"__KORBAN MENGHILANG SEJAK TUJUH HARI YANG LALU, TEPATNYA TANGGAL 10 JANUARI 2023, KORBAN SEGERA DI INDENTIFIKASI, MERUPAKAN SEORANG MAHASISWI DARI FAKULTAS____"Mematikan layar televisi.
"Aghhh! Sial. Membuat selera makanku hancur saja!" gerutu wanita bernama Laras.
Meraih paksa remote control dari tangan Laras, dan menyalakan kembali televisinya. "Bukankah Itu Febby? Si primadona kampus?"
Laras menatap kesal Julia yang bersikeras ingin menonton kembali berita kematian Febby, ia memilih beranjak dari meja makan dan membereskan makanan yang belum sempat habis di santapnya "Ya.. kasihan harus mati mengenaskan di umur kepala dua seperti itu"
"Ma, mau pergi?" tanya Julia pada temannya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Iya, ada 𝐶𝑙𝑖𝑒𝑛."
Julia dan Laras saling menatap, melirik dan memberi kode satu sama lain, gerak bibir mereka seolah saling tunjuk, untuk membuka pembicaraan.
"Kenapa?" tanya Ima, menyadari tingkah kedua temannya.
Mereka bertiga terdiam, tak satupun memberanikan diri membuka suara. Ima masih asik memilih dress, dan sesekali mencocokan diri depan cermin. "Kenapa?!" tanya Ima lagi sambil melirik ke dua temannya.
"Ma, kerjaan lo ini terlalu beresiko gak sih?, Kalo masalah biaya kuliah, kita bisa bantu kok.. lu gak usah kerja ginian lagi." dengan hati-hati Julia angkat bicara.
"Udah kalian tenang aja, Clien-clien gue ini orang-orang penting dan berpengaruh, mereka gak akan berani macem-macem. Kalian pastiin aja transferannya sesuai sama harga yang udah di sepakati." ucap Ima santai sambil berdandan.
"Tapi Ma.. "
"Kalian tau sendiri, gue gini gak cuma buat kuliah.. biaya rumah sakit nyokap sama adek gue itu gak murah, dan lagi, nyari Clien yang mampu bayar mahal itu susah." Ima menatap kedua temannya dengan senyum sumringah seolah ia tak terbebani dengan hidup rumitnya.
Laras menghela nafas panjang, mendengar jawaban Ima "Kita cuma khawatir kalo suatu saat lu ketauan Ma..."
Ima memakai sepatu fantovel berwarna merah jambu, senada dengan dressnya. Sambil berlenggok di depan cermin memastikan semua benar - benar terlihat baik. "Udah Oke, kan?" tanyanya melirik Laras dan Julia bergantian. Kedua temannya hanya mengangguk pasrah dengan kelakuan Ima.
Diraihnya tas imut di meja dan berjalan menuju ke arah Laras. "Don't worry Beb, aku pulang kurang lebih jam 23.00, kalo sampe jam segitu gue belum pulang, kalian bisa panggil polisi" ucap Ima sambil tertawa.
"Dah...!" Ima melambaikan tangan pada dua sahabatnya, sambil menutup pintu perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔹𝕃𝕀ℕ𝔻 𝔹𝕆𝕌ℕ𝔻𝔸ℝ𝕐
Mystery / ThrillerIma tak pernah menyangka bahwa pekerjaannya akan membuatnya terikat pada permainan seorang Psychopat dari keluarga terpandang. Nyawanya dan keluarga kini bergantung pada Setiap setiap tindakannya. Berfikir keras bagaimana cara terlepas dari bayang...