Prolog

27 5 2
                                    

Dari sekian banyaknya luka yang semesta berikan, seperti nya kehilangan adalah luka terbesar yang Juan dapatkan. Mengapa harus Juan yang merasakan kehilangan dari banyaknya manusia di muka bumi ini? Apa yang sebenarnya sedang semesta berikan padanya? Sebuah hadiah? Sebuah permainan? Atau .. sebuah simulasi sebelum nanti ia benar-benar pergi dari dunia ini?

Juan lelah, ia tak sanggup lagi menahan semua ini sendiri. Ia butuh pelarian. Maka dari itu, disinilah ia berada. Ditempat yang belum pernah didatangi sebelumnya oleh remaja 18 tahun itu.

Netra cokelat itu menatap dalam sosok yang saat ini tengah mendribble bola basket di sekitar halaman rumah nya. Alih-alih pergi, Juan justru malah tersenyum, menatap sendu ke arah laki-laki yang baru saja memasukkan bola basket ke dalam ring nya.

"Lo ... beneran mirip. Bahkan lo tumbuh dengan baik. Lo pasti enggak ngerasain gimana rasanya ga makan seharian, kan? Lo juga pasti enggak pernah mikirin gimana caranya makan buat besok."

Juan beranjak dari tempatnya berdiri. Meninggalkan sosok yang sedari tadi ia perhatikan. Pun setelah melepas rindu yang entah sejak kapan ia rasakan.

——— ••••• ———

Juanda Aditya, laki-laki 18 tahun yang tengah memerankan peran sebagai anak sulung. Bukan, ini bukan sebuah film layar lebar ataupun film-film lainnya yang akan ditayangkan di televisi. Ini adalah kisah nyata, kisah si sulung yang tidak mendapatkan peran asli di kehidupan nya.

Dulu, Juan pikir ia memang sudah ditakdirkan sebagai anak sulung. Anak pertama dari 3 bersaudara. Tapi nyatanya, semesta mengungkap satu rahasia yang selama ini orang tua nya tutupi.

Saat itu, ketika ia berumur 16 tahun, tepat 2 tahun yang lalu, ia menemukan satu fakta yang tak pernah ia duga sebelumnya. Map biru yang selalu disimpan di lemari paling tinggi berhasil mencuri atensi nya semenjak ia memasuki kamar orang tua nya tanpa sengaja. Siapa sangka, map yang ia duga hanya berisi surat-surat penting saja, ternyata juga menyimpan surat yang membuat jantung Juan berpacu dua kali lebih cepat.

Akta kelahiran.

Ya .. hanya akta kelahiran saja, tapi bukan itu yang menjadi titik fokus Juan. Melainkan nama didalam akta kelahiran tersebut.

Kutipan Akta Kelahiran

Berdasarkan Akta Kelahiran Nomor 3206 - AL - 103070004

menurut stbld

bahwa di BANDUNG pada tanggal LIMA BELAS APRIL tahun DUA RIBU EMPAT telah lahir :

HARIS ADITYA

Anak ke SATU, LAKI-LAKI DARI AYAH GILANG SANJAYA DAN IBU DELIA FATMAWATI

Saat membaca akta kelahiran itu, perasaan Juan benar-benar hancur saat itu juga. Ia merasa telah di bohongi selama 18 tahun. Ternyata .. ia bukan anak pertama, ia bukan anak sulung dan ia .. bukan kakak pertama bagi adik-adik nya. Tanggal lahir, bulan lahir, dan bahkan tempat lahir nya sama dengan dirinya. Yang berarti, nama yang ada didalam akta tersebut adalah saudara kembar nya. Anak yang seharusnya mengambil peran sulung dikeluarga ini.

Ia .. punya tempat dimana pendapat nya akan di dengar, suaranya tidak diabaikan, dan ia, mempunyai tameng untuk berlindung dari kejam nya dunia.

Akan tetapi, semua itu hanya ada di balik kata andai. Karena yang sebenarnya terjadi, saudara kembar yang ia yakini akan menjadi penolong nya, justru malah sebaliknya. Dan luka yang ia terima, menjadi lebih menyakitkan ketika tempat yang akan ia tuju, justru mempunyai semesta nya sendiri. Sedangkan ia disini, bersama semesta yang selalu menyakiti nya, tanpa henti.

Dan pada hari itu, Jakarta yang selalu ingin ia kunjungi, rasa rindu yang awalnya tidak ia ketahui untuk siapa, telah mempunyai jawaban nya. Karena disana, di Jakarta, ada rahasia juga luka yang akan menyakiti nya lebih dalam lagi.

Tertanda,

Juanda Aditya

——— ••••• ———

See u next week :)

29 Januari 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jakarta, Rahasia, dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang