9 ETERNITY • 28

130 49 0
                                        

"Terus kenapa?"

"Selama ini lo sembunyiin ini dari gue tujuannya apa?"

"Jangan merasa sok pahlawan deh lo."

Suara Dewa tak henti-hentinya mengoneli Nikolas, ntahlah Dewa begitu emosi dengan sikap cowok itu yang seakan tidak tau apa-apa.

"Lo nggak ngerti! Hazel itu berarti bagi gue. Yang lo kira selama ini gue sekedar jadi perantara kebahgiaan dia doang. Tapi lebih dari itu Las. Gue juga nggak ngerti kenapa perasaan gue ke dia jadi sedalam ini, dan khawatir berlebihan ke dia." Dewa hanya ingin penjelasan dari Nikolas saat ini, kenapa lelaki itu lebih tau keadaan dan keberadaan Hazel saat ini.

"Sekarang. Apapun yang lo tau tentang Hazel beritahu gue," ucap DDewa memohon

Nikolas Saat ini hanya menghembuskan napasnya, ada rasa menyesal telah memberitahu Dewa soal ini. Dan ini pasti akan menjadi hal yang rumit kedepannya.

"Buat saat ini, gue saranin lo nggak usah mikirin soal Hazel dulu Wa."

"Dia mau fokus sama pengobatannya."

"Dan kalo kondisi dia sudah membaik pasti akan ada kabar dari dia," kata Nikolas meyakini Dewa, ekspresi Dewa seakan tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan dengan temannya itu, sekaligus tidak Terima

"The hell?"

"Lo serius?"

"Tujuannya apa? Seakan lo kayak ngejauhin gue sama dia kalo kayak gitu," ucap Dewa memikirkan hal itu.

"Tinggal kasih tau aja apa susahnya? Lo anggep gue apa dah Nik? Heran gue," Nikolas memberikan jompolnya mengambil jalan tengah.

Lalu satu persatu ia menjelaskan, baru saja sedemikian rupa dengan kejadian apa yang ia alami dan dengar dari pembantu rumahnya yang bernotabe sebagai ibu-nya Hazel. Nikolas memanglah lelaki yang tidak bisa dipercaya, bu Helen bilang ini hanya akan menjadi rahasia dengan keluarganya saja, tapi sekarang? Huhh.

Sedangkan Dewa mendengarkan dengan khusuk, memasukkan semua ucapan temannya itu ke otaknya. "Lo!"

"Ck. Ahh, anjing sialan lo." Emosi Dewa mendengarnya.

Dari semua yang Dewa butuhkan, mulai dari bagaimana keadaan Hazel sekarang, bagaimana bisa gadis itu kembali jatuh sakit, sampai alamat yang di diami Hazel saat ini. Lengkap, di beri tau oleh Nikolas. Lalu cowok itu tersenyum, akhirnya Dewa mendapat pencerahan sedikit disini. Tak tau ia harus kesal atau harus berterimakasih kepada temannya itu.

***

Dewa menjilat bibir bawahnya yang terasa kering, sudah hampir satu minggu ia tidak bertemu dengan Hazel dan itu jujur saja membuat dirinya tersiksa lahir batin. Apakah Dewa memang sungguh-sungguh mencintai gadis itu? Hmm jelas, Dewa tidak meragukan pertanyaan itu lagi.

Kota Jakarta yang selama ini tempat tinggalnya, sekarang ia sedang menuju ke kota Bandung tempat Hazel berobat, dari penjelasan Nikolas Hazel berobat disana bukan secara medis namun ya obat-obatan secara alami yang di jalani pengobatan herbal terpercaya yang memang bisa mengobati penyakit seperti itu.

Dewa melihat sekali lagi alamat yang ditujunya, ia menimang-nimang betulkah ini tempat pengobatan Hazel?

Cowok itu turun dari mobilnya, dan berjalan hendak mengetuk pintu. Masalahnya itu seperti rumah gubuk yang tidak ditempati selama berabad-abad. Dewa sempat ragu.

Setelah mengetuk pintu dan melihat sekitar Dewa baru sadar bahwa ia sedang dikerjai sekarang.

"Nikolas, sialan. Anjing!" umpatnya membanting handphone.

***

"Nggak. Nggak Terima gue diginiin. Dimana lo sekarang?" Napas Dewa sudah tidak teratur, terlihat urat-urat di tangan cowok terlihat menahan emosi itu.

9 Eternity || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang