"Ohok, ohok, ohok." Hiiro terbatuk-batuk.
Hari ini, atau mungkin untuk beberapa hari kedepan dirinya tidak bisa bekerja maupun menggerakkan badannya dari tempat tidur. Hiiro tidak terinfeksi dengan Bugster hanya demam biasa, dan disinilah sang gamer jenius Emu merawat si jenius ahli bedah.
"Hiiro-san ayo buka mulutnya~." Emu duduk di samping tempat tidur Hiiro dengan wajah pasrah setengah kesal.
Hiiro menutup mulutnya erat, terlihat dari raut wajahnya dia sudah tidak mau makan lagi. "Jauhkan, send--hmph?!" Hiiro terkejut saat sendok masuk ke dalam mulutnya.
"Hiiro-san jangan keras kepala terus, nanti ga sembuh-sembuh."
"Aku ingin makan kue bukan bubur, bubur itu rasanya tidak enak."
Jleb, rasanya seperti ada panah menusuk hatinya, bubur buatannya dibilang tidak enak oleh Hiiro ... kokoro Emu tersakiti.
"Walaupun Hiiro-san memakan kue, rasa manis kue tidak akan bisa dirasakan dalam keadaan seperti ini."
"Pokoknya jauhkan sendok itu dariku."
Emu menghela nafas panjang lagi, dengan terpaksa Emu menaruh sendok ke dalam mangkok yang dipegang oleh tangan kirinya, karena merasa sayang denngan bubur buatannya yang tidak habis, Emu memutuskan untuk menghabiskan buburnya, setelah itu Emu menyiapkan obat yang harus diminum oleh Hiiro.
"Kalo Hiiro-san tidak mau makan bubur, Hiiro-san minum obatnya." Emu nyengir.
Hiiro tidak menggubris maupun melihat ke arah Emu, dia memejamkan kedua matanya, melihat tingkah Hiiro yang seperti anak kecil hanya bisa menggembungkan pipi kesal. Hiiro membuka sedikit matanya untuk melihat ekspresi Emu. Kadang Hiiro suka aneh pada dirinya sendiri, dia senang melihat ekspresi kesal Emu, Hiiro kembali menutup matanya saat Emu melihat kearahnya.
"Ahhh!" Emu mendapatkan sebuah ide untuk menghadapi Hiiro hari ini.
Walaupun ide itu agak laknat menurutnya.
Emu pun menelpon Poppy untuk membawakan peralatan untuk bisa melakukan rencananya dengan lancar, setelah 10 menit menunggu Poppy datang dengan seperangkat alat make up, wig, dan baju. Emu pun di permak semirip mungkin dengan Saki oleh Poppy. Walaupun Emu muka uke tapi dia tidak terlalu terlihat seperti Saki. Wajahnya masih terlihat seperti laki-laki.
"Hiiro." Emu membangunkan Hiiro dengan suara seperti cewe atau bisa dibilang meniru suara Saki walaupun dia sendiri tidak tau suara Saki seperti apa.
Hiiro membuka matanya perlahan. "Saki ...," gumam Hiiro saat melihat Emu yang sudah bertranformasi menjadi cewe.
"Hiiro minum dulu obatnya."
Hiiro mengangguk, lalu menegakkan badan, Emu tersenyum akhirnya Hiiro meminum obat tanpa ada penolakan, Emu merasa untuk hari ini saja dia melakukan hal aneh ini, dan Emu bersumpah untuk tidak melakukan ini lagi.
Grep, tiba-tiba saja Hiiro memeluk Emu.
"Saki, aku kangen ...," bisik Hiiro pada telinga Emu, setelah itu Hiiro beristirahat kembali.
Raut wajah senang Emu berubah menjadi sedih, seperti dugaanya Hiiro masih mencintai Saki, mungkin dimata Hiiro Emu hanyalah dokter magang yang ceroboh, dirinya tidak mungkin bisa menggantikan Saki.
Poppy mendekati Emu. "Emu tidak apa-apa?"
Emu menatap Poppy, lalu tersenyum. "Tidak apa-apa kok."
Poppy tau kalau Emu berbohong, Poppy hanya bisa memakluminya.
2 hari kemudian Hiiro sudah bisa kembali bekerja, Emu senang tapi hatinya masih sedih, sehari-hari Emu tetap seperti dirinya seperti biasa namun ada seseorang selain Poppy yang menyadari tingkahnya yang mungkin dibuat-buat. Karena khawatir orang itu berbicara pada Emu.
"Emu, kalau kamu sedang sakit jangan dipaksakan atau tubuhmu sedang diambil alih oleh Bugster?"
Emu cuman geleng-geleng, lalu Emu sedikit terkejut saat Hiiro menempelkan punggung tangannya pada dahi Emu, mukanya memerah.
"Emu mukamu merah, benar kamu tidak demam?"
Emu menggeleng lagi. "A ... a ... aku sakit karena sudah menyukai Hiiro-san!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakit |Kamen Rider Ex-Aid FANFICTION|
FanfictionStory by: ShiroUsagi12 Hiiro sakit dan Emu datang untuk menjadi perawat yang turun dari surga. OOC DLDR Genre: romance, BL, komedi