Hiruk pikuk terdengar dari keramaian pasar bawah tanah dan apa yang ilegal dapat di temukan disini bahkan penjulan para budak, Ben bersama orang kepercayaan nya Matt mencari seseorang yang Ben butuhkan di ranjang karena budak jauh lebih baik jika ia membayar pelacur karena Ben tidak suka.
"Matt, kau yakin ini arah gubuk itu?"
"Ya aku yakin"
Tidak lama tampak rumah yang kumal lalu mereka masuk dan jujur baik Ben dan Matt, mereka tidak suka dengan apa yang mereka lihat karena ada beberapa remaja perempuan dan laki laki tanpa pakaian di rantai di kaki mereka.
"Silakan tuan tuan, pilih yang tuan tuan suka. Mereka belum pernah di sentuh, di jamin perawan dan perjaka"
Matt berdecih mendengar nya
"Bagaimana jika tidak, jangan jangan kau bertampang cabul itu sudah mencicipi mereka"
Matt mewakili Ben bicara selagi Ben melihat lihat hingga matanya mengarah ke salah satu kamar dengan tirai berkibar, ada pemuda terbaring lemah di sana.
"Siapa dia?"
Ben menunjuk ke arah kamar.
"Eh itu budak yang tidak berguna tuan, pilih salah satu saja tuan"
Ben menatap Matt dan itu isyarat bagi Matt, Matt masuk ke kemar dan laki laki itu tidak sanggup melarang dan Ben menyusul.
"Ben, ia sakit"
"Saya sudah bilang tuan"
"DIAM"
Bentak Ben pada laki laki itu dan ikut berjongkok memeriksa dahi nya, mata sayu dan lemah menatap tepat ke arah mata Ben seolah berharap Ben membelinya dan membawa nya pergi.
"Aku akan bayar berapa pun harganya"
Matt agak kaget dengan keputusan Ben namun ia paham alasan mengapa Ben membeli yang satu ini, Ben terkejut dengan nilai pemuda ini yang ternyata separuh dari harga yang lain.
Sekali lagi Matt kaget karena Ben sendiri yang menggendong pemuda yang benar benar tidak berdaya itu, Matt membantu Ben memasukkan pemuda berambut pirang itu ke dalam mobil.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan Matt tapi jika kau lihat apa yang aku lihat d matanya maka kau juga akan melakukan hal yang sama, entah apa yang terjadi padanya"
"Aku hanya tidak mau kau menyesali pilihan mu Ben, sudah aku pulang dulu karena Harry sudah menelpon ku"
"Baiklah, salam buatnya dan selamat dengan kehamilan nya"
"Ya, jujur ia makin galak sejak hamil"
Ben tertawa mendengar bisikan Matt sebelum ia pergi dan Ben pergi ke kamar di mana pemuda itu berada, pelayan dan dokter sudah selesai melakukan tugas mereka.
"Ia sedang tidur karena obat yang saya berikan, demam nya cukup tinggi. Ia juga dehidrasi dan tekanan darah nya rendah, ada bekas bekas siksaan di tubuh nya"
"Ia pasti menjadi pelampiasan karena keadaan nya tidak memungkinkan laris di jual, tubuh nya juga sangat kurus"
Dokter mengangguk.
"Hubungi saya jika dia kenapa kenapa kapanpun, saya permisi"
"Ya dokter tentu, aku akan mentransfer biaya nya"
Dokter pergi dan ia mendekati pemud bernama Paul itu dan merapikan rambut nya agar Ben melihat jelas wajah nya, Ben terpana setelah melihat dengan jelas dan ia juga sudah di bersihkan.
"Kau cantik"
Hanya itu yang ia mampu katakan.
"Pantas saja ia lemah karena di perlakukan dan di siksa, beruntung kita segera menemukan nya dan memutuskan untuk membeli nya segera"
"Maksudmu?"
"Kebanyakan mereka akan di kirim ke luar negri, untuk di ambil organ organ mereka dan berakhir dengan keadaan tidak utuh"
Ben kaget dan lega berhasil membawa Paul pulang.
"Tuan Ben, tuan muda Paul sudah siuman namum ia panik"
Ben dan Matt berlari kekamar Paul dan ia terus berontak dari pegangan pengawal di rumah Ben, melihat Bem segera Paul bangun dari ranjang dan memeluk Ben.
"Kau aman sekarang"
Matt pergi bersama pengawal meninggalkan Paul dan Ben agar Ben bisa menenangkan Paul yang menangis.
"Paul, kau harus kembali ke ranjang"
Ben membantu Paul kembali ke ranjang namun saat Ben hendak pergi, ujung pakaian Ben di pegang Paul.
"Baiklah, aku akan menemani mu"
Barulah pakaian Ben di lepaskan oleh Paul dan Ben duduk disofa sedangkan Paul berbaring dan mata nya tidak lepas dari Ben.
"Kau tahu kan alasanku membelimu?"
Paul mengangguk dan ia bertekad untuk membalas kebaikan Ben, janjinya dalam hati, mata Paul perlahan tertutup dan terlelap barulah Ben keluar dengan hati hati agar Paul tidak kembali terbangun.
Tbc
YOU ARE READING
Paul (End)
RomanceBen memyukai nya namun ia terlalu angkuh mengakui cinta pada budak nya