Kalimat yang selalu anak anak ucapkan saat ngambek adalah "engga aku gamau!" Merasa dipaksa, merasa ga dihargai, merasa dibanding bandingkan, fase itu adalah fase anak remaja yang merasa tahu akan dunia."Aku ga akan pakai hijab!"
Lalu kalimat itu terlontar saat ibunda zia mencoba membujuk untuk menutup aurat. Padahal tidak ada kalimat yang memaksa, ia hanya meminta tolong untuk zia dapat menutup auratnya.Keluarga ku muslim dari aku lahir, mereka beribadah secara wajib, aku pun berpuasa saat kecil. Namun ketika beranjak remaja aku merasa hijab itu tidak boleh dipaksa. Aku merasa butuh alasan kuat kenapa wanita harus memakai hijab? Tapi yang selama ini aku dengar hanya kalimat yang tidak ingin aku dengar.
Jangan bilang aku tidak ingin memakai hijab, gini - gini aku seorang muslimah, aku tahu betul menutup aurat itu wajib walaupun aku tidak tahu alasannya. Tapi aku berjanji akan menutup aurat setelah menikah, lalu ayahku berkata "semakin lama semakin sulit ujianmu untuk menutup aurat, karena akan semakin banyak setan yang menghantui mu"
Entah bagaimana di hari kenaikan kelas ku, ayahku jatuh sakit, ayahku mengalami kecelakaan. Fyi aku sangat menyayangi ayahku, setiap hari aku menangis. Takut kehilangan ayahku, lalu suatu malam aku bermimpi tentang percakapan ku dengan ibuku saat dia menyuruhku menutup aurat. Minpi itu sama persis dengan yang dia ucapkan saat jawabanku mengatakan "aku ga akan berhijab" dengan pakaian yang sama dan situasi yang juga persis. Aku terbangun dan merenungkan tak lama aku mengambil wudhu karena waktu menunjukan pukul 5 pagi yang artinya adzan subuh sudah berkumandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan panjang muslimah
Non-FictionSemua orang pernah berbuat dosa, tapi tidak semua orang mampu bertaubat. Cerita ini mungkin akan relate dengan remaja - remaja yang masih memikirkan dunia hehe