A Mistake
Sandiwara, hal yang selama bertahun tahun mereka lakukan. Hal yang dilakukan untuk menutupi kebenaran, demi nama baik keluarga juga demi keselamatan. Tapi apa yang bisa ia lakukan jika Sandiwara yang terjadi justru menjadi tikaman tak berujung bagi hatinya? Faktanya, Sandiwara yang ia dan sang terkasih lakoni membawa luka yang teramat dalam.● ○ ○
Pagi yang cerah nyatanya tak menjadi hal yang mampu membuat orang merasa bersemangat dan bahagia, setidaknya itu yang dirasakan oleh salah satu mahasiswa dari Seoul National University. Dimana saat ini, seorang pemuda tengah memasang wajah sedihnya, berbanding terbalik sekali dengan terik matahari pagi.
Pemuda itu menatap dengan sendu adegan didepannya, dimana didepan sana terlihat seorang pemuda lainnya tengah bersama dengan beberapa orang serta seorang gadis yang memeluk lengannya dari samping. Beruntung tidak ada siapa pun disekitarnya sehingga tak ada yang menyadari tatapan sendu itu.
Pemuda itu mengelurkan ponselnya dan menghubungi seseorang didepan sana. Menunggu dengan tenang seraya masih memperhatikan interaksi orang orang itu.
"Yoboseo?"
"Bolehkah aku katakan, kalau aku tak suka melihatmu dengannya?" tanya pemuda itu setelah sambungan telpon terhubung dan suara orang itu terdengar olehnya.
Dari tempatnya pemuda itu bisa melihat orang itu menjauh dari teman-temannya seraya menoleh kesana kemari sebelum menatapnya dari seberang sana.
"Aku tau, tapi bisakah kau menahannya?"
Mendengar balasan dari orang itu membuat sorot mata pemuda itu semakin menyendu. "Tapi aku kekasihmu" lirih pemuda itu, dapat didengarnya helaan nafas dari seseorang yang nyatanya adalah sang kekasih dari panggilan yang masih tersambung.
"Aku melakukan ini juga demi kita, berhentilah kekanak-kanakan" balasan itu tak pernah dihadapkan oleh si pemuda.
Dengan susah payah pemuda itu menahan air matanya supaya tak luruh. "Haruskah kita melakukan ini Nana-ya?" tanya pemuda itu lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kau tau apa jawabannya Renjun"
Pemuda bernama Renjun itu terdiam beberapa saat, lalu menatap kekasihnya dari jauh dengan senyum yang dipaksakan. "Arraseo, maafkan aku"
"Hm, udah ya? Kau sudah harus masuk ke kelas bukan"
Dengan begitu sambungan terputus, Renjun masih berdiri diam ditempatnya seraya melihat Nana-nya dipeluk oleh seorang gadis yang menghampiri sang kekasih. Dengan langkah pelan Renjun berbalik dan menjauh dari tempat ini, dirinya tak boleh terlihat lemah bukan?.
"Siapa?" tanya seorang gadis pada pemuda disampingnya. Pemuda itu Na Jaemin, orang yang dipanggil Nana oleh sosok Renjun tadi.
Jaemin tersenyum simpul dan merangkul pinggang gadis itu, "Bukan siapa-siapa" balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mistake
FanfictionMereka tau sekaras apapun berusaha menutupinya, sekeras apapun untuk terlihat sama, sebanyak apapun mereka membodohi orang-orang. Semuanya akan tetap sia-sia, akan datang saatnya dimana semua terbongkar, saat dimana janji yang diucapkan dengan lanta...