Air Minyak

20 1 0
                                    

Aku bukan kamu. Kamu bukan aku. Dan kita benar benar berbeda. Bukankah semuanya sudah jelas. Kenapa masih sering dipertanyakan lagi?

Kadang kamu takut ini itu. Pikiranmu dalam layaknya samudra tak berdasar. Khawatirmu jadi masalah baru. Kenapa repot?

Toh, jelas aku tidak bisa bersatu dengan mu. Dan kamu tahu itu. Aku siap menghadapi kenyataan. Memang kemana saja kau selama ini? Kalau begitu kenapa masih tidak terima? Hukum alam memang tidak bisa dilawan.

Lagi pula bukan berarti kita harus jauh. Bukan berarti kita memang dilarang untuk bersama.

Berdampingan bukan hal buruk. Aku bisa bersatu dengan yang lain, dan kamu juga. Tapi dibalik semua itu kita berdampingan. Begitu lebih praktis, dan logis.

Aku punya tugasku sendiri dan kamu juga. Jangan dipaksakan kalau memang tidak bisa. Kau melayang, aku tenggelam. Kau diatas, aku dibawah. Ya biarkan saja. Kalau memang kita tidak tercipta untuk bersama, pasti bisa merelakan satu sama lain.

Kalaupun memang bisa, pasti ada waktunya. Tapi kita sudah cukup lama. semua yang buram sudah jadi jelas. Mau tunggu sampai kapan lagi? Memang begini ya mau diapakan lagi?

Kalau memang tidak tercipta untuk bersama, kenapa harus repot cari cara?

---

Beberapa paragraf ini special untuk air yang belom habis habisnya protes karena nggak bisa bersatu sama minyak.
Khusus dari penulis yang terobsesi dengan angka satu.

Satu pesan untuk yg request ini :
Relain aja lah...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang