01.

2 0 0
                                    

Mark masuk ke dalam kamar  nya dan berniat untuk tidur. Tetapi, niatnya untuk tidur langsung buyar saat melihat Haechan nya sedang duduk di depan cermin sambil memakai body lotion. Sangat menggiurkan - batin Mark.

Ia pun menghampiri istrinya itu dan memeluknya dari belakang. Haechan yang tidak menyadari kedatangan Mark pun terlonjak kaget. Apalagi kedatangan Mark yang tiba tiba dan langsung menciumi leher jenjang nya yang terekspos karena ia menggunakan piyama yang kelonggaran.

"Sexy banget, sayang. Kamu wangi banget, pakai body lotion berapa botol sih?" gumam Mark sembari menciumi pundak istrinya.

"Apa sih, setengah botol aja engga, lebay ah kamu." Haechan berusaha menjauhkan kepala Mark dari leher dan pundaknya. Tetapi usahanya gagal, karena kekuatannya tidak sebanding dengan Mark.

Justru Mark malah menyusupkan tangannya kedalam baju Haechan dan mengusap punggung hangat istrinya itu.

"Sayang.." panggil Mark dengan suara nya yang memberat.

"Kenapa kak? kamu kalau ngantuk tidur duluan aja, aku mau beresin skincare ku dulu."

"Ayo tidurnya bareng, biar bisa aku puk puk pantat kamu."

Haechan bergidik ngeri, ia tahu apa yang akan Mark lakukan selanjutnya.

"Ga ga, udah tidur duluan sana."

Dengan paksa Mark malah menggendong Haechan layaknya karung beras, walaupun istrinya tengah meronta ronta.

"MARKKK, lepasinnnn." bahkan saat Haechan memukul mukul pundak nya, ia tidak juga menurunkan Haechannn.

Tangannya mulai meremas bongkahan sintal milik Haechan.

"Nanti aku yang beresin skincare kamu, mau aku pake juga soalnya."

Haechan berpikir, apa yang dilakukan Mark dengan skincare nya?

Mark membanting tubuh Haechan ke kasur dan langsung menindihnya. Mencium dengan kasar bibir kesayangannya itu. Haechan yang tahu Mark membutuhkan malam ini hanya bisa membalas lumatan yang suaminya berikan.

"Emmpphh.. Markk." ia memukul pelan dada Mark karena merasakan oksigen nya yang menipis.

"Cantik banget sayang, cantik, selalu cantik."

Pipi haechan merona mendengar tutur kata suaminya itu.

"Kamu ga kangen aku sodok emang nya? aku aja kangen nyodok kamu." ucap Mark tanpa ada rasa berdosa sama sekali.

"Frontal sekali mulutmu itu."

Mark melucuti semua pakaiannya dan pakaian istrinya.

Mark menelan ludah secara kasar saat melihat dada Haechan yang semakin berisi. Dengan puting merah yang menegang, meminta Mark untuk menghisapnya.

"Eunghh, Markh.. lagiih hngg." Haechan semakin menenggelamkan kepala Mark di dadanya.

Mark mengangkat kedua kaki Haechan keatas bahunya. Mendekatkan wajahnya ke arah lubang Haechan yang memerah.

"Kangen aku jilat jilat kan? Kangen aku mainin lubang kamu pakai lidah aku kan?"

Astaga.. Mark dengan segala ucapannya itu membuat Haechan meremang.

Ia mulai menjilati lubang Haechan, memasukkan lidahnya dan menusuk nusuk lubang Haechan menggunakan lidahnya.

"Ahhh kakkhh markh, enakkk.." ia hanya mampu mengadahkan kepalanya keatas sambil menikmati jilatan Mark di lubangnya.

Serasa cukup, Mark meyudahi kegiatannya itu. Dan menyuruh Haechannya untuk duduk di pangkuannya, dan jangan lupakan bahwa Mark sudah telanjang bulat.

Haechan merasakan benda keras berurat menekan nekan pantatnya. Serasa tidak nyaman.

Mark menciumi bibir Haechan sampai ke lehernya, membuat Haechan mencengkram erat rambut Mark.

"Enak sayang? tapi aku nya belum di enakin nih. Kasian sama ade ku."

Haechan yang mengerti langsung saja mengarahkan penis Mark ke arah lubangnya. Tetapi kegiatan nya tertahan saat Mark menghentikan tangannya.

"Jangan dimasukin dulu, sebentar."

Lagi lagi Haechan dibuat bingung.

Mark berjalan kearah meja rias Haechan dan mengambil salah satu botol skincare Haechan dengan tutup bulat.

Ia berjalan dengan santai ke arah kasur, dengan kejantanan yang mengacung tegak dan memperlihatkan nya kepada Haechan.

"Babe, masukkin nya bareng sama botol skincare kamu ya? sengaja kok aku pilih yang kecil biar muat."

HAH??? Haechan tidak salah dengar kan? Apakah Mark berniat membuat lubangnya lecet sebelum dimasukki penis besarnya?

"Kamu udah gila ya kak? Ga akan muat, pasti sakit.." Haechan menatap Mark sayu, berusaha meyakinkan suaminya itu.

Tetapi Mark tetaplah mark, ia akan mencoba segala cara untuk membuat istrinya merasakan kenikmatan.

"Nungging sedikit ya sayang, mau aku masukin. Abis itu baru aku sodok kamu pake penis aku, oke?" benar benar sudah gila pria ini.

Haechan yang sudah ditutupi rasa ragu pun hanya bisa menungging. Meringis pelan saat merayakan benda kecil memaksa masuk kedalam lubang nya.

"Arkhh Mark, pelan pelan" ringis Haechan saat benda itu sudah sepenuhnya masuk.

Lalu Mark membawa istrinya duduk kembali ke pangkuannya. Dan memposisikan kejantanan besarnya itu di depan lubang hangat Haechan.

"Tahan ya sayang, nanti enak kok."

Haechan nya sudah lama tidak ia masuki, pasti akan sakit. Tapi Mark dengan segala nafsunya malah memasukkan penisnya dengan sekali hentakan kasar.  Membuat Haechan menangis.

"Kakk.. Sakitthh" Ia hanya bisa meletakkan kepalanya di pundak suaminya.

Mark mengusap lembut surai istri manisnya itu. Kemudian mulai bergerak maju mundur dan sesekali mengeluarkannya penisnya dan memasukkan nya lagi dalam sekali hentakan.

"Arghh, punya kakak di jepit sayang di lubang kamu. enak banget babe, kaya di urut urut."

Haechan merasakan dingin di lubangnya akibat tutup skincare yang berbahan dasar plastik dan hangat dari kejantanan suaminya.

"Kakhh cepetin, ade mau keluarh"

"Ash you want, honey."

Setelahnya, hanya ada suara desahan Haechan dan Mark yang menggempur lubang Haechan habis habisan. Penisnya tidak pernah bisa tidak tergoda hanya dengan melihat paha Haechan. Apalagi saat memasuki lubang sempit dan hangat itu..

brother and cigarettes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang