01:01

609 42 7
                                    

Jeongwoo selesai dengan acara mandi nya, ia hanya mengenakan kaos putih oblong dengan celana pendek khas rumahan.

Rambut nya yang masih basah, di usak oleh handuk agar cepat kering. Wajah nya terlihat lebih segar dengan raut tajam yang tak hilang sama sekali.

Mata nya menatap Asahi yang sedang berkutat dengan ipad di tangan nya.

Jeongwoo tersenyum melihat Asahi masih dengan pakaian manis nya. Asahi benar-benar terlihat sangat manis di mata nya kalo ini.

"Kak? Sedang apa?" Jeongwoo mendudukkan diri nya di samping Asahi. Di atas kasur.

Selama usia pernikahan nya, baru kali ini Jeongwoo membuka mulut untuk bercakap terlebih dahulu.

"Mengoreksi desain baju dari butik, kenapa? Laper ya? Mau di masakin?"

Jeongwoo tertawa kecil, "Saya hanya tanya, kenapa reaksi mu seperti itu, kak?"

Asahi memindahkan Ipad nya dari tangan ke atas meja, memilih memusatkan perhatian nya pada suami muda nya.

"Ya kan kamu baru pulang, pasti laper ya? Yuk turun, kita makan dulu" Asahi bangkit dan berjalan menuju pintu kamar.

Jeongwoo sendiri memilih untuk mengekor. Berdiri di belakang tubuh si mungil.

Menatap bongkahan yang menyembul di balik rok saat si mungil berjalan dengan sedikit tergesa.

Untuk ukuran orang-orang yang berat badan nya sama seperti Asahi,  Asahi ini memiliki ukuran bokong yang sedikit lebih berisi di banding yang lain.

"Kak?"

Asahi terkejut saat lengan nya di tarik begitu saja oleh Jeongwoo.

"Boleh Saya minta peluk?"

Huh? Asahi loading, namun pada akhir nya ia mengangguk.

GREP——

"Gak usah masak" ucap yang lebih muda sembari melingkarkan lengannya di perut Asahi.

Asahi lebih kecil daripada bayangannya, Jeongwoo kan jadi lebih mudah buat meluk nya.

"Kenapa gak masak? Kamu gak laper?"

Jeongwoo memilih diam tak menjawab, ia malah dengan santai nya mengecup leher yang lebih tua saat mendengar kata lapar.

Jeongwoo rasa ia mulai merasakan rasa lapar yang sesungguh nya.

"Uh—Wwoo? Kita ada di tengah tangga. D-diem dulu nanti bibi liat."

Asahi memiringkan kepalanya nya karena geli. Jeongwoo terus saja mengecupi leher, pundak serta daun telinga nya.

"Biarin aja.."

Biarin aja?? Bisa gila Asahi kalau ada yang nge gep mereka.

"Aw! Jangan di gigit Jeongwoo!"

"Sorry, Saya gak tahan"

Jeongwoo membalik tubuh Asahi dengan mudah. Menahan berat tubuh sang Istri dengan satu tangan, sementara tangan lain nya di gunakan untuk mengangkat dagu si manis.

Jeongwoo lebih dahulu memilih untuk mendekatkan wajah nya, memulai pergerakan dengan melumat bibir menggoda yang lebih tua.

Asahi sendiri terkejut dengan tindakan tanpa aba-aba Jeongwoo. Tetapi Ia tak keberatan, ia memilih memejamkan mata dan membuka mulut membiarkan lidah Jeongwoo menguasai nya.

Membelit, dan mengajak lidah Asahi untuk membalas perbuatan nya. Mengabsen rentetan gigi yang berjajar rapi, juga tak lupa untuk menghisap serta kulum bibir atas dan bawah Asahi.

Kak Sahi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang