya yang halus menyentuh layar, mencari playlist yang sudah familiar. Beberapa detik kemudian, suara lembut dari musik mengalun keluar dari ponsel Rendy, mengisi ruang yang sebelumnya sepi, mengalir dengan lambat dan nyaman.
David menatap ponsel itu, sambil mendengarkan lagu yang mulai mengalun lembut, seakan meresap ke dalam suasana hati mereka berdua. Musik yang mengalir tak terlalu cepat, namun cukup untuk membuat atmosfer di sekitar mereka terasa lebih hidup. Lirik-lirik yang membangkitkan perasaan tanpa kata, setiap melodi yang terdengar menghubungkan keduanya dengan cara yang lebih dalam. Sesekali David menoleh, merasakan kehangatan tubuh Rendy yang masih tetap dekat, perasaan yang makin menyatu dengan alunan musik.
“Punya playlist baru?” tanya David sambil sedikit menggoda, meskipun suaranya terdengar lebih pelan, seperti tidak ingin mengganggu momen tenang ini.
Rendy hanya tersenyum kecil tanpa menoleh, tetap fokus pada ponselnya. "Yup, baru nemuin lagu yang gue suka," jawabnya dengan nada santai, meskipun David bisa merasakan ada sedikit kehangatan dalam suaranya.
Musik terus mengalun, dan keduanya hanya duduk bersebelahan, menikmati momen ini tanpa perlu banyak bicara. Kadang-kadang, alunan suara itu terhenti sejenak, tapi hanya untuk digantikan dengan percakapan ringan tentang lagu atau kenangan masa lalu yang tak terungkapkan.
David mendekat sedikit lebih lagi, merasakan detak jantungnya yang semakin dekat dengan Rendy, namun kali ini dia tidak merasa cemas. Suasana ini—kedekatan mereka yang tidak pernah terucapkan—tampaknya menjadi lebih nyaman setiap detiknya. Tidak ada kebutuhan untuk kata-kata. Hanya musik yang mengalun, dan keheningan yang berbicara lebih banyak dari apa pun.
Musik yang mengalun lembut semakin memenuhi ruang, menciptakan atmosfer yang penuh ketenangan, namun ada sebuah ketegangan yang perlahan terbangun antara mereka berdua. Lagu yang mengalun menjadi seperti latar yang sempurna untuk apa yang sedang terjadi—tak perlu banyak kata, hanya perasaan yang saling berbicara dalam diam.
David menatap Rendy, matanya menyelami mata Rendy yang kini menatapnya kembali. Mereka berdua seperti berada di dalam dunia mereka sendiri, di mana ruang dan waktu seakan berhenti. Namun, ada sesuatu yang menggantung di antara mereka, sebuah ketegangan yang membuat David tak bisa lagi menahan dirinya. Perasaan yang sudah lama terpendam dalam dirinya kini seperti meledak, dan dia tahu bahwa inilah saatnya.
Dengan suara lembut namun penuh keyakinan, David akhirnya membuka mulut, suara yang terdengar sedikit gemetar karena perasaan yang begitu kuat. "Ren, gue... harus ngomong sesuatu."
Rendy, yang semula terlihat tenang, kini menatap David dengan sedikit kebingungan, seolah bertanya apa yang akan dia katakan. "Apa, Dav?" jawabnya, masih dengan nada yang santai, meskipun ada sedikit ketegangan di mata yang tak bisa disembunyikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Manis; Skyren (✓)
FanfictionAlternate universe, dewasa dan homo konten. . David tahu sejak awal berteman dengan Rendy, dia akan menyukai pria itu. Tapi, ia tidak pernah menyangka perasaan itu akan berkembang begitu dalam. Rendy, dengan sikap manisnya, perlahan mengambil alih...