~Entah bagaimana kedepannya, aku selalu berharap Tuhan memberikan skenario terbaiknya di kehidupan ini~
Siang itu, Sharimah Yaqut Jinan, wanita berhijab berusia 26 tahun ini terlihat sibuk berkutat dengan pekerjaan di dalam ruangannya. Tangan mungilnya dengan lihai mengecek laporan keuangan restorannya, oh tidak! Maksudnya adalah kedai ayamnya.
Tok! Tok! Tok!
"Assalamualaikum... Spadaaa, pesanannya datang." Ucap indah, salah satu karyawan di kedai tersebut.
"Wa'alaikumsalam, terimakasih indah." Sahrimah tersenyum sambil menerima minuman dan cemilan untuknya.
"Hmmm... Bu bos..." Ucapan indah terpotong oleh sharimah.
"Sudah saya bilang berapa kali, jangan panggil saya begitu! Ada apa?""Hehehe iya mba maaf, itu anu mba, tadi ibu telpon ke nomer kedai, ibu titip pesan kalo mba hari ini di suruh pulang ke rumah ibu." Indah berucap dengan sedikit takut. Apalagi saat ini Sharimah hanya terdiam.
"Sudah kan tidak ada lagi yang ingin kamu sampaikan?" Indah menganggukkan kepalanya
"Ya sudah. Sekarang lanjutin pekerjaan kamu."Tak berselang lama dari pamitnya indah, dering hp Sharimah yang berada di atas meja kerjanya berbunyi. Tertera nama sang adik -Nadhira- menelpon.
"Assalamualaikum mba, Lo di mana?" Ucap sang adik di sebrang sana.
"Wa'alaikumsalam, di kedai. Kenapa?" Tanya Sharimah"Mamah dari tadi telponin Lo ko nggak di angkat-angkat sih? Chat juga gak di bales, sampai harus telponin kedai Lo juga tuh!" Tanya Nadhira sedikit emosi
"Sibuk." Jawab Sharimah"Gue gak bodoh ya mba, Lo tuh kebiasaan deh, kalo lagi marah ke satu orang semuanya ikut kena juga!"
"Gue beneran lagi sibuk dhir." Ucap sharimah sambil sedikit memijat pangkal hidungnya"Terserah Lo deh. Mba, Lo boleh marah sama bapak, tapi masa Lo tega gak nyempetin ke acara nikahan gue."
Sharimah dapat mendengar nada sedih sang adik di telpon.
"Tenang, besok malam Henna Lo gue datang ko, kan emang sekalian mau bikin acara sama anak komplek disitu." Jawab Sharimah akhirnya
"Datang pagi mba! Jangan malam! Biar bisa bantu apa gek gitu." Ucap Nadhira lagi
"Nah kan gue di jadiin babu. Jangan lupa bayarannya ah." Kata Sharimah"Yehhh Ama Ade sendiri perhitungan, acara nikah gue 2 hari lagi nih, Lo sih jarang di rumah gak tau se-puyeng apa denger bude sama yang bantu-bantu ribut kurang inilah, kurang itulah. Butuh suntikan dana nih mba kuhhh." Nadhira merayu
"Hahaha sialan UUD Lo! Ujung - ujungnya Duit!" Tawa Sharimah tak tahan. "Ya udah Lo chat aja butuh berapa nanti gue transfer." Lanjut Sharimah
"Ahhhh maaciw mba ku sayang. Ya udah gue tutup dulu telponnya ya assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."* * *
~ Sharimah pov ~
Gue tersenyum menatap ke semua penjuru kedai ayam ini. Alhamdulillah gue bersyukur kedai yang menu utamanya ayam, yang udah gue rintis 2 tahun terakhir ini selalu ramai pelanggan.
"Eka, si fajar sama Ilham belum juga balik dari shalat Jum'at?" Tanya gue mencari karyawan gue yang lain.
"Ini udah jam 2 loh." Lanjut gue
KAMU SEDANG MEMBACA
Lauhul Mahfudz
RomanceSaya tidak menyamaratakan bahwa semua sifat dan sikap lelaki itu sama. Tapi keputusan saya yang tidak ingin menikah itu adalah hak saya. ~Sharimah Yaqut Jinan Semua telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Apa yang memang menjadi takdirmu tidak akan pernah...