6 Juni 2016
"Ibu, Mala takut! Mala nggak suka hujan, gelap, banyak petir!" keluh gadis itu sambil menutup kedua mata dengan telapak tangan kecilnya.
Ibu terkekeh melihat tingkah Kemala, "hujan itu indah nak! Coba buka matanya, lihat kedepan, hujan dan petir itu nggak semenakutkan yang ada di dongeng kok!"
Kemala sama sekali tak tenang dengan apa yang ibu katakan, ia bergerak gusar di pangkuan ibu, "Yah! Bu! Ayo pulang aja, Mala takut!" rengek nya.
"Tadi yang ajak Ayah, ibu sama mas Amba keluar siapa? Kok tiba-tiba ngajak pulang, katanya mau pergi ke kebun binatang," balas ibu sambil mengusap rambut Kemala.
"Nggak jadi! Mala nggak suka hujan! Suasananya nggak enak bu, ayo pulang, ayo pulang, yah! Bu!" Kemala terus merengek namun Ayah dan ibu hanya tertawa geli dengan kelakuan putri bungsunya itu.
"Eh, iya! Tadi Mala bilang ke ayah kalau Bu Guru suruh Mala buat nunjukin cita-cita, Mala tunjukin apa ke Bu Guru?" Tanya ayah mengalihkan fokus Kemala
Gadis itu pelan-pelan membuka matanya lalu menoleh pada ayah, "tadi Mala tunjukin foto Claire sama ayahnya," cicitnya
Ayah sedikit menoleh pada Kemala, "Mala mau jadi penyanyi kaya Claire?"
Kemala mengangguk cepat sambil tersenyum, "Mala suka bernyanyi, Mala suka lagu A Whole New World, Mala pengen kaya Claire, nyanyi sama ayah!"
Ayah terkekeh, akhirnya suara bising Kemala kembali memenuhi isi mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
General FictionDi umur yang bukan lagi kanak-kanak ini, aku dipaksa meredam emosi. Kata 'sabar' hanyalah ilusi untuk mengelabuhi. Seseorang mengatakan bahwa ada beberapa keadaan yang tidak akan mengizinkan diri bersuara, namun bagiku semua keadaan tidak pernah mem...