PROLOG

1 0 0
                                    


_; _; _;


“Piaan, tungguin Izhyy,” seru seorang gadis seraya berlari untuk menyusul seorang laki-laki yang hanya berselisih satu tahun lebih tua darinya. Sedangkan ia hanya berumur enam tahun.

“jangan lari Izhy! Nanti jat—,”

Ucapan Pian tidak selesai karena Izhy langsung jatuh terduduk di hadapnya, Pian yang melihat kebiasaan sahabatnya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“kaan, Pian udah bialng jangan lari-lari—,“ ucapannya yang kaembali dipotong Izhy membuatnya hanya bisa menghela nafasnya, lalu tersenyum jail seraya menatap wajah menggemaskan yang ada di hadapannya.

“kenapa siih Izhy susah banget dibilangin nanti kalo luka gimana!?” lanjut Izhy dengan nada meledeknya, “Pian kamu gak bosen ya ngucapin kata-kata itu? Izhy bisa kok lari tanpa takut jatuh—,”

Dengan gemas Pian mencubit pipi chuby milik sahabatnya itu. “biarin kan ini hari terakhir kita, jadia biar Izhy inget terus sama Pian,”

“kan Pian yang ninggalin Izhy. jadi Izhy lari buat nyusul  Pian,” jelas Izhy kesal, dengan wajah cemberut yang terlihat sangat menggemaskan itu.

"Yaudah mulai besok pian janji gak akan ninggalin Izhy. Nanti Izhy bakal di samping Pian terusdeh,"

" pian, janji?" Tanya Izhy dengan mata berbinar.

"Iya Pian janji sama Izhy," jawab Pian umyang membuat Izhy bersorak riang.

“Zhy, liat deh ke langit yang ada disana bagus banget,” ucap Pian seraya menunjuk langit yang ada di belakangnya. Diam-diam Pian kembali berlari meninggalkan Izhy yang kebingungan dengan maksud Pian. Sesaat kemudian ia sadar jika Pian meninggalkannya lagi.

Izhy kembali mengejar Pian, dan Izhy pun mendapati Pian yang akan menyebrang jalan, dengan flower crown dan dua minuman yang ada di tangannya, Izhy memilih untuk menunggu di pinggir jalan yang berhadapan langsung dengan Pian, yang akan melangkah maju.

Izhy menatap Pian dari kejauhan dengan tatapan kesal. Namun tiba-tiba Izhy langsung panik ketika ada mobi, yang melaju kencang tepat satu meter dari arah kanan Pian,

Dengan  cepat Izhy berlari dan mendorong Pian yang hampir ditabrak oleh mobil itu. Pian tersungkur hingga kepalanya membentur sisi trotoar, dan nahasnya Izhy ia terlempar jauh karena benturan mobil yang sangat keras.

"IZHYYYYYYY," jerit Pian tanpa peduli rasa sakit yang beberapa kemudian membuatnya tidak sadarkan diri.

_; _; _;

THE CHANCE OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang